tag:blogger.com,1999:blog-7433401294458439372024-03-12T17:00:23.319-07:00DUNIA PESANTRENSajian Paling Lengkap Seputar : Pondok Pesantren, Asma Husna, Ulama, Biografi Para Ulama Indonesia, Karomah Kyai, Kisah Aneh Kyai, Ijazah Kyai, Doa, Amalan, Lakon, Puasa, Ponpes Langitan, Ponpes Tebuireng, Ponpes Gontor, Ponpes Al Khoirot, Ponpes al Quran, Ponpes Salaf, Ponpes Salafiah, Ponpes Sarang, Ponpes Modern, Islam, Muslim, Makkah, Haji, Umroh, Rosul, Nabi Muhammad Swt, Masjid, MalaikatUnknownnoreply@blogger.comBlogger185125tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-91212356657135805132013-01-26T09:04:00.000-08:002015-06-10T19:37:15.108-07:00Masjid Agung Semarang Jawa Tengah<u><span style="color: red;"><b>MASJID AGUNG SEMARANG JAWA TENGAH</b></span></u> - <b>Masjid Besar Kauman Semarang adalah sebuah masjid yang berada di Semarang. Dahulu masjid ini bernama <span style="color: blue;">Masjid Agung Semarang</span><u> </u>sesuai dengan nama yang tertulis di gerbang Masjid dan tertulis di fasad depan masjid. Tulisan dengan aksara arab cukup besar, namun masyarakat lebih mengenal masjid ini dengan sebutan Masjid Besar Kauman Semarang</b>. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2013/01/masjid-agung-semarang-jawa-tengah.html" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Masjid Agung Semarang Jawa Tengah" border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3CxEdm96iqkVtE_JLOcc6EQaLE4u1NZFwX0Q0sZFBEvZ69nCABCQGzK5bh9KhwbhaAhTt6gDlleIRMZuJgGr97juDxq8qBykxEUS2zCh9Z5HxNqG-ib_EjLHxXBHheaeYb4O7U_GAN0I/s320/Masjid+Agung+Semarang+Jawa+Tengah.jpg" title="" width="320" /></a></div><b>Lokasi Masjid Besar Kauman Semarang</b><br />
Letak <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Jawa_Tengah" target="_blank">Masjid Agung Jawa Tengah</a> tadinya berdiri megah di depan alun alun kota Semarang. Namun kemudian sejak tahun 1938 alun alun tersebut beralih fungsi menjadi kawasan komersil yaitu dengan adanya Pasar Johar , Pasar Yaik, gedung BPD dan Hotel Metro yang kemudian menjadi area Kawasan Perdagangan Johar. <br />
<br />
<u><span style="color: blue;"><i>Masjid Besar Kauman Semarang</i></span></u> kini terjepit di antara bangunan bangunan tinggi yang mengepungnya. Masjid Kauman ini beralamat di Jl. Alun-alun Barat Nomor 71 Semarang. Sekarang <i>Masjid Kauman</i> atau <i>Masjid Besar Semarang</i> letaknya tidak lagi berada dalam wilayah Kampung (Kelurahan) Kauman, tetapi masuk dalam wilayah Kelurahan Bangunharjo Semarang Tengah. <br />
<br />
<b>Sejarah Masjid Besar Kauman Semarang</b><br />
Menurut inskripsi berbahasa dan berhuruf jawa yang terpatri di batu marmer tembok bagian dalam gerbang masuk ke Masjid Besar Kauman Semarang, masjid ini dibangun pada tahun 1170 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1749M. lengkapnya inskripsi tersebut berbunyi seperti berikut : <br />
<br />
<center><i>“Pemut kala penjenengane Kanjeng Tuwan Nikolas Harting hedelir gopennar serta sarta Direktur hing tanah Jawi gennipun kangjeng Kyahi Dipati Suradimanggala hayasa sahega dadosse masjid puniki kala Hijrat 1170”</i></center><br />
Dalam bahasa Indonesia nya : <br />
<br />
<center><i>“Tanda peringatan ketika kanjeng Tuan Nicoolass Hartingh, Gubernur serta Direktur tanah Jawa pada saat Kanjeng Kyai Adipati Suramanggala membangun hingga jadinya masjid ini pada tahun 1170 Hijrah”</i></center><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieZcSj5gMNoet61vYImrQ6CqibVzF9yp8-4X0_adA3qnYKjHOMDRJe97tMHw2Xxh-PqhXgcVV_WIin2drksx6OAvpmet81HESgG8Pahg6tqaAKRnlZkF1e92r2UfT9EqHOgOUrZD3cewQ/s1600/Masjid+Agung+Semarang.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Masjid Agung Semarang" border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieZcSj5gMNoet61vYImrQ6CqibVzF9yp8-4X0_adA3qnYKjHOMDRJe97tMHw2Xxh-PqhXgcVV_WIin2drksx6OAvpmet81HESgG8Pahg6tqaAKRnlZkF1e92r2UfT9EqHOgOUrZD3cewQ/s320/Masjid+Agung+Semarang.jpg" title="" width="320" /></a></div><b>Tuan Nicoolass Hartingh</b> sendiri seperti yang disebutkan dalam inskripsi tersebut adalah tokoh utama penggerak lahirnya perjanjian Giyanti pada tahun 1755 yang memecah wilayah Kesultanan Mataram atau dikenal dengan Palihan Nagari menjadi wilayah kesultanan Ngayokyakarta Hadiningrat berpusat di Yokyakarta dan Kasunanan Surakarta. Atas upayanya Nicoolas Hartingh kemudian dihadiahi rumah dinas oleh pemerintah penjajahan Belanda (VOC) di daerah tugu muda dengan nama De Vredestein atau Wisma Perdamaian. <br />
<br />
<b>Masjid Besar Kauman Semarang</b> ini yang kini masih berdiri kokoh adalah bangunan yang di dirkan oleh Adipati Suradimanggala (Kiai Terboyo) menggantikan masjid lama yang rusak parah akibat kebakaran selama geger pecinan di Semarang tahun 1741. Lokasi masjid lama ini berada di sebelah timur alun alun di seberang barat kali Semarang. <br />
<br />
Masjid tua ini pernah dipugar pada masa penjajahan, pada tahun 1889 sampai 1904 di karenakan pernah terjadi kebakaran pada masjid tersebut. Pada waktu pemugaran <b><i>Masjid Kauman Semarang</i></b> ditangani seorang arsitek Belanda bernama Gakampiyan.<br />
<br />
Demikian <a href="http://5antri.blogspot.com/" target="">MASJID AGUNG SEMARANG JAWA TENGAH</a> semoga bisa memberi kita tambah wawasan <b>tentang masji di indonesia</b> dan manfaat gabi kita semua..... Amin Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-35290931422113651102015-05-25T09:19:00.000-07:002015-05-25T09:42:50.293-07:00Tongkat Kiai Kholil dan Sumber Mata Air<b>K.H MUHAMMAD KHOLIL (MBAH KHOLIL) BANGKALAN . MADURA Narasumber : KH. Imam Bukhori ( Pimpinan Pondok Pesantren Ibnu Kholil ), Bangkalan (Dari buku Biografi K.H Muhammad Kholil)</b> <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/tongkat-kiai-kholil-dan-sumber-mata-air.html" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Tongkat Kiai Kholil dan Sumber Mata Air" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVjpEI4jbQSIqx6sFZpkfo5SQxHMAp0Rq9Z9_YKOegrCiElvqF8qHcFGJ_Kf7LttcMDzWYOqlIVDiT6TI4mja5rTaX2Ob_uzg7JcjmSHbgBlv_yvUfcJDmJ4aP7MDl2Z0mDNhk35YK0PM/s1600/pendekar-tongkat-emas-the-golden-cane-warrior-1.jpg" /></a></div><br />
<b>Tongkat Kiai Kholil dan Sumber Mata Air</b><br />
Pada suatu hari. Kiai Kholil berjalan kearah selatan Bangkalan. Beberapa santri menyertainya. Setelah berjalan cukup jauh, tepatnya sampai di desa Langgundi, tiba-tiba Kiai Kholil menghentikan perjalanannya. Setelah melihat tanah di hadapannya, dengan serta merta Kiai Kholil menancapkan tongkatnya ke tanah. <br />
<br />
Dari arah lubang bekas tancapan Kiai Kholil, memancar sumber air yang sangat jernih. Semakin lama semakin besar, sumber air tersebut akhirnya menjadi kolam yang bisa dipakai untuk minum dan mandi. Lebih dari itu, sumber mata airnya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Kolam yang bersejarah itu, sampai sekarang masih ada. <br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/dKc1V7">Kiai Kholil Bangkalan Madura Masuk Penjara</a><br />
<br />
<b>Howang-Howing Jadi Kaya</b><br />
Suatu hari, seorang Tionghoa bernama Koh Bun Fat sowan ke Kiai Kholil. Dia bermaksud untuk meminta pertolongan kepada Kiai Kholil agar bisa terkabul hajatnya. <br />
<br />
“Kiai, saya minta didoakan agar cepat kaya. Saya sudah bosan hidup miskin”, kata Koh Bun Fat dengan penuh harap. Melihat permintaan Koh Bun Fat itu, kiai lantas memberi isyarat menyuruh mendekat. Setelah Koh Bun Fat dihadapan Kiai Kholil, tiba-tiba Kiai Kholil menarik tangan Koh Bun Fat dan memegangnya erat-erat seraya berucap : <br />
<br />
“Saafu lisanatan. Howang-howang, hoing-hoing, Pak Wang, Howang Noang tur cetur, salang kacetur, sugih….. sugih….. sugih…..”, suara Kiai Kholil dalam bahasa yang tidak dimengerti. <br />
<br />
Setelah mendapat doa dari Kiai Kholil itu, Koh Bun Fat benar-benar berubah kehidupannya, dari orang miskin menjadi kaya.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/stLK8h" target="_blank">Kata Kata Bijak dan Puisi Buya Hamka</a> dan <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/01/indahnya-masjid-dian-al-mahri.html">Masjid Kubah Emas Depok</a>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-88843828173478571722015-05-25T09:17:00.000-07:002015-05-25T09:31:50.823-07:00KH. Amin Sepuh, Kiai Sakti dari Babakan Ciwaringin<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/kh-amin-sepuh-kiai-sakti-dari-babakan.html"><b>KH. Amin Sepuh, Kiai Sakti dari Babakan</b></a> <span style="color: #cc0000;"><b>Ciwaringin - Kiai Amin, Kiai Kelana</b></span><br />
<b>Kiai Amin bin Irsyad</b>, atau yang lebih dikenal dengan sebutan <b>Kiai Amin Sepuh</b>, lahir pada hari Jum’at, tanggal 24 Dzulhijjah 1300 H, bertepatan dengan tahun 1879 M, di Mijahan Plumbon, Cirebon, Jawa Barat. Beliau adalah termasuk ahlul bait, dari silsilah Syech Syarif Hidayatullah.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/kh-amin-sepuh-kiai-sakti-dari-babakan.html" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="KH Amin Sepuh" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE82kwZnYmy0lxD_UVl6roVWLm9c1_NZLrlOQ0ToppLRpGbQV8m2pU7kCqhzPO9itI75K5z7m1iLA4HKerjsSXGAoOMi1D_RNy8hyphenhyphenKEo-iOlsnwUzCS78FWvjoRizROaw9VbomNDaCWGI/s200/ulama.jpg" /></a></div><span style="color: blue;"><u><b>Kiai Amin</b></u></span> adalah sosok santri kelana tulen. Kiai Amin semasa kecil belajar ilmu agama kepada ayahnya, yaitu Kiai Irsyad (wafat di Makkah). Kemudian, setelah dirasa cukup menguasai dasar-dasar ilmu agama dan ilmu kanuragan dari sang ayah, beliau dipindahkan ke pesantren Sukasari, Plered, Cirebon di bawah asuhan Kiai Nasuha. Setelah itu beliau pindah ke sebuah pesantren di daerah Jatisari di bawah bimbingan Kiai Hasan.Dan beliau pun terus berkelana ke berbagai tempat untuk menuntut ilmu dari para ulama yang mumpuni.<br />
<br />
Beliau juga sempat belajar di <b>Pesantren Kaliwungu Kendal</b> (kakak angkatan KH. Ru’yat), setelah itu ke <b>pesantren Mangkang Semarang</b>. Setelah itu beliau pindah ke sebuah pesantren di daerah Tegal, di bawah asuhan Kiai Ubaidah.Kemudian beliau pindah ke Pesantren Bangkalan Madura, tepatnya beliau belajar kepada Syaikh KH.Cholil.Ketika berada di Bangkalan beliau di bawah bimbingan <span style="color: blue;">Kiai Hasyim Asy’ari</span>, yang mana pada waktu itu <i><b>KH.Hasyim Asy’ari</b></i> masih tahassus kepada <a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/pondok-pesantren-kyai-kholil-bangkalan.html">KH.Kholil Bangkalan Madura</a>. Kemudian setelah kepulangan <i><b>KH.Hasyim Asy’ari ke Pesantren</b></i> Tebu Ireng Jombang, KH.Amin Sepuh pun bertahassus kepada beliau.<br />
<br />
Belum kenyang belajar di Pesantren Tebu Ireng, beliau bertolak ke tanah Arab untuk memperdalam ilmu.Salah satu guru beliau di Makkah adalah Kiai Mahfudz Termas, seorang ulama ternama di Makkah asal Pacitan Jawa Timur.Sebagai seorang santri yang sudah cukup matang, beliau pun mendapat tugas untuk mengajar para santri mukim, yaitu prlajar Indonesia yang tinggal di Makkah.<br />
<br />
<b>Kepengasuhan Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin, Babakan Ciwaringin</b><br />
<br />
Berdasar amanah dari sang ayah, yaitu Kiai Irsyad (cucu Ki Jatira, pendiri Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon), Kiai Amin diamanatkan untuk menimba ilmu kepada Kiai Ismail bin Nawawi di Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.<br />
<br />
Ketika mesantren di Babakan Ciwaringin, beliau dikenal dengan sebutan Santri Pinter, karena beliau pandai mengaji.Setelah beliau menyelasaikan tahassus, kemudian beliau dinikahkan dengan keponakan Kiai Ismail.<br />
<br />
Sehingga sepeninggal Kiai Ismail, pada tahun 1916, pengasuh Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin (Cikal bakal <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/01/pondok-pesantren-al-azhar.html">Pondok Pesantren</a> Raudlotut Tholibin) diteruskan oleh muridnya, yaitu Kiai Muhammad Amin bin Irsyad, yang lebih dikenal dengan dengan Kiai Amin Sepuh. Gelar itu disematkan kepada beliau, dikarenakan keilmuan dan asal muasal beliau yang sama dengan pendiri Pesantren Babakan, yaitu Kiai Jatira dari Mijahan.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/pondok-pesantren-islam-al-mukmin-ngruki.html">Pondok Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki</a><br />
<br />
Dengan bermodal ilmu pengetahuan yang telah ia peroleh, serta upaya untuk mengikuti perkembangan Islam yang terjadi di Timur Tengah, Kiai Amin Sepuh memegang tampuk pimpinan Pesantren Babakan Ciwaringin, peninggalan nenek moyangnya dengan penuh kesungguhan.<br />
<br />
Kiai muda yang masih energik ini, selain mengajar berbagai khazanah kitab kuning, beliau juga memperkaya pengetahuan para santrinya dengan ilmu keislaman modern, tentu dengan tetap mempriotrotaskan kajian ilmu ubudiyah dalam kehidupan sehari-hari.<br />
<br />
<b>Perkembangan Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin</b><br />
<br />
Pada masa penjajahan, para santri kelana inilah yang menjadi mediator antar pesantren untuk melawan penjajah.Sementara pesantren di manapun berada, pesantren selalu menjadi basis perlawanan yang menakutkan bagi penjajah. Para santri kelana ini menyebarkan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain, dan tak jarang pula mereka yang menjadi garda depan dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah.<br />
<br />
Paska revolusi kemerdekaan, beliau terus mengembangkan <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/10-pesantren-terbaik-di-indonesia.html">Pesantren</a> dengan berbagai aral melintang.Bahkan situasi dahsyat yang pernah dialami adalah ketika Agresi Militer Belanda ke dua, tepatnya pada tahun 1952, Pondok Pesantren Babakan diserang Belanda. Dikarenakan KH. Amin Sepuh sebagai sesepuh Cirebon, merupakan pejuang yang menantang penjajah.Pada saat itu pondok dikepung dan dibakar.Sehingga membuat para santri pulang, sedang para pengasuh beserta keluarga mengungsi.<br />
<br />
Baru dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1954, Kiai Sanusi, salah satu murid KH. Amin Sepuh, merupakan orang yang pertama kali kembali dari pengungsiannya. Sisa-sisa kitab suci berantakan, dan banyak kiatab karya <b>KH.Amin Sepuh</b> yang habis terbakar.Bangunan telah hancur, tnggal puing-puing, dan menjadi tampak angker.Namun secara bertahap lingkungan pondok mulai dibersihkan.<br />
<br />
Kemudian pada tahun 1955,setelah situasi sudah mulai kondusif, <u><span style="color: blue;">KH.Amin Sepuh</span></u> akhirnya kembali ke Babakan, kemudian diikuti oleh para santri berdatangan dari berbagai pelosok.Semakin hari, santri terus bertambah banyak, dan Pondok Raudhotut Tholibin pun akhirnya tidak dapat menampung para santri, sehingga para santri dititipkan di rumah para ustadz, seperti halnya KH. Hanan dan KH.Sanusi.<br />
<br />
Pada perkembangannya, anak cucu beliau turut mendirikan dan mengembangkan <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/05/pondok-pesantren-lirboyo.html">Pondok Pesantren</a>.Sehingga Pondok yang awalnya hanya satu, yaitu Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin, sekarang telah menjadi banyak.Dan tercacat pada tahun 2012, telah terdapat sekitar 40 Pondok di lingkungan Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.<br />
<br />
<b>Kiai Amin dan Peristiwa 10 November 1945</b><br />
<br />
Diceritakan dalam sebuah majelis, bahwasanya almarhum KH. Abdul Mujib Ridlwan, Putra KH. Ridlwan Abdullah Pencipta lambang NU, mengajukan sebuah pertanyaan, “Kenapa perlawanan rakyat Surabaya itu terjadi 10 November 1945, kenapa tidak sehari atau dua hari sebelumnya, padahal pada saat itu tentara dan rakyat sudah siap?”<br />
<br />
Melihat tak satupun hadirin yang dapat menjawab, akhirnya pertanyaan itu dijawab sendiri oleh Kiai Mujib, “Jawabannya adalah saat itu belum diizinkan Hadratus Syaikh KH.Hasyim Asy’ari untuk memulai pertempuran, mengapa tidak diizinkan? Ternyata Kiai Hasyim Asy’ari menunggu kekasih Allah dari Cirebon yang akan datang menjaga langit Surabaya, beliau adalah KH. Abbas Abdul Jamil dari Pesantren Buntet Cirebon dan KH.Amin Sepuh dari Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.”<br />
<br />
KH.Amin Sepuh adalah seorang ulama legendaries dari Cirebon.Selain dikenal sebagai ulama, beliau juga pendekar yang menguasai berbagai ilmu bela diri dan kanuragan.Beliau juga seorang pakar kitab kuning sekaligus jagoan perang.<br />
<br />
Sehingga saat mendengar Inggris akan mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945 dengan misi mengembalikan Indonesia kepada Belanda, maka KH.Amin menggelar rapat bersama para Kiyai di wilayahnya.Menurut penuturan Kiai Fathoni, pertemuan itu dilakukan di daerah Mijahan, Plumbon, Cirebon.Bersama dengan Kiai Amin, Kiai Fathoni menjadi saksi pertemuan yang melibatkan KH. Abbas Abdul Jamil Pesantren Buntet, KH. Anshory (Plered), dan ulama lain. “Namun, saat itu saya masih kecil”, tutur pria yang dipercaya sebagai penerus pengasuhan Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon tersebut.<br />
<br />
Pertemuan itu ditindaklanjuti dengan pengiriman anggota laskar ke Surabaya untuk menghadang 6000 pasukan Brigade 49, Divisi 23 yang dipimpin Brigadir Jenderal AWS Mallaby. Tidak ketinggalan, KH.Amin juga ikut berangkat ke Surabaya serta turut mengusahakan pendanaan untuk biaya keberangkatan.Kyai Fathoni mengatakan bahwa untuk pendanaan, beliau menyerahkan 100 gram emas yang terdiri dari kalung, gelang, dan cincin.<br />
<br />
Kepahlawanan KH Amin dalam peristiwa 10 November memang cukup legendaris sampai sekarang.Bahkan saat itu ada stasiun radio yang menyiarkan bahwa KH.Amin adalah seorang yang tidak mempan senjata maupun peluru saat bertempur di Surabaya.Bahkan, dia juga dikabarkan tidak mati, meski dilempari bom sebanyak 8 kali.Siaran inilah yang membuat kepulangan KH.Amin ke Cirebon disambut oleh 3000-an orang untuk meminta ijazah kekebalan darinya.Kondisi ini tentu saja membuatnya marah.Sampai-sampai beliau mengatakan bahwa beliau tidak mati karena bomnya meleset, kenang Fathoni saat ayahnya datang dari Surabaya<br />
<br />
<b>Estafet Kepengasuhan</b><br />
<br />
Pada masa pengasuhan KH. Amin Sepuh, Pondok Raudlotut Tholibin, Babakan mencapai kemasyhuran dan masa keemasan serta banyak andil dalam mencetak tokoh-tokoh agama yang handal. Hampir semua Kiai Sepuh di wilayah 3 Cirebon adalah muridnya, dan sebagian juga tersebar di berbagai belahan nusantara.Seperti Kang Ayip Muh (Kota Cirebon), KH. Syakur Yasin, KH. Abdullah Abbas (Buntet), KH. Syukron Makmun, KH. Hannan, KH. Sanusi, KH. Machsuni (Kwitang), KH. Hasanuddin (Makassar). Di Babakan sendiri, murid-murid beliau banyak yang mendirikan pesantren, seperti halnya KH. Muhtar, KH. Syaerozi, KH. Amin Halim, KH. Muhlas dan KH. Syarif Hud Yahya.Dan pada saat ini, ribuan alumni telah tersebar di seluruh penjuru tanah air, dengan bermacam profesi dan jabatan di masyarakat maupun lembaga pemerintahan, baik sipil maupun militer.<br />
<br />
Artefak pesantren Babakan Ciwaringin (Raudlotut Tholibin) sendiri masih eksis. Sejak KH. Amin sepuh wafat pada tahun 1972, disusul KH.Sanusi yang wafat pada tahun 1974 M, kepengurusan dilanjutkan oleh KH.Fathoni Amin sampai tahun 1986 M.<br />
<br />
Setelah KH. Fathoni wafat, kepengurusan pesantren dilanjutkan oleh KH.Fuad Amin (wafat tahun 1997) beserta KH. Bisri Amin (wafat tahun 2000 M). kemudian diteruskan oleh KH. Abdullah Amin (wafat tahun 2008) beserta KH. Drs. Zuhri Afif Amin (wafat pada tahun 2010 M). Setelah KH. Drs. Zuhri Afif Amin wafat, kepengurusan dilanjutkan oleh cucu-cucu KH. Amin Sepuh, paraulama serta masyarakat yang berkompeten untuk kemajuan pesantren.<br />
<br />
<b>Kepulangan KH. Amin Sepuh</b><br />
<br />
KH. Amin Sepuh bepulang ke rahmatullah pada hari Selasa, tanggal 16 Rabi’ul Akhir 1392 H,bertepatan dengan tanggal 20 Mei 1972 M. Bangsa ini kembali kehilangan sosok pahlawan tanpa tanda jasa, yang begiru gigih mempertahankan keutuhan bangsa Isdonesia. Semoga Allah menerima segala amal beliau dan menempatkannya di tempat yang mulia, amin.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/FBqhXs" target="_blank">SUPRANATURAL</a> dan <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/masjid-ajaib-jin-di-turen-malang.html">Masjid Tiban Malang Jawa Timur</a>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-27414324290501063072015-05-24T21:46:00.000-07:002015-05-25T09:18:56.457-07:00Pondok Pesantren Kyai Kholil Bangkalan Madura<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/pondok-pesantren-kyai-kholil-bangkalan.html" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pondok Pesantren Kyai Kholil Bangkalan Madura" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfmFGnVe0MgITxjDB4KhvtkaL6SiBWt5-ODKZNUIIveRr7xXCISQWXE7_JnGqWLXPDXc04BwljdjfEt5Hj_o7A8RHme5frVcX_APLpXQAl9fob84EVSaVG8k-DcMlvHGuCm_IVyytj2AQ/s400/92_big.jpg" title="" /></a></div><br />
<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/pondok-pesantren-kyai-kholil-bangkalan.html"><b>PONDOK PESNTREN KYAI KHOLIL BANGKALAN MADURA</b></a><br />
Sejarah dan profil lengkap Pondok Pesantren Kyai Syaikhona Mohammad Kholil Bangkalan Madura Jawa Timur Indonesia yang didirikan oleh Kyai Haji (KH) Kholil (Khalil) Bangkalan yang lebih dikenal dengan sebutan Syaikhona (Syaichona) Mohammad Kholil Bangkalan. Pondok Pesantren (Ponpes) di dirikan pada 1861 Masehi. <b>Kyai Kholil bangkalan madura</b> sangat di segani oleh para kyai pada zaman nya dan sangat alim.<br />
<br />
<span style="color: blue;"><b>SEJARAH AWAL PENDIRIAN PESANTREN</b></span><br />
<b>Syaikhona (Syaichona) Kholil</b> atau <a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/kiai-kholil-bangkalan-madura-masuk-penjara.html"><i>Kyai Kholil Bangkalan Madura</i></a> mendirikan sebuah pesantren di daerah Cengkubuan, Bangkalan. Setelah putrinya, Siti Khatimah, dinikahkan dengan keponakannya sendiri, yaitu Kiai Muntaha (Muhammad Thaha); pesantren di desa Cengkubuan itu kemudian diserahkan kepada menantunya tersebut. Dan Kiai Khalil sendiri, pada tahun 1861 M., mendirikan pesantren lagi di daerah Kademangan, hampir di pusat kota; sekitar 200 meter sebelah Barat alun-alun kota Kabupaten Bangkalan. Letak pesantren yang baru itu, hanya selang 1 kilometer dari pesantren lama dan desa kelahirannya. Pesantren yang terakhir ini kemudian dikenal sebagai <b>Pesantren Syaikhona Kholil</b>. <br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/dKc1V7">Kiai Kholil Bangkalan Madura Masuk Penjara</a><br />
<br />
Dari <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/10-pesantren-terbaik-di-indonesia.html">pesantren</a> di Kademangan inilah KH. Khalil bertolak menyebarkan Islam di Madura sampai Jawa. Pada mulanya beliau membina agama Islam di sekitar Bangkalan. Baru setelah dirasa cukup baik, mulailah beliau merambah ke pelosok-pelosok yang jauh, hingga menjangkau seluruh Madura. <br />
<br />
<span style="color: blue;"><b>PENGASUH PESANTREN SYAIKHONA KHOLIL</b></span><br />
1. KH. Khalil<br />
2. KH. Abdul Fattah bin Nyai Aminah binti Nyai Mutmainnah binti Imron bin Khalil<br />
3. KH. Fakhrur Rozi bin Nyai Romlah binti Imron bin Khalil<br />
3. KH. Abdullah Sahal bin Romlah binti Imron bin Khalil<br />
4. KH. Fakhrillah Sahal bin Abdullah Sahal<br />
<br />
<span style="color: blue;"><b>SISTEM PENDIDIKAN</b></span><br />
<b>1. Formal</b><br />
a. MTs al-Ma’arif,<br />
b. SMA Ma’arif,<br />
c. Kesetaraan [A, B, dan C]<br />
e. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syaichona Moh. Cholil (STITS)<br />
<br />
<b>2. Non-Formal</b><br />
a. <i>Ma’hadiyah :</i> Badan Khusus (Bansus) al-Qur`an, Tahfizh al-Qur`an, Tahfizh Alfiyah, pengajian Kitab Kuning, dan Majlis Munazharah Ma’hadiyah<br />
b. <i>Madrasiyah :</i> Madrasah Diniyah Ibtida`iyah, Madrasah Diniyah Tsanawiyah, dan Madrasah Diniyah Aliyah (ATM). <br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/stLK8h" target="_blank">Kata Kata Bijak dan Puisi Buya Hamka</a><br />
<br />
<span style="color: blue;"><b>BIOGRAFI SYAICHONA KHOLIL</b></span><br />
KH. Muhammad Kholil dilahirkan pada 11 Jamadilakhir 1235 Hijrahatau 27 Januari 1820 Masihi di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur. Beliau berasal dari keluarga Ulama dan digembleng langasung oleh ayah Beliau menginjak dewasa beliau ta'lim diberbagai <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/pondok-pesantren-langitan.html">pondok pesantren</a>. Sekitar 1850-an, ketika usianya menjelang tiga puluh, Kiyai Muhammad Khalil belajar kepada Kiyai Muhammad Nur di Pondok-pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur. Dari Langitan beliau pindah ke Pondok-pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan. Kemudian beliau pindah ke Pondok- pesantren Keboncandi. <br />
<br />
Selama belajar di PONDOK PESANTREN ini beliau belajar pula kepada Kiyai Nur Hasan yang menetap di Sidogiri, 7 kilometer dari Keboncandi. Kiyai Nur Hasan ini, sesungguhnya, masih mempunyai pertalian keluarga dengannya. Sewaktu menjadi Santri KH Muhammad Kholil telah menghafal beberapa matan, seperti Matan Alfiyah Ibnu Malik (Tata Bahasa Arab). disamping itu juga beliau juga seorang hafiz al- Quran. Beliu mampu membaca alqur'an dalam Qira'at Sab'ah (tujuh cara membaca al-Quran). <br />
<br />
Pada 1276 Hijrah/1859 Masehi, KH.Muhammad Khalil Belajar di Mekah. Di Mekah KH Muhammad Khalil al-Maduri belajar dengan Syeikh Nawawi al-Bantani(Guru Ulama Indonesia dari Banten). Di antara gurunya di Mekah ialah<br />
<ul><li>Syeikh Utsman bin Hasan ad- Dimyathi</li>
<li>Saiyid Ahmad bin Zaini Dahlan</li>
<li>Syeikh Mustafa bin Muhammad al-Afifi al-Makki</li>
<li>Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud asy-Syarwani i</li>
</ul>Beberapa sanad hadis yang musalsal diterima dari Syeikh Nawawi al-Bantani dan Abdul Ghani bin Subuh bin Ismail al-Bimawi (Bima, Sumbawa). Kh.Muhammad Kholil Sewaktu Belajar di Mekkah Seangkatan dengan <b>KH.Hasym Asy'ari</b>, <b>Kh.Wahab Hasbullah</b> dan <b>KH.Muhammad Dahlan</b> namum Ulama-ulama Dahulu punya kebiasaan Memanggil Guru sesama Rekannya Dan <b>Kh.Muhammad KHolil</b> yang Dituakan dan dimuliakan diantara mereka. <br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/O3dG9m" target="_blank">Karomah Kiyai Kholil Membetulkan Arah Kiblat</a><br />
<br />
Di antara sekian banyak murid Kh Muhammad Khalil al-Maduri yang cukup menonjol dalam sejarah perkembangan agama Islam dan bangsa Indonesia ialah<br />
<ul><li><b>Kh Hasyim Asy'ari</b> <i>(pendiri Pondok pesantren Tebuireng, Jombang, dan pengasas Nahdhatul Ulama / NU)</i></li>
<li><b>Kiyai Haji Abdul Wahhab Hasbullah</b> <i>(pendiri Pondok pesantren Tambakberas, Jombang)</i></li>
<li><b>Kiyai Haji Bisri Syansuri</b> <i>(pendiri Pondok pesantren Denanyar)</i></li>
<li><b>Kiyai Haji Ma'shum</b> <i>(pendiri Pondok pesantren Lasem, Rembang, adalah ayahanda Kiyai Haji Ali Ma'shum)</i></li>
<li><b>Kiyai Haji Bisri Mustofa</b> <i>(pendiri Pondok pesantren Rembang)</i></li>
<li><b>Dan Kiyai Haji As'ad Syamsul `Arifin</b> <i>(pengasuh Pondok pesantren Asembagus, Situbondo)</i> </li>
</ul><div style="text-align: center;"><span style="color: blue;"><b>KH. Muhammad Khalil al-Maduri, wafat dalam usia yang lanjut 106 tahun, pada 29 Ramadan 1341 Hijrah/14 Mei 1923 Masihi. </b></span></div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-454080696692068242015-05-25T08:55:00.001-07:002015-05-25T09:16:39.480-07:00Hakim Sita Ponpes Ali Masum Krapyak <a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/hakim-sita-ponpes-ali-masum-krapyak.html"><b>Hakim Sita Ponpes Ali Masum Krapyak </b></a><br />
<i>Seekor kerbau berkubang, semua kena lulutnya. Akibat seorang Anas Urbaningrum dinilai korupsi, Pondok Pesantren mertua Anas pun bakal disita.</i><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Hakim Sita Ponpes Ali Masum Krapyak" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh08LIE6CfuljYn2evh0_Hr6kF0LsJaKhhuQBvyyqtABoUDWrhMpQYuUTMLieetHrohuUJMiYTZ0llLF32QWUil8E-jnmnER0IA5P_7VoVw-A9mOxYP1YtRktyp-t8ej49_XkXUZRgrTSk/s400/pondok-pesantren-krapyak.jpg" title="" /></a></div><br />
<a href="http://goo.gl/I0PNFt"><b>PONDOK PESANTREN KRAPYAK</b></a> <span style="color: #cc0000;"><b>YOGYAKARTA</b></span><br />
Dalam amar putuannya, Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) memerintahkan perampasan tanah Pondok Ali Masum, Krapyak, Yogyakarta seluas 7.870 meter persegi karena dinilai bentuk tindak pidana pencucian uang yang dilakukan mantan <i><b>Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum</b></i>.<br />
<br />
"Mengenai tanah di Mantri jeron, pengelolaan dan pemanfaaatannya diserahkan ke <i><b>yayasan Ali Masum, Krapyak,</b></i> majelis hakim berpendapat jika dituangkan di amar putusan, di kemudian hari dikhawatirkan timbul permasalahan hukum perdata. Untuk harta tersebut dirampas negara," kata Ketua majelis hakim Haswandi dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/pondok-pesantren-islam-al-mukmin-ngruki.html">Pondok Pesantren Islam Al Mukmin Ngruki</a><br />
<br />
Dalam sidang tersebut, <i>hakim memvonis Anas dengan 8 tahun penjara dan denda Rp300 juta subsider 3 bulan kurungan ditambah kewajiban membayar uang pengganti sebesar Rp57,59 miliar dan 5,26 juta dolar AS subsider 3 bulan kurungan.</i><br />
<br />
Vonis tersebut berdasarkan pasal 11 jo pasal 18 UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 tahun 2001 pasal 64 ayat 1 KUHP mengenai penyelenggara negara yang menerima hadiah.<br />
<br />
Serta dakwaan kedua dari pasal 3 ayat 1 huruf c UU Nomor 15 Tahun 2002 sebagaimana diubah berdasarkan UU No 25 tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang tentang perbuatan menyamarkan harta kekayaan yang diperoleh dari perbuatan tindak pidana.<br />
<br />
"Untuk pengelolaan <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/10-pesantren-terbaik-di-indonesia.html">pesantren</a> dapat dilakukan perjanjian antara negara, instansi yang berwenang dengan pengelola yayasan tersebut," tambah Haswandi. Namun untuk tanah seluas 280 meter persegi di Desa Panggungharjo, Bantul yang dibeli seharga Rp.600 juta atas nama <b>Dina Zad</b>, kakak ipar Anas dan tanah seluas tanah seluas 350 meter persegi di desa Panggungharjo senilai Rp350 juta yang juga dibeli atas nama Dina Zad, meski penggunannya untuk mertua Anas, Atabik Ali, tidak dinilai sebagai harta yang berasal dari tindak pidana korupsi.<br />
<br />
"Mempertimbangkan profil keuangan Atabik Ali, Dina zad dan suaminya Khairul Fuad cukup untuk pembelian tanah apalagi tujuannya untuk meningkatkan sarana dan prasarana <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/pondok-pesantren-krapyak.html">Pondok Pesantren Krapyak</a>," kata anggota majelis hakim Prim Haryadi. Uang itu menurut hakim, dibeli dari sumber yang sah dan bukan hasil tindak pidana korupsi.<br />
<br />
"Apalagi tanah itu dibeli pada 2012, saat terdakwa sudah menjadi tersangka, kurang logis dari sisi hukum bila tanah itu dari hasil tindak pidana korupsi karena tanah itu ada jejaknya hukumnya," tambah hakim.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/FBqhXs" target="_blank">SUPRANATURAL</a> dan <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/masjid-ajaib-jin-di-turen-malang.html">Masjid Tiban Malang Jawa Timur</a>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-31769643073208957082013-02-23T12:58:00.006-08:002015-05-25T09:03:41.739-07:00Pondok Pesantren Krapyak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/pondok-pesantren-krapyak.html" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pondok Pesantren Krapyak" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPypG97igQYWMTkK0B1uPVypuSkjkp-Ghtx8U2CPwY3v1eYCpg6B-ObVXtAYnWp0NUEx__Zcw1hSj4GkbNqOm1u8W9CQfU5wL-JVtQAkuoiEiZOJ4OOdMpFdCVYrmMY6ZUNY8kboD3IVQ/s1600/m.+al+munawwir.jpg" /></a></div><br />
<a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/pondok-pesantren-krapyak.html"><b>Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak</b></a> merupakan lembaga pendidikan dan sosial keagamaan di bawah naungan Yayasan Ali Maksum Krapyak Yogyakarta. Didirikan pada tahun 1990, <u><span style="color: blue;">Yayasan Ali Maksum</span></u> adalah badan hukum pelanjut amal usaha almarhum <i><b>Kyai Haji Ali Maksum</b></i> dalam kiprah perjuangan selama hidup beliau.<br />
<br />
<span style="color: blue;"><b>Visi dan Misi</b></span><br />
Mentransformasikan budaya keislaman <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/05/pesantren-islam-al-irsyad-tengaran.html">pesantren</a> kedalam ummat dan masyarakat adalah visi dan misi utama <i><u>Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak</u></i>. Transformasi itu dijalankan dengan tetap berpegang pada keyakinan bahwa agama merupakan satu-satunya wasilah untuk mendapatkan ridla Allah bagi kebahagiaan dunia dan akhirat.<br />
<br />
Secara strategis hal ini dicapai dengan menyiapkan generasi yang alim wa mutafaqqih fiddin dan masyarakat santri yang religius, berwawasan luas dan senantiasa menjadi rahmatan lil'alamin bagi lingkungannya Tujuan <b>Maksud dan tujuan penyelenggaraan Pondok Pesantren Krapyak adalah untuk :</b><br />
<br />
1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat melalui pembinaan dan pengembangan <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/05/pondok-pesantren-daar-el-qolam.html" target="_blank">pondok pesantren</a>.<br />
<br />
2. Mendidik dan membina masyarakat untuk menjadi manusia yang bertaqwa dan berkepribadian, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu menunaikan tugas dan kewajibannya dalam beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.<br />
<br />
<b>Program kerja Pondok Pesantren secara umum adalah :</b><br />
<br />
1. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran serta merintis lembaga pendidikan baru yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.<br />
<br />
2. Meningkatkan pelayanan dan pengabdian pada masyarakat.<br />
<br />
3. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, dengan memberi peluang bagi masyarakat untuk ikut membangun dan berpartisipasi mengembangkan <a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/pondok-pesantren-al-khoirot.html">Pondok Pesantren</a> <a href="http://krapyak.org/" target="_blank">Krapyak</a> dengan penuh kekeluargaan dan kebersamaan.<br />
<br />
<b>Website :</b> <a href="http://krapyak.org/" style="color: blue;" target="_new"><b>Pondok Pesantren Krapyak</b></a><br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/uf2LnQ">Hakim Sita Ponpes Ali Masum Krapyak</a> dan <a href="http://goo.gl/drRWNs" target="_blank">Kehalalan Burung Yang Dipanah</a>Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-61934939774427980442015-05-24T10:30:00.000-07:002015-05-25T08:31:15.638-07:00KH. Ahmad Basyir (Mujiz Dala’il al-Khairat)<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/kh-ahmad-basyir-mujiz-dalail-al-khairat.html"><b>KH. Ahmad Basyir; Mujiz Dala’il al-Khairat</b></a> <i>- Beliau adalah ulama kharismatik dari Kudus, Jawa Tengah, yang juga dikenal sebagai guru dan mujiz (pemberi ijazah) Dalal’il al-Khairat. Beliau juga merupakan pengasuh dari Pondok Pesantren Darul Falah Jekulo, Kudus, Jawa Tengah.</i><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://goo.gl/bT09JI" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="KH Ahmad Basyir" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjacu2fadsgEak0EwqIsXYuGmAniy0ngy4fCRiu0SgW7IHMPReAg4Rw2F_fyxx2tDoSTPavy_nYhl0W2GT7DNjv9Lf11LnCO97c5qkLdLL-zPvkTtA9Hnx6e6zk7thb_zXBhxOMGmR7vZE/s1600/Mbh-Basyir-2.jpg" /></a></div><br />
<span style="color: #cc0000;"><b>KH. AHMAD BASYIR JEKULO KUDUS</b></span><br />
<u><span style="color: blue;"><b>Abdul Bashir</b></span></u> adalah nama kecilnya. Konon, nama itu di beri oleh seorang sayyid ketika ibu beliau sedang hamil tua. Ayah beliau bernama <b>Kiai Muhammad Mubin</b> atau <b>Mbah Kasno</b>, seorang penjahit dengan mesin icik tua. Sedangkan ibunya bernama Nyai Dasireh, seorang pedagang kecil. Beliau lahir pada tanggal 30 November 1924 M., sebagai putra kedua dari Kiai Mubin. Saudara-saudara beliau berjumlah delapan orang, namun tiga saudara lainnya telah meninggal saat masih bayi.<br />
<br />
Di umurnya yang masih lima tahun, Bashir kecil sudah mengerti akan salat dan wirid. Bahkan caranya sudah seperti orang dewasa. Sekitar dua sampai tiga tahun kemudian, ia masuk ke sekolah milik Belanda, <b>Veer Folexs Schooll</b>. Mungkin ada rahasia tersendiri mengapa Kiai Mubin yang notabenenya keluarga santri, menyekolahkan anaknya di situ.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/va3J7H">Mbah Yasin (Mbah Kandar) Bareng Jekulo Kudus</a><br />
<br />
Semua berjalan dengan lancar hingga beliau berhasil menjadi lulusan siswa terbaik di kelas lima. Sejak lama, sebenarnya para guru ingin menyekolahkan <b>Abdul Bashir</b> di sekolahan favorit, tempat sekolahnya para priyayi. Hingga suatu hari ada salah satu guru yang berkeinginan mengambil Bashir kecil untuk di sekolahkan favorit. Di tengah ketimpangan kedua orang tuanya tentang ekonomi dan kewajiban rohani, Bashir kecil berkata <b>“Aku kok kepingin ngaji, mondok neng Mbareng pak”</b> (Saya kok kepingin ngaji, nyanri di Mbareng pak). Akhirnya mereka sowan ke Mbah Yasin (Mbah Kandar), dan di jawab <b>“Kowe ora usah sekolah guru, mondok wae, besuk kowe dadi guru”</b> (Kamu tidak usah sekolah jadi guru, mondok saja, besok kamu akan jadi guru). Akhirnya beliau pun di antar ke Mbah Arwani Amin Kudus, guru thariqah Kiai Mubin, setelah sebelumnya melaksanakan khitan.<br />
<br />
Sebelum beliau menetap di <b>Pondok Pesantren Mbareng</b> 1923 (sekarang <span style="color: blue;">PP. Al-Qaumaniyah</span>), sekitar tahun 1940, beliau juga berkesempatan untuk nyantri di PP. Kenepan Langgar Dalem Kudus. Berguru pada KH. Ma’mun Ahmad, khatam al-Qur’an pada KH. Arwani Amin serta masyayikh di sekitar Kudus seperti KH. Irysad dan KH. Khandiq, kakak dari KH. Turaichan Adjhuri Kudus.<br />
<br />
Beliau pun akhirnya menetap di Mbareng dan khidmah di sana. Beliau adalah murid kesayangan <span style="color: blue;">Mbah Yasin</span>, bahkan beliau pernah diajak untuk puasa ngebleng (tidak buka) bersama selama tiga hari berturut-turut. Berbagai wirid dan riadlah beliau jalani, hingga Mbah Yasin mengutus beliau untuk menjadi lurah pondok. Beliau juga pernah bergabung dengan <b>GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia)</b> dan <b>BPRI (Badan Perjuangan Republik Indonesia)</b>, sekitar tahun 1944-1945 M.<br />
<br />
<b>Menggantikan Kiai</b><br />
<br />
Setelah dirasa cukup lama, dan karena para santri semakin banyak, akhirnya Basyir muda di utus untuk mengajar santri-santri junior oleh Mbah Yasin. Sepeninggal <a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/mbah-yasin-mbah-kandar-bareng-jekulo.html">Mbah Yasin</a>, bertambahlah jadwal mengajar beliau. Di bantu oleh Kiai Muhammad (putra Mbah Yasin) dan Kiai Hanafi (menantu Mbah Yasin), mereka meneruskan perjuangan Mbah Yasin.<br />
<br />
<b>Menikah dan Membangun Pondok</b><br />
<br />
Beliau akhirnya menikah dengan putri H. Abdul Ghoni, Sholehah, yang umurnya masih sangat muda. Sejak saat itu beliau tidak menginap di pondok, tapi pulang ke rumah. Hingga dua tahun kemudian beliau membuat rumah sendiri di Jekulo, Kauman.<br />
<br />
Di penghujung tahun 60-an ada seseorang yang namanya sama dengan beliau mewakafkan tanah berikut rumah sokowulu miliknya untuk dijadikan <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/pondok-pesantren-al-falah.html">pondok</a>. Letaknya persis tepat di sebelah utara masjid Kauman. Pondok ini kemudian dinamai dengan Darul Falah setelah sebelumnya hanya berinisial dengan sebutan “Pondok D”. Setelah sekian lama berjalan, sekitar tahun 1992 M., akhirnya beliau membangun asrama putri. Santri putri di tahun pertama mencapai 5 orang, tahun kedua 9 orang, hingga sekarang pondok ini telah menampung lebih dari 600 santri perempuan.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/q3OROu">10 Pesantren Terbaik di Indonesia</a> dan <a href="http://goo.gl/gFwsW4" target="_blank">Doa Cepat Dapat Jodoh</a><br />
<br />
<u><span style="color: blue;">Mbah Basyir</span></u> baru di karuniai anak setelah dua tahun menikah. Akhirnya, saat beliau dan Nyai Sholehah menetap di Hadiwarno, Nyai Sholehah melahirkan anak pertamanya, Dewi Umniyah, disusul ketujuh adik-adiknya; Inaroh, Amti’ah, Ahmad Badawi, Arikhah, Muhammad Jazuli, Muhammad Asyiq (almarhum), Nur Zakiyah Mabruroh, dan Muhammad Alamul Yaqin.<br />
<br />
<b>Sekilas Tentang Beliau</b><br />
<br />
Beliau adalah kiai yang sangat patuh dan taat pada kiai, senang tirakat dan riadlah. Ziarah adalah hobinya sejak masih muda. Sangat ‘alim dan ahli dzikir, begitulah beliau dikenal. Dengan senyuman yang khas dan keramahan, beliau selalu menerima santri dan tamu yang mengantre, ingin mendapatkan ijazah.<br />
<br />
Dalam pendidikan, beliau mengajarkan putra-putranya lebih keras dibanding para santri. Keseharian beliau adalah mengajar santri, menemui tamu, bercengkrama dengan keluarga dan muthola’ah kitab. Selepas Subuh, beliau selalu menyempatkan dirinya untuk sowan ke pesarehan <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/sejarah-al-maghfurlah-mbah-yasin.html">Mbah Yasin</a>, guru yang telah memberinya <span style="color: blue;"><span style="font-size: large;">ijazah Dala’il al-Khairat</span></span>.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Ulama Kharismatik Kudus KH Ahmad Basyir Wafat" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6FrfLbbHVMNW01yjyIMBjVh9I43djy_3ECLLXuuIZWNPtwTAscQmjjtgwXLQFjfAlEOUuewyhI1NsA6DBRWGkUArl7sgX2Hfm72jx97zv0EKy85wrW3xnWm0GCKAQ6N4NZIa8mBEjp-Y/s1600/Mbh-Basyir-1.jpg" /></a></div><br />
<b>Ulama Kharismatik Kudus KH Ahmad Basyir Wafat</b><br />
<br />
Selasa, 18 Maret 2014 M./16 Jumadil Ula 1435 H., pukul 00:15 dini hari, di usianya yang ke 90, Mbah Basyir menghembuskan nafas terakhirnya. Bersamaan dengan lebih dari 10.000 pelayat yang mengiringinya, al-Fatihah.....Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-5912432745579570492015-05-24T10:30:00.001-07:002015-05-25T07:59:38.847-07:00Pembela Madzhab yang Kritis atas Pemikiran Barat<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/pembela-madzhab-yang-kritis-atas.html"><b>Pembela Madzhab yang Kritis atas Pemikiran Barat</b></a> - <i>ulasan ini merupakan hasil wawancara dengan KH. Muhammad Ridlwan, Lc. MA, salah satu murid Syaikh Prof. Dr. Muhammad Sa’id Bin Mula Ramadhan al-Buthi yang kini sedang menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Al-Hikmah 1 Benda, Sirampog, Brebes, Jawa Tengah. Wawancara ini membicarakan seputar pribadi, pemikiran, dan karya-karyanya. Selamat membaca!</i><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/pembela-madzhab-yang-kritis-atas.html" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pembela Madzhab yang Kritis atas Pemikiran Barat" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX29WTaXbxzYgEe0sMk9GoZRIO4TkGsJUI2fWnQQ27tJcCMX5sf41jc9UodyY6wMXVv_hGoSAXOE7tDXXzl3SLMPSKRSZazL2YK8I5O-JC8bjoDnQnydipgnW4DWQ3GE4-Vao33T50ttA/s1600/al-bhuti-1.jpg" /></a></div><br />
<b>Berapa lamakah kiai di Syiria?</b><br />
Tidak lama, cuma enam tahun.<br />
<br />
<b>Pengajian kitab apa yang kiai ikuti bersama Syaikh Buthi?</b><br />
Selama di sana, saya mengaji kitab tafsir ala pesantren dengan beliau setiap hari pada waktu subuh. Setiap hari Jumat habis Ashar mengaji Risalah al-Qusyairiyyah di masjid Mulla Ramadhan, malam selasa kitab Riyadus Shalihin dan setiap malam Jumat mengaji kitab Hikam al-Atha`iyyah di masjid Iman Damaskus (masjid yang mana beliau syahid di dalamnya).<br />
<br />
<b>Bagaimana Anda memandang Syaikh Buthi?</b><br />
Beliau juga sosok ulama yang selalu mempraktekkan al-Qur`an dan Hadis. Syaikh Buthi bukan hanya seorang yang pandai di bidang syariah dan bahasa, tapi juga dikenal sebagai ulama Sunni yang multidisipliner. Dikenal alim dalam ilmu filsafat dan akidah, menguasai ulum al-Qur’an dan ulumul hadis dengan cermat. Sewaktu-waktu ia melakukan kritik atas pemikiran filsafat materialisme Barat, di sisi lain ia juga melakukan pembelaan atas ajaran dan pemikiran madzhab fiqih dan akidah Ahlussunnah wal Jama’ah, terutama terhadap tudingan kelompok yang menisbahkan dirinya sebagai golongan Salafiyah dan Wahabiyah.<br />
<br />
<b>Apa yang menarik dari beliau?</b><br />
<u><span style="color: blue;">Pertama</span></u>, hal yang menarik yang sering saya saksikan adalah, beliau sering menangis saat salat. Beliau merupakan sosok ulama yang benar-benar takut kepada Allah dan hal itu dipraktekkan dalam muamalah kepada Allah dan sesama. Semua memuji kepribadian beliau.<br />
<br />
<u><span style="color: blue;">Kedua</span></u>, pribadi yang sangat istiqamah. Salah satu bukti keistiqamahannya beliau tidak pernah meninggalkan kewajiban mengajar di universitas dan pengajiannya (halaqah-halaqah dars) kecuali udzur syar’i, seperti: undangan seminar ke luar negeri, pertemuan ulama, dan sakit. Selama 6 tahun saya di Syiria beliau tidak pernah meninggalkan kewajiban mengajar.<br />
<br />
<u><span style="color: blue;">Ketiga</span></u>, dalam hal pemikiran, Dr. al-Buthi dianggap sebagai tokoh Ahlussunnah wal Jama’ah yang gencar membela konsep-konsep madzhab yang empat dan aqidah Asy’ariyah, Maturidiyah, Al-Ghazali, dan lain-lain. Sekaligus beliau selalu menjaga umat dari rongrongan pemikiran dan pengkafiran sebagian golongan yang menganggap hanya merekalah yang benar dalam hal agama. Berbekal pengetahuannya yang amat mendalam dan diakui berbagai pihak, ia meredam berbagai permasalahan yang timbul dengan fatwa-fatwanya yang bertabur hujjah dari sumber yang sama yang dijadikan dalil para lawan debatnya.<br />
<br />
<u><span style="color: blue;">Keempat</span></u>, memiliki integritas keilmuan yang tinggi. Lantaran keluasan pengetahuannya, ia dipercaya untuk memimpin sebuah lembaga penelitian theologi dan agama-agama di universitas bergengsi di Timur Tengah. Aktivitasnya sangat padat. Ia aktif mengikuti berbagai seminar dan konferensi tingkat dunia di berbagai negara di Timur Tengah, Amerika, maupun Eropa. Hingga saat ini ia masih menjabat salah seorang anggota di lembaga penelitian kebudayaan Islam Kerajaan Yordania, anggota Majelis Tinggi Penasihat Yayasan Thabah Abu Dhabi, dan anggota di Majelis Tinggi Senat di Universitas Oxford Inggris.<br />
<br />
<b>Bagaimana kiai mengenal karya-karya beliau?</b><br />
<u><span style="color: blue;">Al-Buthi</span></u> adalah seorang penulis yang sangat produktif. Karyanya mencapai lebih dari 60 buah, meliputi bidang syari’ah, sastra, filsafat, sosial, masalah-masalah kebudayaan, dan lain-lain. Beberapa karyanya yang dapat disebutkan di sini, antara lain, Al-Mar’ah Bayn Thughyan an-Nizham al-Gharbiyy wa Latha’if at-Tasyri’ ar-Rabbaniyy, Al-Islam wa al-‘Ashr, Awrubah min at-Tiqniyyah ila ar-Ruhaniyyah: Musykilah al-Jisr al-Maqthu’, Barnamij Dirasah Qur’aniyyah, Syakhshiyyat Istawqafatni, Syarh wa Tahlil Al-Hikam Al-‘Atha’iyah, Kubra al-Yaqiniyyat al-Kauniyyah, Hadzihi Musykilatuhum, Wa Hadzihi Musykilatuna, Kalimat fi Munasabat, Musyawarat Ijtima’iyyah min Hishad al-Internet, Ma’a an-Nas Musyawarat wa Fatawa, Manhaj al-Hadharah al-Insaniyyah fi Al-Qur’an, Hadza Ma Qultuhu Amama Ba’dh ar-Ru’asa’ wa al-Muluk, Yughalithunaka Idz Yaqulun, Min al-Fikr wa al-Qalb, La Ya’tihi al-Bathil, Fiqh as-Sirah, Al-Hubb fi al-Qur’an wa Dawr al-Hubb fi Hayah al-Insan, Al-Islam Maladz Kull al-Mujtama’at al-Insaniyyah, Azh-Zhullamiyyun wa an-Nuraniyyun, dan masih banyak lagi.<br />
<br />
<u><span style="color: blue;">Gaya bahasa Al-Buthi</span></u> istimewa dan menarik. Tulisannya proporsional dengan tema-tema yang diusungnya. Tulisannya tidak melenceng dan keluar dari akar permasalahan dan kaya akan sumber-sumber rujukan, terutama dari sumber-sumber rujukan yang juga diambil lawan-lawan debatnya.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="yaikh Prof. Dr. Muhammad Sa’id Bin Mula Ramadhan al-Buthi" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3rqPrS45Kk9i0RoDGdJNfkqhV43QhLOWElqbGa4H76GMJ6dZrXzRipI3NgL9JseTq6VDlb_DIJtw5OuYc70Z52olK-2GSW3GqMbWeW3ShYfdqwX7VHScx5xDY16QB4FlJq0JURZmkeBc/s1600/al-bhuti-2.jpg" /></a></div><br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/01/sejarah-asal-usul-kota-kudus.html">Sejarah Asal-usul Kota Kudus</a> dan <a href="http://goo.gl/NmA1u7" target="_blank">Dahsyatnya Istighfar 100x Sehari</a><br />
<br />
Akan tetapi bahasanya terkadang tidak bisa dipahami dengan mudah oleh kalangan bukan pelajar, disebabkan unsur Falsafah dan Manthiq, yang memang keahliannya. Oleh karena itu, majelis dan halaqah yang diasuhnya di berbagai tempat di keramaian kota Damaskus menjadi sarana untuk memahami karya-karyanya.<br />
<br />
Walau demikian, sebagaimana dituturkan pecinta Al-Buthi, di samping mampu membedah logika, kata-kata Al-Buthi juga sangat menyentuh, sehingga mampu membuat pembacanya berurai air mata.<br />
<br />
<b>Bagaimanakah dakwah beliau?</b><br />
Syaikh Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi mengasuh halaqah pengajian di masjid Damaskus dan beberapa masjid lainnya di seputar kota Damaskus, yang diasuhnya hampir tiap hari. Majelis yang diampunya selalu dihadiri ribuan jamaah, laki-laki dan perempuan.<br />
<br />
Selain mengajar di berbagai halaqah, ia juga aktif menulis di berbagai media massa tentang tema-tema keislaman dan hukum yang pelik, di antaranya berbagai pertanyaan yang diajukan kepadanya oleh para pembaca. Ia juga mengasuh acara-acara dialog keislaman di beberapa stasiun televisi dan radio di Timur Tengah, seperti di Iqra’ Channel dan Ar-Risalah Channel.<br />
<br />
<b>Adakah kenangan manis bersama beliau?</b><br />
Saya merasakan nikmat yang luar biasa mengaji bersama beliau. Beliau sering menangis saat menerangkan ayat, hadis-hadis atau maqalah (ungkapan) ulama dalam kitab tasawuf. Sehingga kita semua ikut terbenam dalam rasa (dzauq) beliau.<br />
<br />
<b>Ada yang lain?</b><br />
Selama hampir 5 bulan saya selalu di belakang beliau saat berjalan dari rumahnya ke masjid setiap pukul 4, sebelum subuh. 5 bulan itu saya gunakan untuk menyertai beliau berjalan, sebab beliau berjalan kaki dari rumhnya ke masjid dan melewati rumah sewa saya. Saya tahu persis beliau setiap sebelum subuh itu selalu membaca istighfar saat berjalan. Dan saat pulang dari masjid ke rumahnya, beliau membaca tasbih. Ini adalah ajaran al-Qur`an supaya kita memperbanyak baca istighfar sebelum subuh dan membaca tasbis saat pagi dan sore.<br />
<br />
<b>Adakah karamah Syaikh Sa’id yang kiai ketahui?</b><br />
Salah satu istiqamah beliau adalah membaca Hizb Nawawi. Saya pernah mendapat cerita langsung dari beliau, bahwa suatu ketika saat membaca Hizb Nawawi, ada banyak orang yang melihat ribuan burung keluar dari jendela rumahnya terbang ke langit. Burung-burung itu warna hijau, saat ditanyakan apa yang terjadi, beliau menjawab bahwa saat itu beliau dan keluarganya sedang membaca Hizb Nawawi. [Muhammad Sholeh dan Muhammad Hasyim]<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/6VdM1n" target="_blank">DOA Memohon Hajat Besar</a> dan <a href="http://goo.gl/UgjGj4">Gubuk Lebih Baik Nidzam al-Mahmudi</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-5569429221320946622015-05-24T10:30:00.002-07:002015-05-25T07:39:38.007-07:00Terbenamnya Sang Mentari Timur Pulau Jawa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://goo.gl/Lr5vbH" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Terbenamnya Sang Mentari Timur Pulau Jawa" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja7dFbqSooXs5HMKS0TaGiyixQlIfexS7_mHdSRmvUdEvcpK_farNuz3n-pTqYUWC039UynXk4a57k59oHWbNosYQleZEtNUHrEkQhPXYQgJONi97XTeYZpBhsGM2e2awXVOyUPZEAtXQ/s400/terbenam-sang-mentari-di-kota-biak_large_activity_image.jpg" title="" /></a></div><br />
<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/terbenamnya-sang-mentari-timur-pulau.html"><b>Terbenamnya Sang Mentari Timur Pulau Jawa</b></a> - Profil KHR. Ahmad Fawaid As’ad, Kiai Muda yang Disegani. Jam sembilan malam, kami baru menginjakkan kaki di kota Situbondo, perjalanan beratus-ratus kilo meter yang tentunya ditempuh berjam-jam duduk di Bus dari Langitan Tuban memang bukan perjalan yang mudah. Kelelahan seakan sirna ketika kami memandang pohon kurma yang menjulang gagah, hati terus bertasbih dan bersyukur kepada Allah bisa menikmati dan bertafakur di bawah pohon istimewa yang ditanam <b>KHR. As’ad Syamsul Arifin</b>. Pohon kurma yang ternyata mengeluarkan buah itu adalah satu dari karomah Kiai sepuh yang menjadi panutan warga nahdiyin nusantara.<br />
<br />
Kami bermalam di rumah KH. Dhofir Jazuli BA guru sepuh Pesantren Sukorejo dan kakek kami sendiri, dari kediaman al maghfurlah dan dibantu saudara kami dari keluarga sana itulah yang memudahkan peliputan <u><span style="color: blue;"><b>Kru Majalah Langitan</b></span></u> untuk mencoba mengupas sedikit tentang sosok KHR. Ahmad Fawaid As’ad Allahumma yarham yang luar biasa. Tentunya, menulis tentang beliau adalah seumpama menimba air di samudera yang luas dan dalam, di semua sisi kehidupan istimewa beliau terlalu dalam dan luas untuk bisa kami simpulkan dalam sebuah tulisan singkat. Namun, paling tidak kami dengan penuh keharuan dan rasa rindu mengenang beliau dengan indah.<br />
<br />
<b>Manajemen Modern Pesantren</b><br />
<br />
Setelah Kiai As’ad Syamsul Arifin wafat, mulai 1990 pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo diasuh oleh <b>KHR. Ahmad Fawaid</b> pada usia yang masih 22 tahun. Banyak pihak mengira, sepeninggalan Kiai As’ad, Pesantren Sukorejo, sebutan populernya, akan sulit menyerap santri baru. Namun, kekhawatiran itu ternyata tidak terbukti. Di bawah kepemimpinan kiai muda ini, Pesantren Sukorejo terus meroket dengan jumlah santri terus berdatangan. Bila pada zaman Kiai As’ad jumlah santri Salafiyah 5.000-an santri, pada kepemimpinan Kiai Fawaid menembus angka 15.000-an santri yang muqim.<br />
<br />
Kiai Fawaid berhasil mengkombinasikan antara pola dan tradisi pesantren salaf dengan manajemen modernsesuai dengan tuntutan zaman, sehingga banyak orang tua yang menitipkan putra-putrinya di pesantren ini. Di antara kebijakan yang diterapkan adalah, mengaplikasikan manajemen terbuka. Hal ini terlihat dari penunjukan sejumlah santri yang berprestasi untuk memegang posisi penting di kepengurusan pesantren dan lembaga pendidikan yang ada.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/YlmLIK">Kisah Legenda Ikan Patin</a> dan <a href="http://goo.gl/n8truz" target="_blank">Amalan Doa Mustajab</a><br />
<br />
Hasilnya, dalam beberapa tahun terakhir, pendidikan Pesantren Salafiyah terus berkembang. Seperti, Ma’had Aly li Ulumi Islamiyah Qismul Fiqh atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ma’had Aly, sebuah lembaga pasca pesantren yang menitikberatkan pada kajian ilmu-ilmu fiqh. Begitu pula, bangunan fisik pesantren juga mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Begitu juga sistem pendidikan berbasis kompetensi juga mulai diterapkan di pesantren ini.<br />
<br />
Pendidikan tinggi yang ada di pesantren ini menyerap sekitar 2.500 mahasiswa. Ada tiga fakultas di bawah naungan Institut Agama Islam Ibrahimy (IAII), yakni Fakultas Tarbiyah, Syariah, dan Dakwah. Di samping itu ada dua akademi dan satu sekolah tinggi, yaitu Akademi Perikanan (Aperik), Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (Amik), dan Sekolah Tinggi Ilmu Perawat (Stiper). Juga ada Program Pascasarjana dengan Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam (MPdI) dan Konsentrasi Metodologi Istimbat Hukum Islam (MHI).<br />
<br />
Namun, jenjang pendidikan formal yang ada di Pesantren Sukorejo tidak semerta-merta menjadi tolok ukur, bahkan pendidikan non formal diniyah menjadi borometer utama pesantren yang telah mengeluarkan ribuan alumni yang tersebar di penjuru nusantara ini. Bisa dilihat dengan wajibnya jenjang madrasiyah di Pesantren Sukorejo, bagi seluruh pelajar baik yang masih siswa ataupun mahasiswa.<br />
<br />
“Tiga syarat di Pesantren Sukorejo asuhan Kiai Fawaid adalah, fasih membaca Alqur’an, bisa membaca kitab kuning, dan berakhlakul karimah” sebut Lora Fadloil yang kami wawancarai di kantor pusat pesantren. Hal serupa disampaikan oleh KHR. Azaim Ibrahimy pengganti Kiai Fawaid yang menyambut kami dengan muhadatsah arabiyah (dialog bahasa Arab) ketika menerima para wali murid ajaran baru, beliau yang baru saja datang dari Mekah itu menekankan bahwa, pentingnya ilmu agama, karena ia adalah ilmu yang abadi dan yang akan dibawa ke sisi Allah dan yang harus diutamakan di pesantren, khususnya Pesantren Sukorejo.<br />
<br />
<b>Persabatan Beliau dengan Si Raja Dangdut</b><br />
<br />
Salah satu sahabat terdekat beliau adalah Raja Dangdut Rhoma Irama, aktor yang melejit beberapa puluh tahun lalu itu bila ada acara di wilayah tapal kuda, Bang Haji selalu menyempatkan diri bersilaturahmi ke Kiai Fawaid di Ponpes Sukorejo.<br />
Kedekatan Bang Haji dengan Kiai Fawaid bukan semata-mata karena suka dengan lagu-lagu ciptaan sang maestro dangdut tersebut. Lebih dari itu, Kiai Fawaid sering menjadi teman Rhoma dalam berdiskusi. Mulai masalah agama, sosial kemasyarakatan, politik, hingga musik sekalipun.<br />
<br />
Bahkan lagu-lagu terbaru Soneta Group (group dangdut Rhoma Irama) sebelum lagu itu beredar di pasaran, lebih dulu dihadiahkan kepada Kiai Fawaid. Biasanya, lagu itu oleh beliau diputar di stasiun radionya yang berada di Jalan Anggrek, Situbondo. Koleksi lagu Rhoma Irama yang dimiliki Kiai Fawaid sejak tahun 60-an. Mulai lagu Rhoma masih disalin dalam bentuk piringan hitam hingga kini yang berbentuk compact disc (CD). Itu mengapa, ketika Rhoma Irama akan meluncurkan website www.rajadangdut.com pada awal 2007 silam, Bang Haji memohon kepada Kiai Fawaid untuk membantu mendokumentasikan seluruh lagu yang dia ciptakan dan nyanyikan.<br />
<br />
Selain untuk kepentingan museum, lagu-lagu tersebut juga akan ditampilkan di website sang legenda musik dangdut itu. “Lirik lagu Rhoma Irama begitu Islami, nasionalis, demokratis, dan sangat merakyat. Tema-tema lagunya sangat beragam. Ada asmara, kritik sosial, nasihat yang diselingi komedi dan kebanyakan adalah lagu-lagu dakwah,” komentar beliau pada suatu kesempatan.<br />
<br />
<b>Politik Li Mashlahatil Ummah</b><br />
<br />
Dalam kesibukan beliau membina ribuan santri, Kiai Fawaid masih meluangkan waktu untuk kepentingan umat. Salah satunya adalah menjadi pelopor tempat aspirasi masyarakat. Salah satunya dengan terjun di dunia dunia politik. “Kalau kita melihat sejarah pesantren, khususnya Sukorejo, maka kita harus berkontribusi langsung,” komentar Kiai Fawaid, yang disampaikan oleh Lora Fadloil, Sekretaris PP Salafiyah Syafi’iyah sekaligus kerabat beliau. Bahkan, menurut Ra Fadloil lagi, dalam berpolitik, Kiai Fawaid menerapkan transparansi dalam distribusi alur keuangan dalam partai. Tidak ada konpensasi uang yang bermain di dalamnya. “Politik tidak selalu kotor” begitu komentar Kiai Fawaid.<br />
<br />
Konsep asasiyah li maslahatil ummah (berpolitik untuk kemashlahatan umat) memang menjadi pakem utama para Ulama dalam memperjuangkan suara rakyat dalam kancah perpolitikan nasional. Perjalanan politik ini ditegaskan oleh Ustad Ahmad Hamdi yang kami hubungi lewat via telepon, Ketua Lajnah Bahtsul Masail (LBM) Pesantren Sukorejo ini mengatakan, “Politik Kiai Fawaid adalah politik keumatan, karena sebuah perubahan sulit atau bahkan tidak mungkin dicapai kecuali punya jabatan strategis. Dan itu harus lewat politik dengan segala resiko dan konsekuwensinya.”Jabatan terakhir KH Fawaid adalah ketua DPC 2006-2011 PPP dan terpilih lagi kedua kali untuk menjabat dari tahun 2011-2016.<br />
<br />
Yang menarik, adalah ketika ternyata Kiai Fawaid juga sangat memperhatikan kondisi Indonesia yang sudah carut marut dengan praktek korupsi. Apresiasi beliau begitu besar hingga bekerjasama dengan KPK dan lembaga hukum anti korupsi, dengan mendatangkan penegak hukum itu untuk mengadakan seminar di Pesantren Sukorejo.<br />
<br />
<b>Kecintaan dan Perhatian kepada Pesantren dan Ummat</b><br />
<br />
Kiai Fawaid dengan penuh semangat siang dan malam membagi waktu, tenaga, dan pemikiran beliau untuk pesantren dan kemaslahatan ummat. Pemimpin santri berarti khodimnya pesantren, tokoh masyarakat adalah menciptakan kemaslahatan umat, mungkin itulah sedikit gambaran opini beliau.<br />
<br />
“Sulit saya menggambarkan betapa besar perjuangan beliau kepada pesantren dan kemaslahatan umat” tambah Ra Fadloil lagi penuh keharuan. Bahkan menurut orang terdekat yang mendampingi Kiai Fawaid ketika sakit di Surabaya ini, Kiai Fawaid sering berpesan, “Engko’ matoro’ah ponduk,” (Saya nitip pondok), pesan itu sering disampaikan, bahkan ketika mendekati wafat beliau.<br />
Kiai Fawaid juga dikenal sangat memerhatikan persoalan umat, itu mengapa dalem beliau sangat terbuka bagi siapapun. “Seminggu sebelum beliau wafat, dalam keadaan sakit keras beliau masih mau menghadiri acara maulidur rasul di Surabaya. Ini tak lain adalah saking perhatiannya beliau kepada umat” tutur Ra Fadloil membenarkan.<br />
<br />
<b>Nasehat Kepada Santri dan Alumni</b><br />
<br />
Tentunya, orang soleh ibarat sebuah muara sungai yang mengalirkan petuah-petuah atau hikmah yang menjadi tanda dari kebeningan hatinya. Pun, Kiai Fawaid yang menjadi panutan umat seumpama aliran air yang bening tanda dari kebersihan hati beliau, dalam memberikan petunjuk kepada para santri dan masyarakat. Sebuah indikasi nyata bahwa, beliau adalah laksana lentera yang menerangkan hati.<br />
<br />
“Nasehat yang beliau sering sampaikan kepada kami adalah, berusaha amanah, alumni dan santri harus berdakwah, dan juga menjaga akhlak kepada guru, ‘Be’en bisa macah ketab jiyah, margenah guru be’nah neng langgereh,’ (Kamu bisa ngaji dan membaca kitab itu berkat gurumu yang mengajar dulu di langgar) itulah substansi pentingnya penghormatan kepada seorang guru yang disampaikan beliau.” Ujar sosok low profil ini menambahkan.<br />
<br />
<b>Mentari Timur itu Meninggalkan Kita</b><br />
<br />
Banyak tokoh yang mengatakan 2012 adalah masa berkabungnya Indonesia, khususnya warga nahdiyin Jawa Timur. Entah sudah ratusan ribu airmata tertumpah mengiringi kepergian para Ulama yang menjadi panutan. KH. Abdullah Faqih Langitan, KH. Ahmad Shofyan Situbondo, dan KHR. Fawaid As’ad serta beberapa Ulama lain. Para lentera hati dipanggil oleh Allah. Tentunya, sunnatullah itu menggetarkan hati dalam kesedihan bagi seluruh warga nahdiyin.<br />
<br />
Kami yang hadir ke Pesantren Sukorejo hanya bisa terpaku berbaur dengan lautan manusia yang menangis mengiringi pemakaman Kiai Fawaid. Ratusan mobil penta’ziyah dari berbagai penjuru daerah berebutan masuk Situbondo yang berdatangan mungkin tanda bahwa, beliau adalah orang yang sangat dicintai umat. Jalur utama Probolinggo akses masuk ke Situbondo sampai macet total, banyak dari ribuan penta’ziyah yang tidak bisa mengikuti prosesi pemakaman beliau.<br />
<br />
KHR. Ahmad Fawaid As’ad, wafat pada hari Jumat, 9 Maret 2012, pukul 12.15 WIB, di Graha Amerta RSU Dr. Soetomo Surabaya. Kiai Fawaid meninggal dunia setelah dirawat karena penyakit jantung dan gula dalam usia 43 tahun. Beliau dimakamkan ba’da Isya’ di komplek pemakaman Pesantren di sebelah barat masjid Pesantren Sukorejo.<br />
<br />
Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj berkomentar, ”Atas nama NU dan pribadi saya turut berduka. Beliau masih muda, tapi disegani di kalangan Kiai di Jawa Timur, dan Pulau Jawa pada umumnya,” ungkap Kiai Said. Warga NU juga disarankan melaksanakan salat ghaib bagi yang berhalangan melakukannya secara langsung.<br />
<br />
Hal senada disampaikan oleh ketua PWNU Jatim KH. Mutawakil Allallah, beliau mengintruksikan kepada seluruh masjid dan musholla warga NU Jatim menggelar sholat Ghoib berjamah dan mengadakan tahlil. Menurut beliau, Kiai Fawaid saat ini menjabat sebagai A’wan Syuriah PWNU Jatim dan juga ketua PCNU Situbondo periode lama.<br />
<br />
Rais Syuriyah PBNU KH. Afifuddin Muhajir menyatakan, meninggalnya Kiai Fawaid merupakan sebuah berita duka yang sangat dalam. “Kita kehilangan bukan hanya sekedar kehilangan. Ini kesedihan mendalam tak hanya bagi pesantren, tetapi juga bagi umat. Santri beliau ada di mana-mana di seluruh Indonesia.”<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://www.supranaturaljokowi.com/2015/02/ngantuk.html" target="_blank">10 Cara Mengatasi Rasa Ngantuk</a> dan <a href="http://goo.gl/aGQX9a">Suasana Pondok Pesantren Lirboyo</a><br />
<br />
Karangan bunga dari Presiden, pejabat tinggi Negara dan beberapa tokoh nasional serta isak tangis puluhan ribu manusia yang masih berdatangan walau sudah beberapa hari dari wafat beliau, dari penjuru nusantara menunjukkan bahwa, beliau yang masih muda sangat disegani dan menjadi rujukan serta panutan umat yang dicintai. Semoga keluarga dan para santri Pesantren Sukorejo, serta kita semua dapat meneruskan perjuangan dan amaliyah beliau. Al Fatihah.<br />
<br />
Liputan Khusus<br />
Muh. Umar Faruq HS Redaktur Majalah Langitan<br />
Ke Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Asem Bagus Sukerejo SitubondoUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-58163786724641506402015-05-24T10:30:00.003-07:002015-05-24T23:49:16.452-07:00KH. Abdurrahman Mranggen; Luwes dan Berdedikasi Tinggi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/kh-abdurrahman-mranggen-luwes-dan.html" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="KH Abdurrahman Mranggen" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFNcro280A9pfJL4W-fH2vuQ0r2nld_xfpGl3kJRS4_DKnuklDGAkHf3a7HZ2fBv1MNIYHXU-3hvuAxeZYhI9dOAIHHYnT2Snsh2JURuoz9Bu7Qi0mKQ-4z5ergStkJ8xxiIpFfWsg_BM/s1600/KH.+Abdurrahman+Mranggen.jpg" /></a></div><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/kh-abdurrahman-mranggen-luwes-dan.html"><b>KH. ABDURRAHMAN MRANGGEN</b></a><br />
<b>Kelahiran dan Nasab KH. Abdurrahman</b><br />
Abdurrahman dilahirkan dan dibesarkan di kampung Suburan Desa Mranggen, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak pada tahun 1872 M. Beliau adalah putra dari seorang guru ngaji yang salih bernama KH. Qashidil Haq bin Abdullah Muhajir. Selain mengajar, sang ayah juga giat berkebun dan menyewakan sebagian rumahnya untuk penginapan para pedagang luar kota.<br />
<br />
Secara rinci, nasab KH. Abdurrahman adalah: KH. Abdurrahman bin Qashidil Haq bin Raden Oyong Abdullah Muhajir bin Raden Dipo Kusumo bin Pangeran Wiryo Kusumo (Pangeran Krapyak) bin Pangeran Sujatmiko (Wijil II/Notonegoro II) bin Pangeran Agung (Notoprojo) bin Pangeran Sabrang bin Pengeran Ketib bin Pangeran Hadi bin Kanjeng Sunan Kalijogo, hingga Ronggolawe Adipati Tuban I (Syeikh al-Jali/Syeikh al-Khawaji) yang berasal dari Baghdad keturunan Sayidina Abbas ra. paman Rasulullah Saw.<br />
<br />
<b>Sejak kecil akrab dengan Ilmu Agama</b><br />
<br />
Sejak kecil KH. Abdurrahman dididik langsung oleh ayahnya sendiri. Setelah beranjak dewasa, barulah beliau belajar di Pondok Pesantren di daerah Tayem, Purwodadi, Jawa Tengah. Pernah juga nyantri di di seberang sungai Brantas JawaTimur. Kemudian terakhir beliau belajar di Pondok Pesantren Sapen, Penggaron, Semarang (dulu ikut Kabupaten Demak) yang diasuh KH. Abu Mi’raj (yang akhirnya menjadi mertua beliau).<br />
<br />
Karena minat belajarnya yang tinggi, sehingga setelah mengajar pun, beliau masih menimba ilmu kepada beberapa guru, di antaranya adalah kepada Hadhratus Syaikh KH. Sholeh Darat, seorang ulama kenamaan dari Semarang Barat. Selian itu beliau juga belajar kepada KH. Ibrahim Brumbung, Mranggen. Dan dari sinilah beliau mendalami ilmu thariqat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah.<br />
<br />
<b>Menjadi Khalifah Thariqat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah</b><br />
<br />
Pada suatu hari KH. Ibrahim berkata kepada murid-muridnya: “Barangsiapa yang nanti tidak batal salatnya, maka dialah yang berhak menyandang khalifah.”<br />
<br />
Kemudian berlangsunglah salat berjamaah, dan di tengah melaksanakan salat, tiba-tiba terlihat seekor ular yang merayap dari arah KH. Ibrahim menuju para jamaah. Tentu saja hal ini membuat para makmum ketakutan lari tunggang langgang. Sehingga semua santri membatalkan salatnya, kecuali KH. Aburrahman yang masih tetap khusyuk meneruskan salatnya. Maka dengan demikian beliau dinyatakan berhak untuk menyandang khalifah thariqat Qadiriyah wa Naqsyabandliyah.<br />
<br />
Kemudian Hadhratus Syaikh K.H. Ibrahim berkenan mewisuda beliau menjadi khalifah.<br />
<br />
<b>Disiplin dalam Bekerja, Istiqamah dalam Beribadah</b><br />
<br />
Kemampuan beliau dalam berbahasa Arab, ternyata menjadi modal dasar bagi kemajuan usaha yang beliau geluti. Karena kemampuan berkomunikasi dengan para pedagang Asing terutama Arab, mampu menciptakah jaringan relasi kerja yang baik, dan bisa memberikan rasa kepercayaan yang tinggi.<br />
<br />
Dalam hal duniawi, beliau tentu mempunyai kewajiban untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya. Oleh karena itu beliau tidak segan-segan dan tidak malu untuk berdagang walau dalam skala yang kecil. Dalam berdagang, beliau senantiasa amanah, sehingga sangat dipercaya dan disukai oleh pelanggan. Dan prinsip beliau adalah tidak pernah mengambil keuntungan yang banyak.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/xY3ei5">Legenda Harimau Makan Durian</a><br />
<br />
Meski pelanggan bertambah banyak, hal itu tidak lantas membuat beliau lupa akan tugas dan kewajibannya. Beliau tidak pernah berangkat berdagang sebelum mengerjakan amalan rutinnya, yaitu salat Dhuha, sekalipun di pasar sudah ditunggu para pelanggannya.<br />
<br />
Beliau adalah profil seorang yang konsekuen dan berdedikasi tinggi. Beliau menyadari sebagai seorang yang berilmu, tentu mempunyai kewajiban tugas dan tanggung jawab yang tinggi untuk senantiasa mengamalkan ilmu-ilmu yang dikuasai demi pengabdian kepada Allah dan RasulNya, Agama, Nusa dan Bangsa. Oleh karena itu, dalam kesehariannya, beliau selalu melayani dan berkhidmah kepada masyarakat, santri dan keluarganya demi menggapai ridha Allah Swt.<br />
<br />
<b>Pribadi yang Luwes</b><br />
<br />
Dari kepribadian beliau inilah masyarakat mulai simpati dan tertarik kepada beliau sehingga ada di antara mereka yang ikut mengaji dan menitipkan putranya kepada beliau. Hanya saja pada saat itu yang nyantri kepada beliau semuanya masih menjadi santri kalong, artinya pada malam hari mereka mengaji dan pagi harinya mereka pulang untuk bekerja atau membantu orang tua.<br />
<br />
Beliau juga dikenal sebagai seorang yang luwes dalam setiap pergaulan. Sehingga beliau bisa menyesuaikan diri dengan teman bergaulnya. Bila bergaul dengan sesama kiai, muncul sifat kharismatik beliau. Dan bila bergaul dengan para bangsawan, muncul sifat wibawa beliau.<br />
<br />
<b>Istri dan Keturunan KH. Abdurrahman</b><br />
<br />
Istri pertama KH. Abdurrahman adalah Ibu Nyai Suripah, ipar dari KH. Ibrahim Brumbung Mranggen, dan dikaruniai empat orang putra, namun setelah Ibu Nyai Suripah wafat kesemuanya dipanggil Allah Swt ketika masih kecil.<br />
<br />
Kemudian beliau menikah lagi dengan Hj. Shafiyah (dengan nama kecil Fatimah) binti KH. Abu Mi’raj bin Kiai Syamsudin, Penggaron, Semarang. Dalam Pernikahan kali ini, beliau dikaruniani sebelas putra dan putri.<br />
<br />
<b>Pendiri Pondok Pesantren Futuhiyah Mranggen</b><br />
<br />
Pondok Pesantren Futuhiyah didirikan oleh K.H. Abdurrahman bin Qosidil Haq bin Abdullah Muhajir, kurang lebih pada tabun 1901. Namun, secara outentik tahun berdirinya belum dapat dipastikan, karena tidak ditemukan data yang kongkrit. Hanya saja menurut cerita orang-orang tua, bahwa pada hujan abu akibat meletusnya gunumg Kelud di permulaan abad 20, Pondok Pesantren Futuhiyyah sudah berdiri, walaupun santrinya masih relatif sedikit, yaitu hanya dari daerah Mranggen dan sekitarnya. Mereka datang ngaji ke Pondok hanya pada malam hari karena pada pagi harinya harus pulang kerumah untuk membantu orang tua mereka.<br />
<br />
Pondok Pesantren Futuhiyah semula hanya sebuah surau (langgar) yang sebagian tempatnya digunakan untuk tempat ibadah, mengaji dan musyawarah, serta sebagian yang lain digunakan sebagai tempat tinggal oleh santri. Mereka belajar secara sederhana dan traditional. Pada mulanya, yang diajarkan hanya: membaca al-Qur’an, fashalatan, kitab-kitab tarjamah atau kitab makna gandul, dan membiasakan bacaan Maulud Diba’ – Barzanji.<br />
<br />
<b>Berpulangnya KH. Abdurrahman</b><br />
<br />
Tiada jalan yang tak berujung, tiada awal yang tak berakhir. Demikian pula halnya dengan KH. Abdurrahman, setelah menekuni jalan kehidupannya dengan penuh pengabdian, menyebarkan syariat agama Islam, dan mengenyam pahit getirnya kehidupan mulai dari seorang santri sampai menjadi pemimpin dan tokoh masyarakat yang disegani, beliau berpulang ke rahmatullah pada tanggal 20 Dzulhijjah 1360 H/1941 M. dalam usia 70 tahun.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://www.kuasa-illahi.web.id/2015/04/keutamaan-membaca-surah-yasin.html" target="_blank">Keutamaan Membaca Surah Yasin</a><br />
<br />
Semoga semua amal beliau diterima Allah Swt. dan mendapatkan balasan yang lebih besar dan mulia dari dunia dan seisinya. Amin.Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-3330203410868339372015-05-24T10:31:00.000-07:002015-05-24T23:35:45.287-07:00PUTRI KANDITA CERITA RAKYAT<span style="color: blue;"><b>PUTRI KANDITA CERITA RAKYAT</b></span> - <a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/putri-kandita.html"><b>Putri Kandita</b></a> adalah putri Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pakuan Pajajaran, Bogor, Jawa Barat. Selain parasnya yang cantik, ia juga memiliki sifat arif dan bijaksana. Itulah sebabnya, ia sangat disayang oleh ayahnya dan dicalonkan sebagai penerus tahta kerajaan. Rupanya, perlakuan Prabu Siliwangi terhadap <u><i><b>Putri Kandita</b></i></u> tersebut menimbulkan kecemburuan dari para selir dan putra-putri sang Prabu yang lain.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/putri-kandita.html" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="PUTRI KANDITA CERITA RAKYAT" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgusV6TJ3ezwXZlykIHE7RhlWdGaEWBMZiT2yBqaJfoWV48LS0FF38-F8NffpgegytsRzwP_aYUeyaHIeMZ71Pst0hjDu_WDlEgtwHbaCYx9Yud-181VAvOYlJE_rJ-j6Y9xQIbT8Zm7ww/s320/putri-kandita.jpg" title="" /></a></div><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/03/cerita-rakyat-danau-toba.html"><span style="color: #cc0000;"><b>CERITA RAKYAT</b></span></a> <span style="color: #cc0000;"><b>PUTRI KANDITA</b></span><br />
Mereka kemudian bersekongkol untuk menyingkirkan <b>Putri Kandita</b> dan ibunya dari istana Pakuan Pajajaran. Bagaimanakah nasib Putri Kandita selanjutnya? Ikuti kisahnya dalam cerita Putri Kandita berikut ini.<br />
<br />
Alkisah, di daerah Pakwan (kini Kota Bogor), Jawa Barat, tersebutlah seorang raja bernama Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi yang bertahta di Kerajaan Pakuan Pajajaran. Ia adalah raja yang arif dan bijaksana. Sang Prabu juga mempunyai seorang permaisuri yang cantik jelita dan beberapa selir yang cantik-cantik. Dari hasil perkawinannya dengan sang permaisuri lahir seorang putri yang bernama Putri Kandita. <br />
<br />
Putri Kandita memiliki paras yang cantik melebihi kecantikan ibunya. Ia merupakan putri kesayangan Prabu Siliwangi. Ketika ia mulai dewasa, sifat arif dan bijaksana seperti yang dimiliki oleh sang ayah mulai muncul pada dirinya. Tidak mengherankan jika Prabu Siliwangi bermaksud mencalonkan Putri Kandita sebagai penggantinya kelak. Namun, rencana tersebut ternyata tidak disukai oleh para selir dan putra-putrinya yang lain. Oleh karena itu, mereka pun bersekongkol untuk mengusir Putri Kandita dan ibunya dari istana. <br />
<br />
Suatu malam, para selir Prabu Siliwangi dan putra-putri mereka mengadakan pertemuan rahasia di dalam istana.<br />
<br />
“Bagaimana cara menyingkirkan Putri Kandita dan permaisuri dari istana ini tanpa sepengetahuan Prabu?” tanya salah seorang selir.<br />
“Kita harus berhati-hati karena jika Prabu mengetahui rencana ini, maka kita semua akan binasa,” ujar selir yang lain.<br />
<br />
Sejenak, suasana pertemuan itu menjadi hening. Semuanya sedang berpikir keras untuk mencari cara yang paling tepat agar rencana mereka dapat terlaksana tanpa sepengetahuan Prabu Siliwangi.<br />
<br />
“Sekarang aku tahu caranya,” sahut seorang selir yang lain memecah suasana keheningan.<br />
“Apakah caramu itu?” tanya semua peserta rapat serentak.<br />
“Aku mempunyai kenalan seorang dukun yang terkenal dengan kesaktian ilmu hitamnya. Dukun itu pasti mau membantu kita jika kita memberinya upah yang besar,” jawab selir itu.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/KeFSzY">Kisah Putri Siluman Dari Lampung</a><br />
<br />
Semua peserta rapat setuju dengan cara tersebut. Pada esok hari, para selir mengutus seorang dayang-dayang istana untuk menemui dukun itu di gubuknya di sebuah desa yang letaknya cukup jauh dari istana. Setelah menjelaskan maksud kedatangannya, utusan itu kemudian menyerahkan sejumlah keping uang logam emas kepada sang dukun. Tanpa berpikir panjang, sang dukun pun langsung menyanggupi permintaan para selir tersebut. <br />
<br />
Setelah utusan selir itu kembali ke istana, sang dukun segera melaksanakan tugasnya. Dengan ilmu yang hitam dimiliki, dukun itu menyihir <a href="http://5antri.blogspot.com/">Putri Kandita</a> dan ibunya dengan penyakit kusta sehingga sekujur tubuh mereka yang semula mulus dan bersih, timbul luka borok dan mengeluarkan bau tidak sedap. Prabu Siliwingi heran melihat penyakit borok itu tiba-tiba menyerang putri dan permaisurinya secara bersamaan. Ia pun segera mengundang para tabib untuk mengobati penyakit tersebut. <br />
<br />
Para tabib dari berbagai negeri sudah didatangkan, namun tak seorang pun yang mampu menyembuhkan penyakit Putri Kandita dan sang permaisuri. Bahkan, penyakit sang permaisuri semakin hari semakin parah dan menyebarkan bau busuk yang sangat menyengat. Tubuhnya pun semakin lemah karena tidak mau makan dan minum. Selang beberapa hari kemudian, sang permaisuri menghembuskan nafas terakhirnya. <br />
<br />
Kepergian sang permaisuri benar-benar meninggalkan luka yang sangat dalam bagi seluruh isi istana, khususnya <b>Prabu Siliwingi</b>. Sejak itu, ia selalu duduk termenung seorang diri. Satu-satunya harapan yang dapat mengobati kesedihannya adalah Putri Kandita. Namun harapan itu hanya tinggal harapan karena penyakit sang putri tak kunjung sembuh. Keadaan itu pun tidak disia-siakan oleh para selir dan putra-putrinya. Mereka bersepakat untuk menghasud Prabu Siliwangi agar segera mengusir Putri Kandita dari istana.<br />
<br />
“Ampun, Baginda Prabu! Izinkanlah Hamba untuk menyampaikan sebuah saran kepada Baginda,” pinta seorang selir.<br />
“Apakah saranmu itu, wahai selirku? Katakanlah,” jawab Prabu Siliwingi.<br />
“Bagini Baginda. Kita semua sudah tahu bahwa keadaan penyakit Putri Kandita saat ini semakin parah dan sulit untuk disembuhkan. Jika sang putri dibiarkan terus tinggal di istana, Hamba khawatir penyakitnya akan membawa malapetaka bagi negeri ini,” hasud seorang seli.<br />
<br />
Mulanya, Prabu Siliwangi merasa berat untuk menerima saran itu karena begitu sayangnya kepada Putri Kandita. Namun karena para selir terus mendesaknya, maka dengan berat hati ia terpaksa mengusir Putri Kandita dari istana. Dengan hati hancur, Putri Kandita pun meninggalkan istana melalui pintu belakang istana. Ia berjalan menuruti ke mana kakinya melangkah tanpa arah dan tujuan yang pasti. Setelah berhari-hari berjalan, Putri Kandita tiba di pantai selatan. putri Prabu Siliwingi yang malang itu bingung harus berjalan ke mana lagi. Di hadapannya terbentang samudera yang luas dan dalam. Tidak mungkin pula ia kembali ke istana.<br />
<br />
<b>Baca Juga : </b><a href="http://goo.gl/jg3dSN">Syair Dan Do’a Abu Nawas </a><br />
<br />
“Ah, aku letih sekali. Lebih baik aku beristirahat dulu di sini,” keluh Putri Kandita seraya merebahkan tubuhnya di atas sebuah batu karang.<br />
<br />
Sang Putri tampak begitu kelelahan sehingga dalam beberapa saat saja ia langsung tertidur. Dalam tidurnya, ia mendengar sebuah suara yang menegurnya.<br />
<br />
“Wahai, Putri Kandita! Jika kamu ingin sembuh dari penyakitmu, berceburlah ke dalam lautan ini! Niscaya kulitmu akan pulih seperti sediakala,” ujar suara itu.<br />
<br />
Putri Kandita pun cepat-cepat bangun setelah mendengar suara itu.<br />
“Apakah aku bermimpi?” gumamnya sambil mengusap-usap matanya tiga kali.<br />
Setelah itu, sang Putri mengamati sekelilingnya, namun tak seorang pun yang dilihatnya.<br />
“Aku mendengar suara itu dengan sangat jelas. Tetapi kenapa tidak ada orang di sekitar sini? Wah, jangan-jangan ini wangsit,” pikirnya. <br />
<br />
Meyakini suara itu sebagai sebuah wangsit, <span style="font-size: large;">Putri Kandita</span> pun menceburkan diri ke laut. Sungguh ajaib! Saat menyentuh air, seluruh tubuhnya yang dihinggapi penyakit kusta berangsur-angsur hilang hingga akhirnya kembali menjadi halus dan bersih seperti sediakala. Tidak hanya itu, putri kesayangan Prabu Siliwingi itu juga menjadi putri yang sakti mandraguna. <br />
<br />
Meskipun telah sembuh dari penyakitnya, Putri Kandita enggan untuk kembali ke istana. Ia lebih memilih untuk menetap di pantai sebelah selatan wilayah Pakuan Pajajaran itu. Sejak menetap di sana, ia dikenal luas ke berbagai kerajaan yang ada di Pulau Jawa sebagai putri yang cantik dan sakti. Para pangeran dari berbagai kerajaan pun berdatangan untuk melamarnya. Menghadapi para pelamar tersebut, Putri Kandita mengajukan sebuah syarat yaitu dirinya bersedia dipersunting asalkan mereka sanggup mengalahkan kesaktiannya, termasuk bertempur di atas gelombang laut yang ada di selatan Pulau Jawa. Namun, jika kalah adu kesaktian itu, maka mereka harus menjadi pengikut Putri Kandita.<br />
<br />
Dari sekian banyak pangeran yang beradu kesaktian dengan Putri Kandita, tak seorang pun dari mereka yang mampu mengalahkan kesaktian sang Putri. Dengan demikian, para pelamar tersebut akhirnya menjadi pengikut Putri Kandita. Sejak itulah, Putri Kandita dikenal sebagai Ratu Penguasa Laut Selatan Pulau Jawa.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/ofbG81" target="_blank">Membedakan Bangsa Jin Putih Dan Jin Hitam</a><br />
<br />
Demikian <b>Cerita Putri Kandita dari daerah Bogor, Jawa Barat</b>. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa orang yang teraniaya seperti Putri Kandita akan ditolong oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Putri Kandita sebagai korban penganiayaan para selir Prabu Siliwingi dapat sembuh dari penyakit kusta berkat pertolongan Tuhan melalui wangsit yang diterimanya.<br />
<br />
Pesan moral lain yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa orang yang memiliki sifat iri hati dan dengki seperti para selir dapat melakukan kejahatan apa saja demi mencapai cita-citanya. Para selir tega mengusir <span style="color: #cc0000;"><span style="font-size: large;">Putri Kandita</span></span> dari istana karena merasa iri terhadap sang Putri sebagai calon penerus tahta Kerajaan Pakuan Pajajaran.Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-31148924168469665182015-05-24T10:31:00.001-07:002015-05-24T23:16:35.343-07:00CERITA PUTRI GADING CEMPAKA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn9BRuD9h-uAejB1SszbDkxeWieRHqnXOjTVnKKguowpSsfVXI-YNN2SK3lv___N6WumzUQlEAOhyphenhyphen9L777GqTZKk5WrIAA8hexNQkYiaeUSnul72W7UplXzF4BTGclgf6w0Jq_LA3cUEk/s1600/putriGading.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn9BRuD9h-uAejB1SszbDkxeWieRHqnXOjTVnKKguowpSsfVXI-YNN2SK3lv___N6WumzUQlEAOhyphenhyphen9L777GqTZKk5WrIAA8hexNQkYiaeUSnul72W7UplXzF4BTGclgf6w0Jq_LA3cUEk/s200/putriGading.jpg" title=" " /></a></div><a href="http://5antri.blogspot.com/"><b>DUNIA PESANTREN</b></a>, <span style="color: #cc0000;"><b>LEGENDA</b></span> <a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/putri-gading-cempaka.html"><b>PUTRI GADING CEMPAKA</b></a> - <u>Putri Gading Cempaka (Bengkulu)</u> adalah putri bungsu Raja Ratu Agung yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Menurut cerita, <span style="color: blue;"><b>Putri Cempaka </b></span>adalah leluhur dari raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Sungai Lemau, Bengkulu Utara. Bagaimana kisah selengkapnya? Ikuti dalam cerita Putri Gading Cempaka berikut ini.<br />
<br />
<u><span style="color: #cc0000;"><b>CERITA PUTRI GADING CEMPAKA</b></span></u><br />
Dahulu, di daerah Bengkulu Tinggi yang sekarang termasuk ke dalam wilayah Provinsi Bengkulu, pernah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Sungai Serut. Pendiri sekaligus raja pertama kerajaan ini bernama Ratu Agung, yaitu seorang pangeran yang berasal dari Kerajaan Majapahit di Jawa. Konon, ia merupakan penjelmaan dewa dari Gunung Bungkuk yang bertugas mengatur kehidupan di bumi. Ratu Agung memerintah negeri itu dengan arif dan bijaksana. Walaupun rakyat yang diperintahnya adalah bangsa Rejang Sawah yang memiliki perawakan tinggi, tegap, dan besar, ia tetap sebagai raja yang disegani oleh seluruh rakyatnya.<br />
<br />
<b>Ratu Agung mempunyai enam orang putra dan seorang putri. Keenam putra tersebut adalah</b><br />
<ol><li>Kelamba Api atau Raden Cili</li>
<li>Manuk Mincur</li>
<li>Lemang Batu</li>
<li>Tajuk Rompong</li>
<li>Rindang Papan</li>
<li>Anak Dalam</li>
<li>dan yang paling bungsu adalah seorang putri bernama Putri Gading Cempaka</li>
</ol><u><span style="color: #cc0000;"><b>PENAMPAKAN PUTRI GADING CEMPAKA</b></span></u><br />
Menurut cerita, kerajaan ini menjadi terkenal hingga ke berbagai negeri bukan saja karena kepemimpinan Ratu Agung, tetapi juga oleh kecantikan Putri Gading Cempaka. Meskipun usianya baru beranjak remaja, keelokan paras sang Putri sudah terlihat sangat jelas, anggun dan mempesona bagai bidadari. Sudah banyak pangeran yang datang meminangnya, namun semuanya ditolak oleh Ratu Agung karena sang Putri masih belum cukup umur.<br />
<br />
Seiring berjalannya waktu, Putri Gading Cempaka pun tumbuh menjadi gadis dewasa. Demikian pula Ratu Agung yang kian menua usianya. Suatu hari, penguasa Kerajaan Sungai Serut itu sakit keras. Ia mendapat firasat bahwa ajalnya tidak lama lagi tiba. Maka, sang Raja pun mengumpulkan ketujuh putra-putrinya untuk menyampaikan wasiat kepada mereka.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/Ak0f6Z" target="_blank">HARTA KARUN ALAM GAIB</a><br />
<br />
“Wahai, anak-anakku. Ayahanda takkan lama lagi hidup di dunia ini. Maka sebelum itu, Ayahanda akan menitipkan dua wasiat kepada kalian,” kata sang Ayah dengan suara lirih.<br />
<br />
Mendengar perkataan itu, wajah ketujuh anak raja itu mendadak lesu, terutama Putri Gading Cempaka. Ia tak bisa menahan perasaan sedihnya mendengar ucapan sang Ayah. Perlahan-lahan air matanya pun berderai membasahi pipinya yang kemerah-merahan.<br />
<br />
“Ayah jangan berkata begitu. Kami tidak ingin kehilangan Ayah,” isak Putri Gading Cempaka seraya merangkul ayahandanya.<br />
<br />
“Sudahlah, Putriku. Semua ini sudah menjadi kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Ajal kita semua ada di tangan-Nya. Kita tidak kuasa menahan jika ajal itu datang,” ujar Raja Ratu Agung menengkan hati putrinya. Raja yang arif dan bijaksana itu kemudian menyampaikan wasiatnya.<br />
<br />
“Demi menjunjung tinggi rasa keadilan, kedamaian, dan ketenteraman di negeri ini, Aku mewasiatkan tahta Kerajaan Sungai Serut ini kepada putraku Anak Dalam. Aku berharap agar kalian semua tetap bersatu baik dalam suka maupun duka,“ ujar Ratu Agung kepada putra-putrinya seraya melanjutkan wasiatnya yang kedua, “Sekiranya negeri Sungai Serut ditimpa musibah besar dan tidak bisa lagi dipertahankan, menyingkirlah kalian ke Gunung Bungkuk. Kelak di sana akan datang seorang raja yang berjodoh dengan anak gadisku tercinta, Putri Gading Cempaka.”<br />
<br />
Wasiat tentang tahta Kerajaan Sungai Serut itu pun diterima oleh Anak Dalam tanpa ada ada rasa iri hati dari kelima saudara tuanya. Bahkan, mereka sangat mendukung dipilihnya Anak Dalam sebagai pewaris tahta. Selang beberapa hari kemudian, Raja Ratu Agung pun menghembuskan nafas terakhirnya. Seluruh negeri pun berduka-cita. Putri Gading Cempaka seolah tidak rela melepas kepergian ayahanda yang amat dicintainya itu. Namun, sang Putri pun hanya bisa pasrah dan berdoa agar ayahandanya mendapat ketenangan di alam kubur.<br />
<br />
Anak Dalam kemudian dinobatkan menjadi raja menggantikan ayahnya. Namun, nama kerajaan itu kini bernama Kerajaan Bangkahulu. Seperti ayahnya, Raja Anak Dalam adalah pemimpin yang arif sehingga ia dan keenam saudaranya senantiasa hidup rukun dan damai. Dalam waktu singkat, kemasyhurannya pun tersebar ke berbagai negeri. Selain itu, kecantikan Putri Gading Campaka semakin membuat negeri kian dikenal. Sudah banyak bangsawan maupun pangeran yang datang meminangnya, namun belum satu pun pinangan yang diterima. <br />
<br />
Suatu hari, datanglah seorang putra mahkota dari Kerajaan Aceh bernama Pangeran Raja Muda Aceh hendak meminang sang Putri. Pangeran itu datang bersama segenap hulubalangnya dengan menggunakan kapal layar. Setiba di pelabuhan Bangkahulu, sang Pangeran mengutus beberapa penasehatnya ke istana untuk menyampaikan pinangannya kepada Raja Anak Dalam.<br />
<br />
“Ampun, Baginda. Hamba adalah utusan Pangeran Raja Muda Aceh dari Kerajaan Aceh. Saat ini beliau menunggu di atas kapal yang sedang bersandar di dermaga,” kata salah seorang utusan seraya memberi hormat.<br />
“Apa yang bisa saya bantu untuk Pangeran kalian?” tanya Raja Anak Dalam.<br />
“Sebenarnya kedatangan hamba ke mari untuk menyampaikan pinangan tuan kami kepada Putri Gading Cempaka,” jawab utusan itu.<br />
<br />
Raja Anak dalam tidak mau mengambil keputusan sendiri. Ia mengajak semua saudaranya untuk membicarakan masalah tersebut. Sementara itu, para utusan diminta untuk menunggu sejenak. Tak berapa lama kemudian, mereka pun kembali menemui para utusan untuk menyampaikan hasil mufakat yang telah mereka putuskan. <br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/wwZDc9">Doa Untuk Mengembalikan Barang Yang Hilang</a><br />
<br />
“Maafkan kami, wahai utusan. Pinangan Tuan kalian belum dapat kami kabulkan,” kata Raja Anak Dalam.<br />
Serentak para utusan itu terkejut. Dengan perasaan kecewa, mereka segera kembali ke dermaga untuk melapor kepada Raja Muda Aceh. Betapa murkanya Pangeran dari Tanah Rencong itu saat mendengar laporan tersebut.<br />
<br />
“Apa?! Mereka menolak pinanganku?!” kata Raja Muda Aceh geram.<br />
<br />
Merasa dikecewakan, Raja Muda Aceh menjadi marah dan menantang Raja Anak Dalam untuk berperang. Perang besar tak terhindarkan dan berlangsung hingga berhari-hari dengan banyak korban jiwa yang berjatuhan. Perang terus berkecamuk. Mayat-mayat yang sudah berhari-hari bergelimpangan tanpa terurus mulai membusuk. Raja Anak Dalam dan seluruh pasukannya tidak tahan lagi menahan bau busuk tersebut. Saat itulah, sang Raja teringat pada wasiat ayahandanya.<br />
<br />
“Wahai saudara-saudaraku! Sesuai dengan pesan ayahanda bahwa jika negeri ini sudah tidak aman lagi, kita disarankan untuk menyingkir ke Gunung Bungkuk,” kata Raja Anak Dalam.<br />
<br />
Akhirnya, Raja Anak Dalam serta keenam saudaranya segera menarik diri menuju Gunung Bungkuk. Sementara itu, Pangeran Raja Muda Aceh bersama pasukannya yang masih hidup kembali ke Tanah Rencong tanpa membawa hasil.<br />
<br />
Sepeninggal para pemimpinnya, Kerajaan Bangkahulu menjadi kacau. Mendengar kabar tersebut, datanglah empat pasirah (bangsawan) Lebong Balik Bukit untuk menjadi raja di sana. Namun, setelah berhasil menguasai negeri tersebut, mereka malah saling bertikai karena memperebutkan wilayah kekuasaan.<br />
<br />
Menurut cerita, pertikaian keempat pasirah tersebut didamaikan oleh Maharaja Sakti. Ia adalah utusan Kerajaan Pagaruyung, kerajaan di Minangkabau yang diperintah oleh Seri Maharaja Diraja, untuk berkelana. Akhirnya, keempat pasirah tersebut segera menghadap Sultan Pagaruyung untuk memohon agar Maharaja Sakti yang adil dan bijaksana itu diangkat menjadi raja di Bangkahulu. Permohonan mereka dikambulkan. Upacara penobatan Maharaja Sakti pun dilaksanakan di balairung Kerajaan Pagaruyung.<br />
<br />
Setelah itu, Baginda Maharaja Sakti berangkat menuju ke Bangkahulu dengan diiringi oleh ratusan pengawal dan juga oleh keempat pasirah. Setiba di sana, upacara penobatan sebagai raja di negeri itu pun telah disiapkan. Namun, ketika upacara itu akan dimulai, tiba-tiba langit menjadi gelap, lalu turunlah hujan yang sangat deras disertai angin kencang. Atas kesepakatan bersama, upacara itu akhirnya ditunda sambil menunggu cuaca kembali cerah. Namun, hingga malam hari, hujan dan badai tak kunjung berhenti.<br />
Malam itu, Baginda Maharaja Sakti bermimpi melihat seorang bidadari sedang menari-nari di tengah hujan badai. Ajaibnya, tak sedikit pun tubuh bidadari itu basah terkena air hujan. Bidadari itu kemudian menuju ke Gunung Bungkuk. Keesokan harinya, Baginda Maharaja Sakti menceritakan perihal mimpinya kepada keempat pasirah yang kemudian meminta seorang peramal untuk menafsirkan mimpi tersebut.<br />
<br />
“Ampun, Baginda. Ternyata, bidadari cantik yang ada di dalam mimpi Baginda adalah Putri Gading Cempaka, putri penguasa wilayah ini di masa lalu. Kini, ia tinggal di Gunung Bungkuk bersama keenam saudaranya. Jika Baginda bisa membawanya ke sini, Baginda akan mendirikan negeri ini tegak kembali dengan selamat. Menurut ramalan hamba, Putri Gading Cempaka kelak akan menurunkan raja-raja di negeri ini,” ungkap peramal itu.<br />
<br />
Mendengar keterangan tersebut, sang Baginda pun berhasrat meminang sang Putri. Ia lalu mengutus keempat pasirah dan beberapa pengawalnya untuk menjemput Putri Gading Cempaka di Gunung Bungkuk. Setiba di sana, mereka menghadap Raja Anak Dalam dan semua saudaranya.<br />
<br />
“Ampun, Baginda! Kami adalah utusan dari Tuanku Baginda Maharaja Sakti. Atas titah beliau, hamba diminta untuk menjemput Tuanku Putri Gading Cempaka beserta tuan-tuan sekalian. Baginda Maharaja Sakti bermaksud mengangkat Tuanku Putri Gading Cempaka menjadi permaisuri di Negeri Bangkahulu,” ungkap para utusan itu.<br />
<br />
Raja Anak Dalam bersama saudara-saudaranya pun menerima pinangan Maharaja Sakti sesuai dengan wasiat ayah mereka. Akhirnya, pesta pernikahan Putri Gading Cempaka dengan Maharaja Sakti pun dilangsungkan di Bangkahulu. Pesta berlangsung meriah karena bersamaan dengan upacara penobatan Maharaja Sakti menjadi raja di Negeri Bangkahulu.<br />
<br />
Setelah menikah, dibangunlah istana baru yang megah sebagai pusat pemerintahan. Oleh karena letak istana itu berada di Kuala Sungai Lemau, maka kerajaan itu pun berganti nama menjadi Kerajaan Sungai Lemau. Baginda Maharaja Sakti memimpin kerajaan itu dengan arif dan bijaksana. Ia dan permaisurinya pun hidup bahagia. Begitulah kisah Putri Gading Cempaka yang telah menurunkan raja-raja Kerajaan Sungai Lemau.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/JNzVp4" target="_blank">Ijazah-ijazah Dari KH. Hamid Pasuruan</a><br />
<br />
Demikian <span style="color: blue;"><u><b>Cerita Putri Gading Cempaka dari Bengkulu</b></u></span>. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah anak yang taat kepada nasehat orangtua seperti Putri Gading Cempaka dan saudara-saudaranya pada akhirnya mendapat kebahagiaan.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-74624355270118440592015-05-24T21:45:00.000-07:002015-05-24T22:47:45.007-07:00Gubuk Lebih Baik Nidzam al-Mahmudi<b>GUBUK LEBIH BAIK </b><br />
Tersebutlah seorang penganut tasawuf bernama Nidzam al-Mahmudi. Ia tinggal di sebuah kampung terpencil, dalam sebuah gubuk kecil. Istri dan anak-anaknya hidup dengan amat sederhana. Akan tetapi, semua anaknya berpikiran cerdas dan berpendidikan. Selain penduduk kampung itu, tidak ada yang tahu bahwa ia mempunyai kebun subur berhektar-hektar dan perniagaan yang kian berkembang di beberapa kota besar. Dengan kekayaan yang diputar secara mahir itu ia dapat menghidupi ratusan keluarga yg bergantung padanya. Tingkat kemakmuran para kuli dan pegawainya bahkan jauh lebih tinggi ketimbang sang majikan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/gubuk-lebih-baik.html" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Gubuk Lebih Baik Nidzam al-Mahmudi" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNCr9JNYJmJ7Lbmy9689Tgcxhm8xyz-B5u2v3A6W9yVR0AaMNs6r9AeJMkcjIBfbh1-Gk0eCri-sA987gPFCOSaywHY-Gvh6KIBkhzOoHen6YxuBzx1WPsT2d_UXsipq3zDo1bCMGSnq0/s1600/gubuk-petani-copy.jpg" /></a></div><br />
Namun, <b>Nidzam al-Mahmudi</b> merasa amat bahagia dan damai menikmati perjalanan usianya. Salah seorang anaknya pernah bertanya, `Mengapa Ayah tidak membangun rumah yang besar dan indah? Bukankah Ayah mampu?””Ada beberapa sebab mengapa Ayah lebih suka menempati sebuah gubuk kecil,” jawab sang sufi yang tidak terkenal itu. “<b>Pertama</b>, karena betapa pun besarnya rumah kita, yang kita butuhkan ternyata hanya tempat untuk duduk dan berbaring. Rumah besar sering menjadi penjara bagi penghuninya. Sehari-harian ia Cuma mengurung diri sambil menikmati keindahan istananya. Ia terlepas dari masyarakatnya. Dan ia terlepas dari alam bebas yang indah ini. Akibatnya ia akan kurang bersyukur kepada Allah.”<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/EqvY9H" target="_blank">Kisah Mistis Lawang Sewu Semarang</a><br />
<br />
Anaknya yang sudah cukup dewasa itu membenarkan ucapan ayahnya dalam hati. Apalagi ketika sang Ayah melanjutkan argumentasinya, “<b>Kedua</b>, dengan menempati sebuah gubuk kecil, kalian akan menjadi cepat dewasa. Kalian ingin segera memisahkan diri dari orang tua supaya dapat menghuni rumah yang lebih besar. <b>Ketiga</b>, kami dulu cuma berdua, Ayah dan Ibu. Kelak akan menjadi berdua lagi setelah anak-anak semuanya berumah tangga. Apalagi Ayah dan Ibu menempati rumah yang besar, bukankah kelengangan suasana akan lebih terasa dan menyiksa?” Si anak tercenung. Alangkah bijaknya sikap sang ayah yang tampak lugu dan polos itu. Ia seorang hartawan yang kekayaannya melimpah. Akan tetapi, keringatnya setiap hari selalu bercucuran. Ia ikut mencangkul dan menuai hasil tanaman. Ia betul-betul menikmati kekayaannya dengan cara yang paling mendasar.<br />
<br />
Ia tidak melayang-layang dalam buaian harta benda sehingga sebenarnya bukan merasakan kekayaan, melainkan kepayahan semata-mata. Sebab banyak hartawan lain yang hanya bisa menghitung-hitung kekayaannya dalam bentuk angka-angka. Mereka hanya menikmati lembaran-lembaran kertas yang disangkanya kekayaan yang tiada tara. Padahal hakikatnya ia tidak menikmati apa-apa kecuali angan-angan kosongnya sendiri.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/DCfb1c">Istilah Dan Ciri Pondok Pesantren Modern</a><br />
<br />
Kemudia anak itu lebih terkesima tatkala ayahnya meneruskan, “Anakku, jika aku membangun sebuah istana anggun, biayanya terlalu besar. Dan biaya sebesar itu kalau kubangunkan gubuk-gubuk kecil yang memadai untuk tempat tinggal, berapa banyak tunawisma/gelandangan bisa terangkat martabatnya menjadi warga terhormat? Ingatlah anakku, dunia ini disediakan Tuhan untuk segenap mahkluknya. Dan dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan semua penghuninya.<br />
<br />
Akan tetapi, dunia ini akan menjadi sempit dan terlalu sedikit, bahkan tidak cukup, untuk memuaskan hanya keserakahan seorang manusia saja.”Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-11653003145834505822015-05-24T10:31:00.002-07:002015-05-24T11:41:56.330-07:00KISAH PUTRI ULAR<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/kisah-putri-ular.html"><b>KISAH PUTRI ULAR</b></a> - Di suatu negeri di kawasan Simalungun, Sumatera Utara, berdiri sebuah <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/kisah-putri-ular.html" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="KISAH PUTRI ULAR" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsI1NPSzDYsyyOlER684asclosZoPkMpuERIKFOtMnT23cFGJSQSlYUo2p8bxubAwo7IXEwqP2tuw1N6TdgPYruV2lLGoFRNpMBfY_BmJ8Xmz2D0ejLQ24vAwGs6Q6L0Fp4jWFMYTJXD8/s1600/Putri-Ular.jpg" /></a></div>kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Sang Raja memiliki seorang putri yang kecantikannya sungguh luar biasa. Berita tentang kecantikan putri raja itu tersebar ke berbagai pelosok negeri. Berita tersebut juga didengar oleh seorang raja muda yang memerintah di sebuah kerajaan yang letaknya tidak jauh dari kerajaan ayah sang Putri.<br />
<br />
Mendengar kabar tersebut, Raja Muda yang tampan itu berniat melamar sang putri. Sang raja kemudian mengumpulkan para penasehat kerajaan untuk memusyawarahkan keinginannya tersebut.<br />
<br />
“Wahai, para penasehatku! Apakah kalian sudah mendengar berita kecantikan putri itu?” tanya sang raja kepada penasehatnya.<br />
“Sudah, Tuan!” jawab para penasehat serantak.<br />
“Bagaimana menurut kalian, jika sang putri itu aku jadikan sebagai permaisuri?” sang Raja kembali bertanya.<br />
“Hamba setuju, Tuan!” jawab salah seorang penasehat.<br />
“Iya, Tuan! Hamba kira, Tuan dan Putri adalah pasangan yang sangat serasi. Tuan seorang raja muda yang tampan, sedangkan sang putri seorang gadis yang cantik jelita,” tambah seorang penasehat.<br />
“Baiklah kalau begitu. Segera persiapkan segala keperluan untuk meminang sang putri,” perintah sang raja.<br />
“Baik, Baginda!” jawab seluruh penasehat serentak.<br />
<br />
Keesokan harinya, tampak rombongan utusan raja muda meninggalkan istana menuju negeri tempat tinggal sang putri. Sesampainya di sana, mereka disambut dan dijamu dengan baik oleh ayah sang putri. Usai perjamuan, utusan sang raja muda pun menyampaikan maksud kedatangan mereka.<br />
<br />
“Ampun, Baginda! Maksud kedatangan kami ke sini adalah hendak menyampaikan pinangan Raja kami,” jawab salah seorang utusan yang bertindak sebagai juru bicara.<br />
“Kami menerima pinangan Raja kalian dengan senang hati, karena kedua kerajaan akan bersatu untuk mewujudkan masyarakat yang makmur, damai dan sejahtera,” jawab sang raja.<br />
“Terima kasih, Baginda! Berita gembira ini segera kami sampaikan kepada Raja kami. Akan tetapi…, Raja kami berpesan bahwa jika lamaran ini diterima pernikahan akan dilangsungkan dua bulan lagi,” ujar utusan tersebut.<br />
“Kenapa begitu lama?” tanya sang Raja tidak sabar.<br />
“Raja kami ingin pernikahannya dilangsungkan secara besar-besaran,” jawab utusan itu.<br />
“Baiklah kalau begitu, kami siap menunggu,” jawab sang Raja.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/l6zy1v"><b>Pembicaraan Bayi Dengan Tuhan Sebelum Lahir Ke Dunia </b></a><br />
<br />
Usai berunding, utusan Raja Muda berpamitan kepada sang Raja untuk kembali ke negeri mereka. Setibanya di sana, mereka langsung melaporkan berita gembira itu kepada Raja mereka, bahwa pinangannya diterima. Sang Raja Muda sangat gembira mendengar berita itu.<br />
<br />
“Kalau begitu, mulai saat ini kita harus menyiapkan segala keperluan untuk upacara pernikahan ini!” seru Raja Muda.<br />
“Baiklah, Tuan! Segera kami kerjakan,” jawab seorang utusan.<br />
<br />
Sementara itu, setelah para utusan Raja Muda kembali ke negeri mereka, ayah sang Putri menemui putrinya dan menyampaikan berita pinangan itu.<br />
<br />
“Wahai, putriku! Tahukah engkau maksud kedatangan para utusan itu?” tanya sang Raja kepada putrinya.<br />
“Tidak, ayah! Memangnya ada apa, yah?” sang putri balik bertanya.<br />
“Ketahuilah, putriku! Kedatangan mereka kemari untuk menyampaikan pinangan raja mereka yang masih muda. Bagaimana menurutmu?” tanya sang Ayah.<br />
“Jika ayah senang, putri bersedia,” jawab sang Putri malu-malu.<br />
“Ayah sangat bangga memiliki putri yang cantik dan penurut sepertimu, wahai putriku!” sanjung sang Ayah.<br />
“Putriku, jagalah dirimu baik-baik! Jangan sampai terjadi sesuatu yang dapat membatalkan pernikahanmu,” tambah sang ayah.<br />
“Baik, ayah!” jawab sang putri.<br />
<br />
Menjelang hari pernikahannya, sebagaimana biasa, setiap pagi sang putri pergi mandi dengan ditemani beberapa orang dayangnya di sebuah kolam yang berada di belakang istana. Di pinggir kolam disiapkan sebuah batu besar untuk tempat duduk sang putri. Usai berganti pakaian, sang putri segera masuk ke dalam kolam berendam sejenak untuk menyejukkan sekujur tubuhnya.<br />
Setelah beberapa saat berendam, sang putri duduk di atas batu di tepi kolam. Sambil menjuntaikan kakinya ke dalam air, sang putri membayangkan betapa bahagianya saat pernikahan nanti, duduk bersanding di pelaminan bersama sang suami, seorang Raja Muda yang gagah dan tampan.<br />
<br />
Di tengah-tengah sang putri asyik mengkhayal dan menikmati kesejukan air kolam itu, tiba-tiba angin bertiup kencang. Tanpa diduga, sebuah ranting pohon yang sudah kering mendadak jatuh tepat mengenahi ujung hidung sang putri.<br />
“Aduuuh, hidungku!” jerit sang putri sambil memegang hidungnya.<br />
<br />
Dalam sekejap, tangan putri yang malang itu penuh dengan darah. Sambil menahan rasa sakit, sang putri menyuruh dayang-dayangnya untuk diambilkan cermin. Betapa terkejut dan kecewanya sang putri saat melihat wajahnya di cermin. Hidungnya yang semula mancung itu tiba-tiba menjadi sompel (hilang sebagian) tertimpa ranting pohon yang ujungnya tajam. Kini wajah sang putri tidak cantik lagi seperti semula. Ia sangat sedih dan air matanya pun bercucuran keluar dari kelopak matanya.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/LAOTKA" target="_blank"><b>Keutamaan Membaca Surah Yasin</b></a><br />
<br />
“Celaka! Pernikahanku dengan raja muda akan gagal. Ia pasti akan mencari putri lain yang tidak memiliki cacat. Jika aku gagal menikah dengan raja muda, ayah dan ibu pasti kecewa dan malu di hadapan rakyatnya,” pikir sang putri.<br />
<br />
Sang putri sangat tertekan. Pikiran-pikiran itu terus berkecamuk di kepalanya. Hatinya pun semakin bingung. Ia tidak ingin membuat malu dan kecewa kedua orang tuanya. Namun, ia tidak mampu mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya. Ia tidak dapat berbuat apa-apa lagi, selain menyesali nasibnya yang malang itu.<br />
<br />
Sang putri pun jadi putus asa. Sambil menangis, ia menengadahkan kedua tangannya ke atas, lalu berdoa:<br />
<br />
“Ya, Tuhan! Hukumlah hambamu ini yang telah membuat malu dan kecewa orang tuanya!” doa sang putri dengan mata berkaca-kaca.<br />
<br />
Baru saja doa itu terucap dari mulut sang putri, tiba-tiba petir menyambar-nyambar sebagai tanda doa sang putri didengar oleh Tuhan. Beberapa saat kemudian, tubuh sang putri mengalami perubahan yang sangat mengejutkan. Kakinya yang putih mulus tiba-tiba mengeluarkan sisik. Sisik tersebut semakin merambat ke atas. Dayang-dayangnya pun tersentak kaget saat melihat peristiwa itu. Ketika sisik itu mencapai dada, sang putri segera memerintahkan seorang dayang-dayangnya untuk memberi tahu ayah dan ibunya di dalam istana.<br />
<br />
“Ampun, Tuan!” hormat sang dayang kepada raja.<br />
“Ada apa, dayang-dayang?” tanya sang raja.<br />
“Ampun, Tuan! Kulit tuan putri mengeluarkan sisik seperti ular,” lapor sang dayang.<br />
“Apa…? Anakku mengeluarkan sisik!” tanya sang raja tersentak kaget.<br />
“Benar, Tuan! Hamba sendiri tidak tahu kenapa hal itu bisa terjadi,” jawab sang dayang.<br />
<br />
Setelah mendengar laporan itu, sang raja dan permaisuri segera menuju ke kolam permandian. Sesampainya di tempat itu, mereka sudah tidak melihat tubuh sang putri. Yang tampak hanya seekor ular besar yang bergelung di atas batu yang biasa dipakai sang putri untuk duduk.<br />
<br />
“Putriku!” seru sang raja kepada ular itu.<br />
<br />
Ular itu hanya bisa menggerakan kepala dan menjulurkan lidahnya dengan tatapan mata yang sayu. Ia seakan hendak berbicara, namun tak satu kata pun yang terucap dari mulutnya.<br />
<br />
“Putriku! Apa yang terjadi denganmu?” tanya permaisuri cemas.<br />
<br />
Meskipun permaisuri sudah berteriak memanggilnya, namun ular itu tetap saja tidak bisa berkata apa-apa. Tak lama kemudian, ular besar penjelmaan sang putri pergi meninggalkan mereka dan masuk ke dalam semak belukar. Sang raja dan permaisuri beserta dayang-dayang tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka sangat sedih dan menangis atas nasib malang yang menimpa sang putri.<br />
<br />
Peristiwa penjelmaan sang putri menjadi seekor ular adalah hukuman dari Yang Kuasa atas permintaannya sendiri, karena keputusasaannya. Ia putus asa karena telah membuat malu dan kecewa kedua orang tuanya. Ia tidak berhasil menjaga amanah ayahnya untuk selalu jaga diri agar tidak terjadi sesuatu yang dapat membatalkan pernikahannya dengan Raja Muda yang tampan itu.<br />
<br />
* * * * * <a href="http://goo.gl/6oQoGu" target="_blank">Batu Blue Safir</a><br />
<br />
Demikian cerita Kisah Putri Ular dari Simalungun, Sumatera Utara. Cerita di atas termasuk cerita rakyat teladan yang mengandung pesan-pesan moral. Salah satu pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah akibat buruk dari sifat putus asa. Sifat ini tercermin pada sikap sang putri yang memohon kepada Tuhan agar dirinya dihukum, dan akhirnya ia menjelma menjadi seekor ular besar. Sifat ini termasuk sifat tercela dan sangat dipantangkan dalam kehidupan orang Melayu.Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-61028514524404823702015-05-24T10:32:00.000-07:002015-05-24T11:27:27.918-07:00Pondok Pesantren Al-Khoirot<b style="color: blue;">PONDOK PESANTREN AL KHOIROT</b> didirikan oleh KH. Syuhud Zayyadi pada 1963. Beliau merupakan bagian dari keluarga besar Bany Itsbat dengan silsilah nasab sampai ke salah satu Walisongo (Sunan Drajad / Sunan Ampel / Sunan Giri). PPA awalnya merupakan lembaga pengajaran Islam dengan format salaf (tradisional) murni dengan sistem pengajian sorogan dan wethonan / bandongan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/pondok-pesantren-al-khoirot.html" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pondok Pesantren Al-Khoirot" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg90EdTv6oDpdASBwpFweMsKAJgpdI6ElzXZ4Udb8xHZTskvsDO87SBNkEHruKiTOGZba1UBdQHoXQLO2t_guXCnj0_0EVKvJCjh4PH4R-wR_OZYDfNOwsEc25ycW-zvWkhrmNs3RPA40/s1600/pondok-pesantren-al-khoirot.jpg" /></a></div><br />
<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/pondok-pesantren-al-khoirot.html"><b>PONDOK PESANTREN AL KHOIROT</b></a><br />
Pada tahun 1970-an, madrasah diniyah (madin) Annasyiatul Jadidah didirikan. Madin ini menitik beratkan pada pendidikan ilmu agama dengan sistem klasikal dari kelas 1 sampai kelas 6 ibtidaiyah. Pada tahun 1977, madrasah tsanawiyah mulai dirintis, Namun sekolah ini hanya bertahan kurang dari setahun karena terkendala oleh banyak hal.<br />
<br />
Pada tahun 2009, sekolah formal kembali didirikan tidak hanya MTS (Madrasah Tsanawiyah) tapi juga MA (Madrasah Aliyah) dengan nama MTS dan MA Al-Khoirot. MTS dan MA Al-Khoirot mendapat sambutan cukup baik dari masyarakat baik di lingkungan sekitar maupun dari kawasan lain di Indonesia baik dari dalam Pulau Jawa maupun dari luar Jawa.<br />
<br />
Keunikan dari MTs dan MA Al-Khoirot adalah siswanya diwajibkan belajar di dalam <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/01/pondok-pesantren-al-azhar.html">pondok pesantren</a>. Tidak boleh sekolah dari luar. Begitu juga sebaliknya, santri harus menjadi siswa MTS dan MA kecuali bagi yang sudah lulus SLTA. Intinya, santri harus menjadi siswa dan siswa harus menjadi santri. Sehingga peserta didik betul-betul mengalami transformasi total baik dalam keilmuan maupun perilaku ketika mereka lulus dari MTS MA atau <b>Pesantren Al-Khoirot</b>.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/h1o7lK"><b>KH. Ahmad Basyir; Mujiz Dala’il al-Khairat</b></a><br />
<br />
Pada tahun 2012, PPA membuka program baru menghafal Al-Quran (Tahfidzul Quran) dengan tujuan untuk menciptakan generasi muda yang Qurani tidak hanya dalam keilmuan tapi juga dalam perilaku. <b>PENGASUH PESANTREN</b> <span style="color: blue;">KH Zainal Ali Suyuthi</span> Pengasuh menduduki posisi tertinggi dalam hirarki kepemimpinan sebuah pesantren di Jawa, termasuk di PPA. Pengasuh pertama <b>Pondok Pesantren Al-Khoirot (PPA)</b> adalah KH. Syuhud Zayyadi sendiri. Setelah beliau wafat pada tahun 1993, pimpinan pesantren dipegang secara kolektif oleh putra dan menantu beliau di bawah nama Dewan Pengasuh. Dewan Pengasuh terbagi menjadi Dewan Pengasuh Harian dan Dewan Pengasuh Konsultatif.<br />
<br />
<u><b>Dewan Pengasuh harian</b></u> adalah para pimpinan pesantren yang secara fisikal berada di lingkungan PPA dan terlibat langsung dalam urusan keseharian pesantren. Sedang <u><b>Dewan Pengasuh Konsultatif</b></u> adalah pimpinan pesantren yang, karena satu dan lain hal, secara fisik berada jauh di luar lingkungan PPA dan karena itu tidak terlibat langsung dalam aktivitas keseharian dan pengambilan keputusan pesantren. Namun demikian, Dewan Pengasuh Konsultatif tetap diminta konsultasinya dalam pengambilan keputusan yang dianggap sangat penting dan besar.<br />
<br />
<b>PROFIL PENGASUH</b> <b>KH. M. SYUHUD ZAYYADI</b> Pendiri dan pengasuh pertama Pondok Pesantren Al-Khoirot ini belajar ilmu agama sejak kecil. Guru ngaji pertamanya adalah ayah beliau sendiri yaitu Kyai Zayyadi yang juga pengasuh pesantren Madukawan, Pamekasan Madura. Setelah itu beliau belajar di sejumlah pesantren baik di dalam maupun luar negeri.<br />
<br />
Guru-guru beliau antara lain: KH. Thoha Pondok Pesantren Al-Falah Sumbergayam Pamekasan Madura KH. Abdul Madjid Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata Pamekasan KH. Imron Kholil <a href="http://5antri.blogspot.com/2013/02/pondok-pesantren-langitan.html">Pondok Pesantren </a>Syaikhona Kholil Bangkalan Maduran Syekh Amin Al-Kutbi Makkah Al-Mukarramah Arab Saudi Syed Alwi Al-Maliki Makkah Al-Mukarramah Arab Saudi <b>KH. ZAINAL ALI SUYUTHI</b>.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/jsr0DJ" target="_blank">4 MISTERI Di Nusa KAMBANGAN</a><br />
<br />
KH. Zainal Ali Suyuthi adalah pengasuh kedua Pondok Pesantren Al-Khoirot. Beliau adalah mantu dari KH. Syuhud Zayyadi dan menjadi pengasuh pesantren setelah KH. Syuhud Zayyadi wafat pada tahun 1993. Guru-guru beliau adalah sebagai berikut: KH. Baqir Abdul Hamid Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar KH. Muhammad Syamsul Arifin <span style="color: blue;">Pondok Pesantren Darul Ulum</span> Banyuanyar Syed Muhammad bin Alwi Al-Maliki Syekh Ismail Al-Yamani Syekh Al-Harawi.<br />
<br />
Website : <a href="http://www.alkhoirot.com/" style="color: blue;" target="_new"><b>Pondok Pesantren Al-Khoirot</b></a>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-81120901832782658512015-05-24T10:33:00.000-07:002015-05-24T11:08:20.862-07:00Asal usul Pulau Belitung<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/asal-usul-pulau-belitung.html"><b>ASAL USUL PULAU BELITUNG</b></a> - <b>Belitung</b> atau <b>Belitong</b> (sejenis siput laut) adalah nama sebuah pulau tropis yang terletak di lepas pantai timur Pulau Sumatra, bagian dari Provinsi Bangka-Belitung, Indonesia. Menurut cerita, pulau yang bentuknya mirip kepala manusia ini merupakan bagian semenanjung utara Pulau Bali yang terputus, lalu hanyut terbawa arus gelombang menuju ke arah utara. Peristiwa apakah yang menyebabkan Pulau Bali terputus? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita <u><b>Asal Usul Pulau Belitung</b></u> berikut ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/asal-usul-pulau-belitung.html" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Asal usul Pulau Belitung" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVVyKE-zAQg1Imok7U6JtETFJuDAP7JmcIOL7DttAT7vebvyUsIyQ08l5Gn30nxFej8KpFWMC6OOgKCU0klOkPPHDaClmo8YAK1nspCgPvQTBborBu6hOPAdvtH5HIKymAh9pVX8WLKBo/s400/pulau-lengkuas.jpg" /></a></div><br />
<a href="http://5antri.blogspot.com/"><b>PULAU BELITUNG</b></a><br />
Alkisah, di Pulau Bali, Indonesia, hidup seorang raja yang adil dan bijaksana. Sang Raja sangat disegani dan disayangi oleh rakyatnya. Apapun yang dititahkannya pasti dipatuhi oleh rakyatnya. Raja tersebut mempunyai seorang gadis yang cantik jelita. Kecantikannya terkenal hingga ke berbagai negeri. Sudah banyak pemuda dan putra mahkota yang datang melamarnya, namun tak satu pun lamaran mereka yang diterimanya.<br />
<br />
Pada suatu hari, seorang putra mahkota tampan dari kerajaan tetangga datang melamarnya. Ia adalah putra dari sahabat karib ayahandanya. Namun, sang Putri tetap menolak lamaran tersebut. Sang Raja dan Permaisuri sangat heran melihat sikap putrinya itu.<br />
“Permaisuriku! Ada apa dengan putri kita? Kenapa setiap pelamar yang datang selalu ditolaknya?” tanya sang Raja kepada permaisurinya.<br />
“Entahlah, Kanda! Tapi, Dinda merasa putri kita sedang menyembunyikan sesuatu,” kata permaisuri.<br />
“Kalau begitu, sebaiknya hal ini kita tanyakan langsung kepadanya,” kata sang Raja.<br />
“Baiklah, Kanda. Biarlah Dinda yang bicara kepadanya mengenai hal ini,” sahut permaisuri.<br />
<br />
Pada suatu sore, permaisuri melihat putrinya sedang duduk di kamarnya. Ia pun segera menghampirinya.<br />
“Putriku! Mengapa Ananda selalu menolak lamaran yang datang?”<br />
Mendengar pertanyaan permaisuri, sang Putri hanya terdiam menunduk. Mulanya, ia malu untuk mengungkapkan alasannya menolak lamaran tersebut. Namun setelah didesak, dengan berat hati sang Putri pun menjawab:<br />
“Maafkan Ananda, Bunda! Bukannya Ananda tidak mau menerima lamaran mereka. Tapi, Ananda merasa malu dengan penyakit yang sedang Ananda derita ini.”<br />
“Penyakit apakah yang sedang Ananda derita? Kenapa Ananda tidak pernah bercerita kepada Bunda?” sang Permaisuri bertanya lagi.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/CyhkTk" target="_blank"><b>Manfaat Dan Khasiat Batu Ambar</b></a><br />
<br />
Pertanyaan permaisuri itu membuat sang Putri kembali terdiam. Ia tidak berani menatap ibundanya. Melihat hal itu, sang Permaisuri pun memeluk putri kesayangannya itu.<br />
“Putriku! Penyakit apakah yang sedang Ananda derita? Ceritakanlah kepada Bunda!” bujuk permaisuri.<br />
Sambil menangis terisak di pelukan ibundanya, sang Putri pun bercerita tentang keadaan penyakit yang ia derita.<br />
“Ananda sedang mengidap penyakit kelamin, Bunda,” ungkap sang Putri.<br />
<br />
Mendengar cerita itu, Permaisuri pun mengerti dan merasa sedih atas nasib yang menimpa putrinya. Ia pun segera menyampaikan berita buruk itu kepada Baginda Raja.<br />
“Kanda! Dinda sudah tahu alasan kenapa putri kita selalu menolak setiap lamaran yang datang. Rupanya, putri kita sedang mengidap penyakit kelamin,” kata permaisuri.<br />
<br />
Betapa terkejutnya sang Raja mendengar berita itu. Ia bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Setelah berpikir sejenak, akhirnya Baginda Raja dan permaisuri memutuskan untuk mengadakan sayembara. Barang siapa yang mampu menyembuhkan penyakit sang Putri akan dinikahkan dengan sang Putri. Sang Raja pun segera memerintahkan kepada hulubalang istana agar menyebarkan pengumuman ke berbagai negeri. <br />
<br />
Pada hari yang telah ditentukan, berkumpullah para ahli pengobatan dari berbagai penjuru untuk mengikuti sayembara tersebut. Satu per satu para ahli tersebut dipanggil untuk mengobati penyakit sang Putri. Meskipun para ahli tersebut telah mengeluarkan kemampuan dan kesaktian masing-masing, namun tak seorang pun yang berhasil menyembuhkan penyakit sang Putri. Putuslah harapan sang Raja dan permaisuri. Oleh karena khawatir penyakit sang Putri akan menular kepada orang-orang di sekitarnya, akhirnya sang Raja pun memutuskan untuk mengasingkan putrinya ke tengah hutan di semenanjung sebelah utara Pulau Bali. <br />
<br />
Keesokan harinya, setelah segala sesuatunya disiapkan, sang Putri pun diantar ke tempat pengasingan. Ia diantar oleh sang Raja dan permaisuri beserta para pembantu istana. Sesampainya di sana, sang Putri dibuatkan sebuah pondokan untuk tempat tinggal. Setelah itu, sang Putri pun ditinggal bersama anjing peliharaannya yang bernama Tumang. Sebelum kembali ke istana, permaisuri berusaha membujuk dan menenangkan hati putrinya. <br />
<br />
“Maafkan kami, Putriku! Ayahanda dan Bunda terpaksa meninggalkan Nanda sendirian di sini hingga penyakit Ananda sembuh. Ananda tidak usah khawatir, sesekali waktu Bunda akan mengutus beberapa orang pengawal istana untuk mengantarkan makanan dan segala keperluan Ananda selama tinggal di sini,” ujar permaisuri kepada putrinya.<br />
“Baiklah, Bunda! Demi keselamatan orang lain, Nanda rela tinggal di sini. Lagi pula, Ananda sudah ditemani oleh si Tumang,” kata sang Putri. <br />
<br />
Setelah memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa untuk perlindungan sang Putri, dengan perasaan sedih sang Raja dan permaisuri beserta rombongannya pergi meninggalkan tempat tersebut.<br />
<br />
Selama berada di dalam hutan itu, sang Putri selalu ditemani oleh anjing kesayangannya ke mana pun ia pergi. Pada suatu hari, ketika sang Putri sedang buang air kecil, si Tumang menjilat air kencing sang Putri. Bahkan si Tumang juga menjilat sisa-sisa air kencing yang masih melekat di kemaluan sang Putri. Melihat hal itu, sang Putri tetap membiarkannya. Kejadian seperti itu berlangsung hampir setiap kali sang Putri buang air kecil. <br />
<br />
Setelah beberapa bulan berada di tempat itu, sang Putri mulai merasa kesepian. Sebagai seorang gadis yang sedang mengalami kasmaran yang menggelora, tentu ia mendambakan kehangatan kasih mesra seorang kekasih. Ketika asmaranya semakin menggelora dan tak mampu lagi menahannya, akhirnya sang Putri pun melampiaskan nafsunya kepada anjing kesayangannya. Kebiasaan sang Putri membiarkan anjingnya menjilat kemaluannya setiap selesai buang air kecil berubah menjadi hubungan kelamin, hingga akhirnya sang Putri mengandung. Namun, saat itu pula terjadi suatu keanehan. Penyakit yang diderita sang Putri berangsur sembuh.<br />
<br />
Pada suatu hari, utusan dari istana datang mengantarkan makanan dan keperluan untuk sang Putri. Betapa terkejutnya para utusan tersebut ketika melihat perut sang Putri yang sudah membesar.<br />
“Ampun, Tuan Putri! Apa yang sedang menimpa Tuan Putri, kenapa perut Tuan Putri menjadi besar begitu?” tanya seorang utusan.<br />
<br />
Mulanya, sang Putri enggan untuk menceritakan semua kejadian yang dialaminya. Setelah didesak, akhirnya ia pun berterus terang dan menceritakan apa yang telah dilakukannya dengan si Tumang. Ia juga bercerita bahwa sejak berhubungan dengan si Tumang, penyakit kelaminnya berangsur sembuh. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="BATU GRANIT" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmlgnVmV6w9i-5xWzB4Thkg9cQtmTgTvlghCIygo_sv-vWwIglmxi7waILwO9mfSFG5ehdJZ7PQDvuHB46Zu_JgZVmplfHMjTK-5AMZNC0W2i9KVOkbMW3gCky7A5azIu0AXZ6Kydz2ac/s400/batu-granit-di-pantai-belitung.jpg" /></a></div><br />
Mendengar pernyataan sang Putri, para utusan itu pun segera kembali ke istana untuk menyampaikan berita tersebut kepada sang Raja. Mulanya sang Raja sangat senang ketika mendengar penyakit putrinya telah sembuh. Namun, alangkah terkejutnya sang Raja ketika mendengar putrinya telah berhubungan badan dengan si Tumang. Mendengar kabar buruk itu, sang Raja bagaikan disambar petir. Ia benar-benar tidak pernah menyangka sebelumnya jika putrinya akan melakukan perbuatan yang sangat memalukan itu. Ia pun menjadi murka dan tidak menerima perbuatan putrinya yang telah mencemarkan nama baik keluarga istana. <br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/terbenamnya-sang-mentari-timur-pulau.html"><b>Terbenamnya Sang Mentari Timur Pulau Jawa</b></a><br />
<br />
Pada suatu malam, Sang Raja mensucikan diri dan memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar menghukum putrinya.<br />
<br />
“Ya, Tuhan! Berilah hukuman kepada putriku yang telah melanggar perintahmu! Hancurkanlah tempat di mana Putriku telah melakukan perbuatan tercela!” <br />
<br />
Doa sang Raja pun dikabulkan. Beberapa hari kemudian, hujan deras disertai angin sangat kencang datang menerjang. Tidak berapa lama kemudian, bumi pun bergetar sehingga semenanjung Pulau Bali tempat sang Putri diasingkan itu terputus dan hanyut menuju ke arah utara. <br />
<br />
Nun jauh di sana, di tengah laut lepas sebelah timur Pulau Sumatra, dua orang nelayan yang bernama Datuk Malim Angin dan Datuk Langgar Tuban sedang memancing ikan dengan menggunakan perahu sampan. Di tengah sedang asyik memancing, tiba-tiba mereka dikejutkan sebuah pemandangan yang aneh. Datuk Malim Angin melihat sebuah pulau sedang hanyut dan melintas tidak jauh dari tempat mereka memancing. Tanpa berpikir panjang, ia pun segera mengayuh sampan dan mengejar pulau itu. Ketika berhasil mencapai salah satu bagian pulau tersebut, Datuk Malim Angin pun segera mengambil sebuah tali sauh dan mengikatkannya pada sebatang pohon yang ada di kaki sebuah gunung, kemudian melemparkan jangkarnya yang telah diikatkan pada ujung tali itu ke dasar laut. Beberapa saat kemudian, pulau itu pun berhenti dan tidak hanyut lagi. <br />
<br />
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, gunung tempat Datuk Malim Angin menambatkan tali sauhnya disebut dengan Gunung Baginde yang kini terletak di Kampung Padang Kandis, Membalong, Belitung. Sementara pulau yang hanyut itu, masyarakat setempat menyebutnya Pulau Belitong, yang berasal dari kata Bali terpotong. Lama kelamaan penyebutannya berubah menjadi Belitung.<br />
<br />
Demikian <span style="color: blue;"><b>Cerita Asal Usul Pulau Belitung</b></span> dari daerah Provinsi Bangka-Belitung, Indonesia. Cerita di atas termasuk kategori legenda yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah ganjaran dari perbuatan lengah dan tidak mampu menahan hawa nafsu, sebagaimana yang dialami oleh sang Putri. Dikatakan dalam tunjuk ajar Melayu:<br />
<ul><li><b><i>ingat hidup banyak godaan</i></b></li>
<li><b><i>di kiri iblis di kanan setan</i></b></li>
<li><b><i>nafsu menanti di dalam badan</i></b></li>
<li><b><i>selera menunggu di angan-angan</i></b></li>
<li><b><i>bila lengah hidup mengenyam</i></b></li>
<li><b><i>bila lalai rusaklah iman</i></b></li>
</ul>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-36788295407120195072015-05-24T10:34:00.000-07:002015-05-24T10:54:40.472-07:00Pondok Pesantren Suryalaya<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/pondok-pesantren-suryalaya.html"><b>SEJARAH PONDOK PESANTREN SURYALAYA</b></a><br />
<b>Pondok Pesantren Suryalaya</b> dirintis oleh Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad atau yang dikenal dengan panggilan Abah Sepuh, pada masa perintisannya banyak mengalami hambatan dan rintangan, baik dari pemerintah kolonial Belanda maupun dari masyarakat sekitar. Juga lingkungan alam (geografis) yang cukup menyulitkan. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pondok_Pesantren_Suryalaya" target="_blank">Pondok pesantren suryalaya</a> bersih dan nyaman.<br />
<br />
Namun Alhamdullilah, dengan izin Allah SWT dan juga atas restu dari guru beliau, Syaikh Tholhah bin Talabudin Kalisapu Cirebon semua itu dapat dilalui dengan selamat. Hingga pada tanggal 7 Rajab 1323 H atau 5 September 1905, Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad dapat mendirikan sebuah pesantren walaupun dengan modal awal sebuah mesjid yang terletak di kampung Godebag, desa Tanjung Kerta. <span style="color: blue;"><b>Pondok Pesantren Suryalaya</b></span> itu sendiri diambil dari istilah sunda yaitu Surya = Matahari, Laya = Tempat terbit, jadi Suryalaya secara harfiah mengandung arti tempat matahari terbit. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/05/pondok-pesantren-suryalaya.html" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pondok Pesantren Suryalaya" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTr_CcyhZL0VQxzA8jGsBiWEsVnkmMxYopp6bpMFjPd00TQltoP0CH0ilNAZNzdol_1T6ibA85g_Qulx69alB1pBB-DwVFAa8tnmxb7MlNtzIZDnD4O5WaHaJv4oUtLj_RVj1cnMHAA6g/s1600/suryalaya.jpg" /></a></div><br />
<a href="http://5antri.blogspot.com/"><b>PONDOK PESANTREN SURYALAYA</b></a><br />
Pada awalnya Syeikh Abdullah bin Nur Muhammad sempat bimbang, akan tetapi guru beliau Syaikh Tholhah bin Talabudin memberikan motivasi dan dorongan juga bimbingan khusus kepadanya, bahkan beliau pernah tinggal beberapa hari sebagai wujud restu dan dukungannya. Pada tahun 1908 atau tiga tahun setelah berdirinya <u><i>Pondok Pesantren Suryalaya</i></u>, Abah Sepuh mendapatkan khirqoh (legitimasi penguatan sebagai guru mursyid) dari Syaikh Tholhah bin Talabudin <br />
<br />
Seiring perjalanan waktu, <u><b>Pondok Pesantren Suryalaya</b></u> semakin berkembang dan mendapat pengakuan serta simpati dari masyarakat, sarana pendidikan pun semakin bertambah, begitu pula jumlah pengikut/murid yang biasa disebut ikhwan. <br />
<br />
Dukungan dan pengakuan dari ulama, tokoh masyarakat, dan pimpinan daerah semakin menguat. Hingga keberadaan <b><i>Pondok Pesantren Suryalaya</i></b> dengan <b>Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah</b>-nya mulai diakui dan dibutuhkan. Untuk kelancaran tugas Abah Sepuh dalam penyebaran Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah dibantu oleh sembilan orang wakil talqin, dan beliau meninggalkan wasiat untuk dijadikan pegangan dan jalinan kesatuan dan persatuan para murid atau ikhwan, yaitu TANBIH. <br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/pxAW7l" target="_blank">Doa Setelah Adzan</a><br />
<br />
Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad berpulang ke Rahmattullah pada tahun 1956 di usia yang ke 120 tahun. Kepemimpinan dan kemursyidannya dilimpahkan kepada putranya yang kelima, yaitu KH. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin yang akbrab dipanggil dengan sebutan Abah Anom. Pada masa awal kepemimpinan Abah Anom juga banyak mengalami kendala yang cukup mengganggu, di antaranya pemberontakan DI/TII. Pada masa itu Pondok Pesantren Suryalaya sering mendapat gangguan dan serangan, terhitung lebih dari 48 kali serangan yang dilakukan DI/TII. Juga pada masa pemberontakan PKI tahun 1965, Abah Anom banyak membantu pemerintah untuk menyadarkan kembali eks anggota PKI, untuk kembali ke jalan yang benar menurut agama Islam dan Negara. <br />
<br />
Perkembangan <u><b>Pondok Pesantren Suryalaya</b></u> semakin pesat dan maju, membaiknya situasi keamanan pasca pemberontakan DI/TII membuat masyarakat yang ingin belajar Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah semakin banyak dan mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia. Juga dengan penyebaran yang dilakukan oleh para wakil talqin dan para mubaligh, usaha ini berfungsi juga untuk melestarikan ajaran yang tertuang dalam asas tujuan Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah dan Tanbih. <br />
<br />
Dari tahun ke tahun <u><span style="color: blue;"><b>Pondok Pesantren Suryalaya</b></span></u> semakin berkembang, sesuai dengan tuntutan zaman, maka pada tanggal 11 maret 1961 atas prakarsa H. Sewaka (Alm) mantan Gubernur Jawa Barat (1947 – 1952) dan mantan Mentri Pertahanan RI Iwa Kusuma Sumantri (Alm) (1952 – 1953). Dibentuklah Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya. Yayasan ini dibentuk dengan tujuan untuk membantu tugas Abah Anom dalam penyebaran Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah dan dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. <br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://goo.gl/k2hrCi">Tanda Kehormatan Republik Indonesia</a><br />
<br />
Setelah itu <i><b>Pondok Pesantren Suryalaya</b></i> semakin dikenal ke seluruh pelosok Indonesia, bahkan sampai ke Negara Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, dan Thailand, menyusul Australia, negara-negara di Eropa dan Amerika. Dengan demikian ajaran Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah pun semakin luas perkembangannya, untuk itu Abah Anom dibantu oleh para wakil talqin yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, dan juga wakil talqin yang berada di luar negeri seperti yang disebutkan di atas. <br />
<br />
Pada masa kepemimpinan Abah Anom, Pondok Pesantren Suryalaya berperan aktif dalam kegiatan Keagamaan, Sosial, Pendidikan, Pertanian, Kesehatan, Lingkungan Hidup, dan Kenegaraan. Hal ini terbukti dari penghargaan yang diperoleh baik dari presiden, pemerintah pusat dan pemerintah daerah, bahkan dari dunia internasional atas prestasi dan jasa-jasanya. Dengan demikian eksistensi atau keberadaan Pondok Pesantren Suryalaya semakin kuat dan semakin dibutuhkan oleh segenap umat manusia. <br />
<br />
<b>Website :</b> <a href="http://www.suryalaya.org/" style="color: blue;" target="_new"><b>Pondok Pesantren Suryalaya</b></a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-5297289059659351872015-04-15T02:40:00.000-07:002015-04-15T02:41:35.671-07:00Mbah Yasin (Mbah Kandar) Bareng Jekulo Kudus<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/mbah-yasin-mbah-kandar-bareng-jekulo.html" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Bareng Jekulo Kudus" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYNHQr_I6WKYo9EPERBl8cjZwTAMJ2dmInSCHXVfnXyGLPDabCz1WFkInrhC39YwUDgZstKUCq5Fm3m6G6Al8dVNNgzXBPJNpDyV9dygzI6P7Hj40vXaEUfEd2pn7bNDAgTFhWp7iU6HY/s1600/Pondok.jpg" /></a></div><br />
<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/mbah-yasin-mbah-kandar-bareng-jekulo.html"><b>MBAH YASIN [MBAH KANDAR] BARENG, JEKULO, KUDUS</b> </a><br />
Sukandar [nama kecil mBah Yasin] lahir di Cebolek, Margoyoso Pati. Beliau anak dari H. Tasmin [H. Amin]. beliau keturunan ke 6 dari mBah Mutamakkin, Kajen, Pati. ketika usianya enam tahun, ayahnya meninggal dunia di Makkah dan dimakamkan di sana. Setelah itu, masa kecil dan remaja mBah Yasin dihabiskan bersama dengan Mbah Salam, [ayah KH. Abdullah Salam, Kajen, Pati] yang kemudian menjadi pengasuhnya sepeninggal mBah Tasmin. beliau hidup bersama dengan Mbah Abdullah Salam. <br />
<br />
Menginjak usia remaja, beliau mondok di Besuk, Kejayan, Pasuruan, yang saat ini diasuh oleh KH. Mohammad Subadar [keponakan mBah Yasin]. ketika beliau tengah mondok dis ana, beliau dijemput oleh mBah Yasir [pengasuh Pondok Bareng ketika itu]. beliau mendapat wangsit dari Mbah Sanusi, kalau pondok ini pingin besar, maka Panjenengan harus menjemput pemuda yang bernama Sukandar, yang saat ini tengah nyantri di Besuk, Kejayan, Pasuruan. <br />
<br />
Beliau segera berangkat ke sana. Sukandar mudapun ikut pulang bersama mBah Yasir dan menjadipengasuh di Pondok Bareng, sekaligus dijadikan sebagai menantunya. begitu pesantren ini diasuh oleh mBah Yasin [mBah Kandar] menanh benar, pesantren ini menjadi besar dan terkenal di seluruh tanah jawa, bahkan sampai ke luar jawa. <br />
<br />
Dari pernikahan itu, mBah Yasin dikarunia banyak anak, namun yang bertahan hidup hanya 4 orang. yaitu Nyai Nafisatun [isteri KH. Muhammadun Pakis, Tayu, Pati], K. Muhammad [Bareng, Kudus], Nyai Muslimah [isteri KH. Khanafi, Bareng, Kudus] KH. Sanusi. [Bareng, Kudus]. Dari keempat anak tersebut, yang sekarang masih hidup tinggal KH. Sanusi, yang bermukim di Bareng, Jekulo Kauman. <br />
<br />
salah satu ciri khas yang ditanamkan mBah Yasin adalah tirakat, dengan melakukan puasa. yang paling populer adalah puasa Ndala’il, puasa selama tiga tahun dengan membaca kitab Dala’ilul Khoirot. Mestinya untuk melakukan Ndala’il tidak harus berpuasa. ada banyak cara untuk melakukan. namun justru yang paling populer adalah puasa tiga tahun ini. <br />
<br />
Ndala’il ini justru kemudian dipopulerkan oleh KH. Ahmad Basyir [Bareng, Kudus] yang setiap tahun mengadakan khol Dala’il, yang menurut kami sendiri [sebagai cucu mBah Yasin] tidak pernah ada wasiat untuk melakukan acara semacam ini. KH. Ahmad Basyir adalah seorang santri yang melakukan khidmah di ndalem mBah Yasin di masa hidupnya. dan sekarang bermukim di Bareng, Kudus. Mbah Yasin wafat pada tahun 1954.Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-5005730405112802012015-04-15T02:18:00.000-07:002015-04-15T02:25:23.594-07:00Kiai Kholil Bangkalan Madura Masuk Penjara<b>K.H MUHAMMAD KHOLIL (MBAH KHOLIL) BANGKALAN . MADURA Narasumber : KH. Imam Bukhori ( Pimpinan Pondok Pesantren Ibnu Kholil ), Bangkalan (Dari buku Biografi K.H Muhammad Kholil)</b><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/kiai-kholil-bangkalan-madura-masuk-penjara.html" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kiai Kholil Bangkalan Madura Masuk Penjara" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik1Xuh8qr2PuGRqyLn-lmf5qpsjHa4tywxIsiyeedo-aa7mvbsbxF-WzPRhU3jFDGs_wPwtsWnL5st7Wel_z8jH7L5nc4X-aST5RblIxiVi_vrt5QxYwWj4q7jEmmcJLdRfQ4Ph65eZWI/s1600/mbah+kholil.jpg" /></a></div><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/kiai-kholil-bangkalan-madura-masuk-penjara.html"><b>Kiai Kholil Bangkalan Madura Masuk Penjara</b></a><br />
Beberapa pelarian pejuang kemerdekaan dari Jawa bersembunyi di pesantren Kiai Kholil. Kompeni Belanda, rupanya mencium kabar itu. Tentara Belanda berupaya keras untuk menangkap pejuang kemerdekaan yang bersembunyi itu. Rencana penangkapan diupayakan secepat mungkin. Setelah yakin bersembunyi di pesantren, tentara Belanda memasuki <b>Pesantren Kiai Kholil</b>. <br />
<br />
Seluruh pojok pesantren digrebek. Ternyata tidak menemukan apa-apa. Hal itu membuat kompeni marah besar, karena kejengkelannya akhirnya mereka membawa pimpinan pesantren, yaitu <b>Kiai Kholil</b> untuk ditahan. Dengan siasat ini, mereka berharap dengan ditahannya Kiai Kholil, para pejuang segera menyerahkan diri. <br />
<br />
Ketika Kiai Kholil dimasukkan ke dalam tahanan, maka beberapa peristiwa ganjil mulai muncul. Hal ini membuat susah penjajah Belanda. Mula-mula ketika Kiai Kholil masuk ke dalam tahanan, semua pintu tahanan tidak bisa ditutup. Dengan demikian, pintu tahanan dalam keadaan terbuka terus-menerus. Kompeni Belanda harus berjaga siang dan malam secara terus-menerus. Sebab, jika tidak maka tahanan bisa melarikan diri. <br />
<br />
Pada hari berikutnya, sejak Kiai Kholil ditahan, ribuan orang dari Madura dan Jawa berdatangan untuk menjenguk dan mengirim makanan ke Kiai Kholil. Kejadian ini membuat kompeni merasa kewalahan mengatur orang sebanyak itu. Silih berganti setiap hari terus-menerus. Akhirnya, kompeni membuat larangan berkunjung ke Kiai Kholil. Pelarangan itu ternyata tidak menyelesaikan masalah. Masyarakat justru datang setiap harinya semakin banyak. <br />
<br />
Para pengunjung yang bermaksud berkunjung ke Kiai Kholil bergerombol di sekitar rumah tahanan. Bahkan banyak yang minta ditahan bersama Kiai Kholil. Sikap nekad para pengunjung Kiai Kholil ini jelas membuat Belanda makin kewalahan. Kompeni merasa khawatir, kalau dibiarkan berlarut-larut suasana akan semakin parah. Akhirnya, daripada pusing memikirkan hal yang sulit dimengerti oleh akal itu, kompeni Belanda melepaskan Kiai Kholil begitu saja. <br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://is.gd/cmN0Zt" style="color: blue;" target="_blank" title=" Kisah Putri Siluman Dari Lampung"><b> Kisah Putri Siluman Dari Lampung</b></a><br />
<br />
Setelah kompeni mengeluarkan Kiai Kholil dari penjara, baru semua kegiatan berjalan sebagaimana biasanya. Demikian juga dengan pintu penjara sudah bisa ditutup kembali serta para pengunjung yang berjubel disekitar penjara kembali pulang kerumahnya masing-masing.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-56519606153734130242015-04-15T01:51:00.000-07:002015-04-15T01:58:04.544-07:00Kisah Uwais Al Qorni<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/kisah-uwais-al-qorni.html"><b>KISAH UWAIS AL QORNI</b></a> - <b>Uwais Al Qorni</b> Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang termasuk ahli perdagangan berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir. Sewaktu kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah badai petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terombang-ambing dan hampir tenggelam.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/kisah-uwais-al-qorni.html" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kisah Uwais Al Qorni" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpB8V4vRkyNUHNzR7Q32-yvDtnYsi4m7ieT5yXDUq3OW2X02LP_RScgjXt6e_UHpb7B115pHeJSTuR5kOe_CmfIU0sUyjfrUIpBxG78JbV34oN5cE4Y05TyJDa5Isf-KtBft7VpGu73nY/s1600/uwais1.png" /></a></div><br />
Berbagai usaha dibuat untuk menghindai kapal itu dihantam badai ombak , namun semua usaha mereka sia-sia saja. Semua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.<br />
<br />
Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah SWT. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terombang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan solat di atas air.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://v.gd/2navol" style="color: blue;" target="_blank" title="Uwais Al Qarni Terkenal Di Langit Tak Terkenal Di Bumi"><b>Uwais Al Qarni Terkenal Di Langit Tak Terkenal Di Bumi</b></a><br />
<br />
Beberapa orang pedagang yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, “<i>Wahai Wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!</i>” Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para pedagang itu memanggil lagi, <i>“Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!”</i> Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, ” Ada apa ?” Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. pedagang itu berkata, “Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil sebab tentang kapal yang hampir tenggelam ini?” Wali itu berkata, <i>“Dekatkan dirimu kepada Allah SWT.”</i> Para penumpang itu berkata, “Apa yang mesti kami lakukan?” Wali Allah itu berkata, “Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat.”<br />
<br />
Kesemua mereka sanggup meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat. Kemudian mereka berkata, “Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat.” Wali Allah itu berkata lagi, “Turunlah kamu semua ke atas air dengan membaca Bismillah.” Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan menghampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berzikir. Tidak berapa lama kemudian, kapal yang memuat muatan beratus ribu dinar itu pun tenggelam ke dasar laut. Habislah kesemua barang-barang perdagangan yang mahal-mahal tenggelam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.<br />
<br />
Salah seorang dari pada pedagang itu berkata lagi, <i>“Siapakah kamu wahai wali Allah?”</i> Wali Allah itu berkata, <i>“Saya adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uwais_al-Qarny" target="_blank">Uwais Al-Qarni</a>.”</i> Pedagang itu berkata lagi, “Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir.” Uwais Al Qorni berkata, “Sekiranya Allah SWT kembalikan semua harta kamu, Apakah kamu betul-betul akan membahagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?” pedagang itu berkata, “Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah.” Setelah wali itu mendengar pengakuan dari para pedagang itu, maka dia pun mengerjakan solat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah SWT agar kapal itu dimunculkan seperti semula bersama-sama hartanya. Tidak berapa lama kemudian, kapal itu muncul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti semula, tiada yang kurang. <b>Baca Juga :</b> <a href="http://u.to/fJYJCw" style="color: blue;" target="_blank" title="Legenda Ikan Duyung Dari Sulawesi"><b>Legenda Ikan Duyung Dari Sulawesi</b></a><br />
<br />
Setelah itu dinaikkan kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju. Setelah sampai di Madinah, pedagang yang berjanji dengan wali Allah itu terus menunaikan janjinya dengan membagi-bagikan harta kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tiada satupun yang tertinggal. Ya Allah, curahkan dan limpahkanlah keridhoan atasnya dan anugerahilah kami dengan rahasia-rahasia yang Engkau simpan padanya, AminUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-13853566694231590162013-01-26T01:19:00.000-08:002015-04-15T01:36:07.291-07:00Doa Untuk Mengembalikan Barang Yang Hilang<b>Keutamaan Surat 'Abasa untuk Mengembalikan Barang Yang Hilang</b> <br />
<br />
Setelah membaca QS. 'Abasa 1x, kemudian bacalah doa dibawah ini 3x : <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2013/01/doa-untuk-mengembalikan-barang-yang.html" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img alt="Doa Untuk Mengembalikan Barang Yang Hilang" border="0" height="40" width="550" src="http://i.imgur.com/Z6X4H6G.jpg" /></a></div><br />
<b>Artinya :</b> " <i>Wahai yang mengumpulkan manusia pada suatu hari yang tiada keraguaan didalamnya, sesungguhnya ALLAH tidak pernah mengingkari janji-Nya, kumpulkan kembali antara aku dan</i>.....* " <br />
<br />
( *... diisi nama atau barang yang hilang )<br />
<br />
Doa ini di ijazahkan dari ponpes AL-AZHAR tugung - sempu - Banyuwangi. <br />
<br />
Semoga bermanfaat..... Amin.Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-66635895115163233682015-04-14T11:23:00.000-07:002015-04-15T01:33:33.956-07:00LEGENDA BATU RANTAI<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/legenda-batu-rantai.html" title="LEGENDA BATU RANTAI"><b>LEGENDA BATU RANTAI</b></a> - Berdasarkan catatan sejarah, negara Singapura dulunya bernama negeri Temasik. Istilah “Temasik” ini diambil dari bahasa Jawa Kuna tumasik yang berarti menyerupai laut, sedangkan dalam bahasa Melayu berarti hutan rawa. Negeri ini dinamakan Temasik karena berada di tepi laut yang dihuni oleh nelayan Bumiputera (suku-bangsa Melayu). Menurut sebuah legenda, pada awalnya nelayan Bumiputra hidup tenteram, damai, dan makmur. Namun, sejak diperintah oleh seorang raja yang sangat kejam dan angkuh, maka rakyat Bumiputera menjadi resah dan menderita. Karena kekejaman dan keangkuhan raja itu pulalah, negeri Temasik dilanda malapetaka yang sangat dahsyat. Suatu hari, negeri Temasik diserang oleh ikan Todak yang sangat ganas, sehingga menyebabkan jatuhnya banyak korban dari nelayan Bumiputra yang hidup di tepi laut. Kemudian negeri Temasik ini diselamatkan oleh seorang anak kecil bernama si Kabil. Legenda ini masih berkembang di kalangan masyarakat Singapura yang dikenal dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Legenda_Batu_Rantai_%28Temasek_di_landa_Todak%29" target="_blank" title="Legenda Batu Rantai">Legenda Batu Rantai</a>.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://goo.gl/X03ESK" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="LEGENDA BATU RANTAI" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBtsbtwMhhEC9cujr8djQ-Y6x3mICHQk-qj9fMm4GcvNhY1OYGWezqfzZgiHP30O_0vgDdBfDJlcYJ0NFE3BkqaV4B4m4KAUdZzp82ypgqk4kdbPCbaW-6Bh1x79Fgu0wKDUjZzW4-3tY/s1600/Legenda_Batu_Rantai.jpg" /></a></div><br />
<a href="http://goo.gl/X03ESK"><b>LEGENDA BATU RANTAI (Temasik Dilanda Todak)</b></a><br />
Dalam sebuah kisah beberapa abad lalu, negeri Temasik diperintah oleh Paduka Seri Maharaja, seorang Raja yang terkenal sangat kejam dan angkuh. Suatu ketika, Raja itu tega menghukum mati seorang ulama yang juga sebagai pedagang dari Pasai bernama Tun Jana Khatib. Sebenarnya, ulama itu tidak bersalah, ia secara tidak sengaja berpandangan mata dengan permasuri Raja. Namun, sang Raja yang melihat kejadian itu menjadi murka. Tak ada yang bisa mencegahnya untuk menjatuhkan hukuman itu. Sang Raja pun segera memerintahkan pengawal istana untuk menangkap dan menghukum mati sang Ulama.<br />
<br />
Namun, sebelum hukuman mati itu dilaksanakan, sang Ulama berpesan kepada penduduk Temasik. "Wahai kalian penduduk Temasik! Ketahuilah! Aku rela dengan kematian ini! Tetapi raja yang zalim itu tak akan lepas begitu saja. Dia akan membayar harga atas kezaliman itu...Dan percayalah di negeri ini akan terjadi huru-hara! Negeri ini akan ditimpa malapetaka yang sangat dahsyat....!!!". Selesai menyampaikan pesan, sang Ulama pun dihukum mati. Dadanya ditusuk sebila keris oleh pengawal istana hingga tersungkur tak berdaya. Sesaat setelah sang Ulama dihukum, terjadilah sebuah peristiwa gaib. Pada saat jenazah sang Ulama dibawa ke pemakaman, tiba-tiba mayatnya menghilang. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba petir menyambar dan menggemparkan negeri Temasik, lalu disusul dentuman suara keras. Penduduk Temasik kemudian berlari menyelamatkan diri dan pergi ke tempat di mana sang Ulama dihukum. Suasana Temasik semakin gempar setelah penduduk menemukan bekas darah sang Ulama di tempat kejadian itu berubah menjadi batu.<br />
<br />
Peristiwa gaib di atas adalah pertanda akan datangnya malapetaka dahsyat di negeri Temasik. Pada suatu hari, tiba-tiba Temasik diserang beribu-ribu ikan Todak. Gerombolan ikan yang berparuh panjang, runcing, dan tajam itu menyerang penduduk sampai ke pelosok desa di sekitar pantai. Penduduk berlarian menghindari serangan ikan itu. Namun, musibah tak terelakkan lagi, banyak penduduk bergelimpangan secara mengerikan. Tak lama kemudian, kabar peristiwa ini pun sampai di telinga sang Raja. Dengan cepat, sang Raja pun segera memerintahkan pengawal istana menyediakan seekor gajah tunggangan untuk pergi ke tempat kejadian. Sesampainya di pantai, sang Raja menyaksikan mayat-mayat bergelimpangan. Sang Raja kemudian memerintahkan pengawal istana dan penduduk agar membuat pagar betis. Namun upaya itu justru membuat ikan Todak tersebut kian mengganas. Hari demi hari, penduduk yang mati dan luka-luka diserang ikan Todak tersebut semakin bertambah. Penduduk yang terluka itu, merintih dan mengerang kesakitan siang dan malam.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://v.gd/9w6EGi" style="color: blue;" target="_blank" title="Peninggalan Kerajaan Demak"><b>Peninggalan Kerajaan Demak</b></a><br />
<br />
Meskipun banyak penduduk yang menjadi korban keganasan ikan Todak tersebut, namun tak seorang pun yang berani meninggalkan negeri itu tanpa titah sang Raja. Penduduk tetap berdiri mematuhi titah raja untuk membuat pagar betis. Rintihan penduduk yang menahan sakit tidak dihiraukan sang Raja yang sangat kejam itu. Sang Raja justru diam-diam bermaksud meninggalkan negeri Temasik untuk bersembunyi. Pada saat sang Raja sedang berlari bersembunyi, ia diserang oleh seekor ikan Todak. Ia berusaha menghindar, namun baju sang Raja tersambar paruh ikan Todak. Sang Raja amat cemas dan menggigil ketakutan. “Tolooong...! Tolooong...! Bajuku robek!” jerit sang Raja ketakutan. Tetapi, jeritan tersebut tak ada yang menghiraukan. Tak seorang pun menghampiri sang Raja untuk menolongnya.<br />
<br />
Dalam keadaan panik, tiba-tiba muncul seorang anak laki-laki kecil menghampiri sang Raja. “Percuma saja Temasik dipagar betis dengan manusia, sampai habis penduduk Temasik ini, serangan ikan Todak tidak dapat dikalahkan,” kata anak kecil itu mengingatkan. Mendengar suara anak kecil yang datang tiba-tiba itu, sang Raja segera bertanya: “Hei, budak! Siapakah engkau ini, dari mana asalmu hingga beraninya engkau menasihatiku?” tanya sang Raja dengan nada kesal.<br />
<br />
Dengan santun, anak kecil itu menjelaskan dirinya: “Ampun, wahai Baginda Raja, hamba bernama Kabil. Hamba datang dari Bintan Penaungan,” jelas Kabil seraya menyembah. “Hamba hidup di pinggir laut, dan hamba mengenal sifat ikan Todak. Ikan Todak tidak dapat dilumpuhkan dengan betis manusia, melainkan dengan batang pisang. Apabila Sang Raja mengizinkan, hamba mohon agar Temasik dipagari dengan batang pisang,” kata Kabil setengah memohon. <br />
<br />
“Batang pisang? Untuk Apa?,” tanya sang Raja dengan heran. “Jika kita menggunakan batang pisang sebagai perisai di sepanjang pantai, maka paruh ikan Todak itu akan tertancap pada batang pisang. Pada saat itulah, para penduduk menggunakan kesempatan untuk membunuh ikan-ikan Todak itu,” jelas Kabil pada sang Raja. Tanpa berpikir panjang, sang Raja bertitah kepada panglima dan rakyatnya, “Wahai sekalian panglima dan rakyatku sekalian, angkutlah batang pisang sebanyak-banyaknya, lalu pagari negeri kita ini dengan batang pisang!” Mendengar titah sang Raja, seluruh panglima dan penduduk yang ada di tempat kejadian itu segera mencari batang pisang ke kebun-kebun pisang. Setelah mendapat banyak batang pisang, mereka pun membawanya ke pantai. Tak lama kemudian Temasik berubah menjadi negeri berpagar batang pisang. Ikan-ikan Todak yang sedang mengamuk itu tersangkut di batang pisang, sehingga menggelepar-gelepar tak berdaya. Penduduk pun dengan mudah membunuhnya dan kemudian mengambilnya untuk dimakan dagingnya.<br />
<br />
Rakyat negeri Temasik pun bersuka ria, karena terlepas dari malapetaka. Sebagai tanda berakhirnya kesedihan itu, maka dibuatlah pantun ikan Todak:<br />
<ul><li><i>Temasik dilanggar Todak</i></li>
<li><i>Todak melanggar batang pisang</i></li>
<li><i>Orang tua berperangai budak</i></li>
<li><i>Seperti aur ditarik sungsang</i></li>
</ul>Namun, di tengah suasana gembira tersebut, para pembesar istana justru berpikir lain. Mereka menjadi cemas dan takut kalau anak kecil itu akan merampas negeri Temasik. Merasa terancam, para pembesar istana menghadap sang Raja. “Ampun, Baginda Raja! Jika si Kabil tidak kita singkirkan, tidak mustahil suatu hari anak itu akan menguasai kita dan akan merampas negeri Temasik ini,” kata salah satu pembesar istana mempengaruhi. “Benar Baginda, selagi kecil dia sudah pintar, hingga sanggup mengalahkan ikan Todak, apalagi sudah besar kelak,” tambah pembesar istana yang lainnya. “Aku setuju, tapi kalian harus ingat, si Kabil ini anak pintar. Jika kita tidak membuanganya jauh-jauh, dia pasti akan kembali lagi ke negeri ini. Maka sebaiknya masukkan saja anak itu ke dalam kurungan baja, lilitkan dengan rantai besi, lalu tenggelamkan di tengah laut,” titah sang Raja kepada pembesar istana tersebut.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://bit.ly/1FSQmn6" style="color: blue;" target="_blank" title="Pembicaraan Bayi Dengan Tuhan Sebelum Lahir Ke Dunia"><b>Pembicaraan Bayi Dengan Tuhan Sebelum Lahir Ke Dunia</b></a><br />
<br />
Keesokan harinya, Kabil pun ditangkap, kemudian dimasukkan ke dalam kurungan baja, dikunci dan diikat dengan rantai besi, lalu dinaikan ke atas perahu. Dengan dikawal sang Raja dan beberapa pengawal istana, berangkatlah mereka ke perairan Pulau Segantang Lada, tempat dimana Kabil akan ditenggelamkan. Tak berapa lama, mereka pun sampai di tempat tujuan. “Ampun Baginda Raja! Kita sudah sampai di Perairan Pulau Segantang Lada!” lapor seorang pengawal kepada Raja. “Tenggelamkan anak kecil itu!” perintah sang Raja. Namun, sebelum ditenggelamkan, Kabil bertanya kepada sang Raja. “Beginikah balasan Baginda Raja kepada hamba? Tidakkah ada jalan lain yang lebih baik untuk menghindari kematian ini? “Baginda Raja.....hamba belum rela mati muda,” ratap Kabil dari dalam kurungan.<br />
<br />
Sang Raja hanya bergeming mendengar ratapan Kabil. Setelah itu diperintahkannya pengawal istana untuk segera menenggelamkan kurungan yang berisi Kabil itu. “Byuuurr....byuuurr....byuuur....” terdengar bunyi suara air ketika kurungan diceburkan ke dalam laut di karang Kepala Sambu. Tak lama kemudian, Kabil pun mati dalam keadaan yang mengenaskan, setelah ia baru saja berjasa menyelamatkan nyawa penduduk negeri Temasik.<br />
<br />
Sejak peristiwa mengenaskan itu, sampai saat ini, suara pusar arus mendesah, “Byuuurr ... sssh ... byuuur ....”, seolah menyimpan perasaan sedih yang menyayat. Ombak yang bertemu arus pasang sangatlah ganas, seperti orang yang meronta-ronta. Oleh karena itu, para pelaut dan nahkoda kapal yang melintasi gugusan pulau tersebut selalu menghindari karang berbahaya di perairan Sambu ini untuk menjaga keselamatan penumpangnya. Peninggalan Legenda Batu Rantai ini berada di antara gugusan Pulau Sambu dan Batam, di perairan Riau, Indonesia.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-61609562921268439452015-04-14T11:24:00.000-07:002015-04-15T01:07:28.725-07:00Kisah Legenda Batu Menangis<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/kisah-legenda-batu-menangis.html" title="Kisah Legenda Batu Menangis"><b>Kisah Legenda Batu Menangis</b></a>, BATU MENANGIS - Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan dan berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia Timur. Provinsi ini memiliki ratusan sungai besar dan kecil, sehingga dijuluki sebagai wilayah “Seribu Sungai”. <b>Kisah Batu Menangis</b>, Menurut cerita di sebuah daerah di provinsi ini ada seorang gadis cantik yang menjelma menjadi batu. Peristiwa apa yang menimpa gadis itu, sehingga menjelma menjadi batu? Ingin tahu cerita selengkapnya? Ikuti kisahnya dalam cerita Batu Menangis Berikut ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoQhjMhaTYw90HCaAbw_tiqE5rgwu-lrBQ1U51_EKpYKjA5fFMItxmjvBBJSZuac8u5F9gSH67gVBiEFKkGKqGkNjTtt12rguHf_oRzMYIICwPOHmR_4daVA0qhDCE9cSoIFPs2EPrDRs/s1600/cerita-anak-batu-menangis-cf2e43-h900.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoQhjMhaTYw90HCaAbw_tiqE5rgwu-lrBQ1U51_EKpYKjA5fFMItxmjvBBJSZuac8u5F9gSH67gVBiEFKkGKqGkNjTtt12rguHf_oRzMYIICwPOHmR_4daVA0qhDCE9cSoIFPs2EPrDRs/s1600/cerita-anak-batu-menangis-cf2e43-h900.jpg" /></a></div><br />
<a href="http://u.to/tjAJCw" title="LEGENDA BATU MENANGGIS"><b>LEGENDA BATU MENANGGIS</b></a><br />
Alkisah, di sebuah desa terpencil di daerah Kalimantan Barat, Indonesia, hiduplah seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita bernama Darmi. Mereka tinggal di sebuah gubuk yang terletak di ujung desa. Sejak ayah Darmi meninggal, kehidupan mereka menjadi susah. Ayah Darmi tidak meninggalkan harta warisan sedikit pun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, ibu Darmi bekerja di sawah atau ladang orang lain sebagai buruh upahan.<br />
<br />
Sementara putrinya, Darmi, seorang gadis yang manja. Apapun yang dimintanya harus dikabulkan. Selain manja, ia juga seorang gadis yang malas. Kerjanya hanya bersolek dan mengagumi kecantikannya di depan cermin. Setiap sore ia selalu hilir-mudik di kampungnya tanpa tujuan yang jelas, kecuali hanya untuk mempertontonkan kecantikannya. Ia sama sekali tidak mau membantu ibunya mencari nafkah. Setiap kali ibunya mengajaknya pergi ke sawah, ia selalu menolak.<br />
<br />
”Nak! Ayo bantu Ibu bekerja di sawah,” ajak sang Ibu.<br />
”Tidak, Bu! Aku tidak mau pergi ke sawah. Nanti kuku dan kulitku kotor terkena lumpur,” jawab Darmi menolak.<br />
”Apakah kamu tidak kasihan melihat Ibu, Nak?” tanya sang Ibu mengiba.<br />
”Tidak! Ibu saja yang sudah tua bekerja di sawah, karena tidak mungkin lagi ada laki-laki yang tertarik pada wajah Ibu yang sudah keriput itu,” jawab Darmi dengan ketus.<br />
<br />
Mendegar jawaban anaknya itu, sang Ibu tidak dapat berkata-kata lagi. Dengan perasaan sedih, ia pun berangkat ke sawah untuk bekerja. Sementara si Darmi tetap saja tinggal di gubuk, terus bersolek untuk mempecantik dirinya. Setelah ibunya pulang dari sawah, Darmi meminta uang upah yang diperoleh Ibunya untuk dibelikan alat-alat kecantikan.<br />
<br />
”Bu! Mana uang upahnya itu!” seru Darmi kepada Ibunya.<br />
”Jangan, Nak! Uang ini untuk membeli kebutuhan hidup kita hari ini,” ujar sang Ibu.<br />
”Tapi, Bu! Bedakku sudah habis. Saya harus beli yang baru,” kata Darmi.<br />
”Kamu memang anak tidak tahu diri! Tahunya menghabiskan uang, tapi tidak mau bekerja,” kata sang Ibu kesal.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://bit.ly/1GJybTU" style="color: blue;" target="_blank" title="Doa Untuk Mengembalikan Barang Yang Hilang "><b>Doa Untuk Mengembalikan Barang Yang Hilang </b></a><br />
<br />
Meskipun marah, sang Ibu tetap memberikan uang itu kepada Darmi. Keesokan harinya, ketika ibunya pulang dari bekerja, si Darmi meminta lagi uang upah yang diperoleh ibunya untuk membeli alat kecantikannya yang lain. Keadaan demikian terjadi hampir setiap hari.<br />
<br />
Pada suatu hari, ketika ibunya hendak ke pasar, Darmi berpesan agar dibelikan sebuah alat kecantikan. Tapi, ibunya tidak tahu alat kecantikan yang dia maksud. Kemudian ibunya mengajaknya ikut ke pasar.<br />
<br />
”Kalau begitu, ayo temani Ibu ke pasar!” ajak Ibunya.<br />
”Aku tidak mau pergi ke pasar bersama Ibu!” jawab Darmi menolak ajakan Ibunya.<br />
”Tapi, Ibu tidak tahu alat kecantikan yang kamu maksud itu, Nak!” seru Ibunya.<br />
Namun setelah didesak, Darmi pun bersedia menemani Ibunya ke pasar.<br />
”Aku mau ikut Ibu ke pasar, tapi dengan syarat Ibu harus berjalan di belakangku,” kata Darmi kepada Ibunya.<br />
”Memang kenapa, Nak!” tanya Ibunya penasaran.<br />
”Aku malu kepada orang-orang kampung jika berjalan berdampingan dengan Ibu,” jawab Darmi.<br />
”Kenapa harus malu, Nak? Bukankah aku ini Ibu kandungmu?” tanya sang Ibu.<br />
”Ibu seharusnya berkaca. Lihat wajah Ibu yang sudah keriput dan pakaian ibu sangat kotor itu! Aku malu punya Ibu berantakan seperti itu!” seru Darmi dengan nada merendahkan Ibunya.<br />
<br />
Walaupun sedih, sang Ibu pun menuruti permintaan putrinya. Setelah itu, berangkatlah mereka ke pasar secara beriringan. Si Darmi berjalan di depan, sedangkan Ibunya mengikuti dari berlakang dengan membawa keranjang. Meskipun keduanya ibu dan anak, penampilan mereka kelihatan sangat berbeda. Seolah-olah mereka bukan keluarga yang sama. Sang Anak terlihat cantik dengan pakaian yang bagus, sedangkan sang Ibu kelihatan sangat tua dengan pakaian yang sangat kotor dan penuh tambalan.<br />
Di tengah perjalanan, Darmi bertemu dengan temannya yang tinggal di kampung lain.<br />
<br />
”Hei, Darmi! Hendak ke mana kamu?” tanya temannya itu.<br />
”Ke pasar!” jawab Darmi dengan pelan.<br />
”Lalu, siapa orang di belakangmu itu? Apakah dia ibumu?” tanya lagi temannya sambil menunjuk orang tua yang membawa keranjang.<br />
”Tentu saja bukan ibuku! Dia adalah pembantuku,” jawab Darmi dengan nada sinis.<br />
Laksana disambar petir orang tua itu mendengar ucapan putrinya. Tapi dia hanya terdiam sambil menahan rasa sedih. Setelah itu, keduanya pun melanjutkan perjalanan menuju ke pasar. Tidak berapa lama berjalan, mereka bertemu lagi dengan seseorang.<br />
”Hei, Darmi! Hendak ke mana kamu?” tanya orang itu.<br />
”Hendak ke pasar,” jawab Darmi singkat.<br />
”Siapa yang di belakangmu itu?” tanya lagi orang itu.<br />
”Dia pembantuku,” jawab Darmi mulai kesal dengan pertanyaan-pertanyaan itu.<br />
<br />
Jawaban yang dilontarkan Darmi itu membuat hati ibunya semakin sedih. Tapi, sang Ibu masih kuat menahan rasa sedihnya. Begitulah yang terjadi terus-menerus selama dalam perjalanan menuju ke pasar. Akhirnya, sang Ibu berhenti, lalu duduk di pinggir jalan.<br />
”Bu! Kenapa berhenti?” tanya Darmi heran.<br />
<br />
Beberapa kali Darmi bertanya, namun sang Ibu tetap saja tidak menjawab pertanyaannya. Sesaat kemudian, Darmi melihat mulut ibunya komat-komit sambil menengadahkan kedua tangannya ke atas.<br />
<br />
”Hei, Ibu sedang apa?” tanya Darmi dengan nada membentak.<br />
<br />
Sang Ibu tetap saja tidak menjawab pertanyaan anaknya. Ia tetap berdoa kepada Tuhan agar menghukum anaknya yang durhaka itu.<br />
<br />
”Ya, Tuhan! Ampunilah hambamu yang lemah ini. Hamba sudah tidak sanggup lagi menghadapi sikap anak hamba yang durhaka ini. Berikanlah hukuman yang setimpal kepadanya!” doa sang Ibu.<br />
<br />
Beberapa saat kemudian, tiba-tiba langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar dan suara guntur bergemuruh memekakkan telinga. Hujan deras pun turun. Pelan-pelan, kaki Darmi berubah menjadi batu. Darmi pun mulai panik.<br />
<br />
”Ibu...! Ibu... ! Apa yang terjadi dengan kakiku, Bu?” tanya Darmi sambil berteriak.<br />
”Maafkan Darmi! Maafkan Darmi, Bu! Darmi tidak akan mengulanginya lagi, Bu!” seru Darmi semakin panik.<br />
<br />
Namun, apa hendak dibuat, nasi sudah menjadi bubur. Hukuman itu tidak dapat lagi dihindari. Perlahan-lahan, seluruh tubuh Darmi berubah menjadi batu. Perubahan itu terjadi dari kaki, badan, hingga ke kepala. Gadis durhaka itu hanya bisa menangis dan menangis menyesali perbuatannya. Sebelum kepala anaknya berubah menjadi batu, sang Ibu masih melihat air menetes dari kedua mata anaknya. Semua orang yang lewat di tempat itu juga ikut menyaksikan peristiwa itu. Tidak berapa lama, cuaca pun kembali terang seperti sedia kala.<br />
<br />
Seluruh tubuh Darmi telah menjelma menjadi batu. Batu itu kemudian mereka letakkan di pinggir jalan bersandar ke tebing. Oleh masyarakat setempat, batu itu mereka beri nama Batu Menangis. Batu itu masih tetap dipelihara dengan baik, sehingga masih dapat kita saksikan hingga sekarang.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://v.gd/mIsFnv" style="color: blue;" target="_blank" title="Sejarah Asal Mula Kota Pekanbaru "><b>Sejarah Asal Mula Kota Pekanbaru </b></a><br />
<br />
Demikian cerita dari daerah Kalimantan Barat, Indonesia. Cerita di atas termasuk cerita teladan yang mengandung pesan-pesan moral yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah akibat yang ditimbulkan dari sikap durhaka terhadap orang tua. Oleh karena itu, seorang anak harus hormat dan patuh kepada kedua orang tuanya, karena doa ibu akan didengar oleh Tuhan.<br />
<br />
<span style="color: #cc0000;"><b>Terkait dengan sifat durhaka ini, dalam tunjuk ajar Melayu dikatakan :</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><i>Kalau hidup mendurhaka,</i></span><br />
<span style="font-size: large;"><i>kemana pergi akan celaka</i></span><br />
<br />
<i><span style="font-size: large;">Kalau suka berbuat durhaka,</span></i><br />
<i><span style="font-size: large;">orang benci Tuhan pun murka</span></i>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-15945245608651601282015-04-14T11:40:00.000-07:002015-04-14T12:45:07.153-07:00Kisah Putri Siluman Dari Lampung<span style="color: red;"><b>KISAH PUTRI SILUMAN</b></span> - Putri Siluman adalah seorang penjaga sebuah sumur yang terdapat di daerah Lampung, Indonesia. Putri Siluman terkenal memiliki ilmu yang mampu memberikan keturunan bagi pasangan suami-istri yang belum mempunyai anak. Suatu ketika, datanglah seorang raja untuk meminta bantuan kepadanya agar dikaruniai seorang putra mahkota yang dapat meneruskan tahtanya kelak. Namun, raja itu justru jatuh cinta kepada Putri Siluman dan menikahinya. Ketika Putri Siluman hamil, mencullah masalah besar, yaitu dia mengidam kepala manusia untuk lauk makan setiap hari. Akankah sang raja memenuhi semua permintaan Putri Siluman tersebut? Ikuti kisahnya dalam cerita Putri Siluman berikut ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/kisah-putri-siluman-dari-lampung.html" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Kisah Putri Siluman Dari Lampung" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiu6aLdD3hJuTvpyBgNRR00klXbmYyBldPmETOzDwEr8iUVak-JLZUu8fsZV80vgzvuNEHDLxutCXkhZ1eGETCH2tScMAkqNJCttipB_6NCi0TlLqzsYiU0lEOx28_8JHLGtUNIjhNXs8A/s1600/srikandi2.jpg" /></a></div><br />
<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/kisah-putri-siluman-dari-lampung.html"><span style="color: blue;"><b>Kisah Putri Siluman Dari Lampung</b></span></a><br />
Alkisah, di sebuah negeri di daerah Lampung, Indonesia, ada seorang raja yang sudah puluhan tahun mengarungi bahtera rumah tangga bersama permaisurinya, namun belum dikaruniai seorang anak. Sang raja tidak sabar lagi ingin segera mempunyai putra yang kelak akan menggantikan kedudukannya. Ia pun mulai putus asa karena berbagai macam usaha telah dilakukannya, tetapi belum satu membuahkan hasil. <br />
<br />
Suatu hari, ketika sang raja sedang duduk termenung seorang diri di singgasananya, tiba-tiba seorang pengawal istana datang menghadap.<br />
“Ampun Baginda, jika kedatangan hamba mengganggu ketenangan Baginda!” lapor pengawal itu.<br />
“Kabar apa yang akan kamu sampaikan pengawal?” tanya sang raja.<br />
“Ampun, Baginda! Semoga berita yang hamba bawa ini adalah berita gembira buat Baginda,” kata si pengawal.<br />
“Kabar apakah itu, hai pengawal? Cepat katakan kepadaku!” seru sang raja.<br />
“Ampun, Baginda! Hamba baru saja mendengar kabar bahwa siapa pun yang ingin mempunyai anak hendaknya datang ke sebuah sumur yang dijaga oleh Putri Siluman,” lapor pengawal itu.<br />
“Di mana sumur itu berada?” tanya sang raja dengan tidak sabar.<br />
“Ampun, Baginda! Sumur itu berada di ujung negeri ini,” jawab pengawal itu.<br />
<br />
Tanpa berpikir panjang, sang raja segera menuju ke tempat itu untuk menemui Putri Siluman. Alangkah terkejutnya saat ia tiba di sana karena wanita yang ditemuinya berbeda dari apa yang ada di dalam pikirannya. Sebelumnya, ia mengira bahwa wajah Putri Siluman itu sangat jelek dan menyeramkan. Namun, tanpa diduganya ternyata Putri Siluman adalah seorang wanita cantik yang mempesona. Tak ayal lagi, sang raja pun terpesona kepada kecantikan Putri Siluman itu. Niatnya yang semula ingin meminta pertolongan agar ia dan permaisurinya dikaruniai anak kini berubah menjadi ingin menikahi wanita penunggu sumur itu.<br />
<br />
Putri Siluman itu pun tidak langsung menerima ajakan sang raja karena ia tahu bahwa raja itu masih mempunyai permaisuri di istana. Oleh karena itulah, ia menuntut kepada sang raja agar menceraikan permaisurinya.<br />
“Jika Tuan ingin menikahi hamba, maka ceraikanlah permaisuri Tuan terlebih dahulu karena hamba tidak rela diduakan!” pinta Putri Siluman.<br />
<br />
Sang raja yang telah dibutakan oleh cinta itu bersedia memenuhi tuntutan Putri Siluman. Apalagi ia menyadari bahwa selama ini permaisurinya tidak mampu memberikannya keturunan. Akhirnya, sang Raja bergegas kembali ke istana untuk menceraikan permaisurinya lalu mengasingkannya ke suatu tempat yang jauh. Setelah itu, ia pun menikahi Putri Siluman dan memboyongnya ke istana. <br />
<br />
Beberapa bulan kemudian, Putri Siluman diketahui sedang mengandung. Alangkah senangnya hati sang raja mendengar kabar tersebut. Kehadiran putra penerus tahta kerajaan yang sudah bertahun-tahun dinantikannya tidak lama lagi akan menjadi kenyataan. Namun, sang raja lupa jika pemaisuri barunya adalah seorang siluman. Keadaan itu baru disadarinya ketika Putri Siluman mengidam kepala manusia untuk lauk makan setiap hari. <br />
<br />
Tentu saja hal tersebut membuat sang raja bingung. Jika ia menolak permintaan Putri Siluman itu, maka keselamatan bayinya bisa terancam. Sang raja pun terpaksa menuruti semua permintaan Putri Siluman. Akibatnya, banyak rakyat yang menjadi korban. Keadaan itu membuat seluruh rakyat di negeri itu menjadi resah karena mereka tinggal menunggu giliran kepala mereka yang akan menjadi santapan Putri Siluman. <br />
<br />
Berita tentang keresahan rakyat di negeri itu pun sampai ke telinga seorang pertapa sakti. Oleh karena prihatin terhadap nasib penduduk negeri itu, maka segeralah ia turun gunung dan kemudian menuju ke istana untuk menguji kesaktian Putri Siluman. Pertapa itu datang ke istana membawa seekor kepala kambing yang sudah disulap menjadi kepala manusia untuk dipersembahkan kepada Putri Siluman. Namun, tipu muslihat pertapa itu diketahui oleh Putri Siluman. Akhirnya wanita siluman itu menjadi murka dan seketika itu pula berubah menjadi setan yang menakutkan. <br />
<br />
Meski demikian, pertapa itu tetap saja tenang dan bahkan menawarkan tubuhnya untuk dimakan Putri Siluman.<br />
“Baiklah, Putri Siluman! Jika kamu memang sudah kelaparan, aku bersedia mengorbankan seluruh tubuhku untuk kamu santap. Silakan sembelihlah aku!” seru pertapa itu. <br />
<br />
Tanpa berpikir panjang, Putri Siluman segera menyembelih dan kemudian memotong-motong tubuh pertapa itu hingga menjadi beberapa bagian. Begitu ia hendak menyantapnya, tiba-tiba potongan-potongan tubuh pertapa itu menyatu kembali. Tentu saja hal itu membuat Putri Siluman semakin murka. Dalam sekejap, seluruh tubuhnya berubah menjadi setan. Pertarungan sengit antara Putri Siluman dengan pertapa itu pun tak terelakkan lagi. Pertarungan yang berlangsung cukup lama itu akhirnya dimenangkan oleh sang pertapa, sedangkan Putri Siluman melarikan diri entah ke mana dalam keadaan hamil. Sementara itu, sang raja harus menjalani kehidupannya sebagai raja tanpa didampingi permasuri.<br />
<br />
Dua puluh tahun kemudian, di tempat pengasingannya, permaisuri raja hidup bersama dengan seorang pemuda gagah yang bernama Putra Mayang. Dia adalah putra sang raja dan sang permaisuri. Rupanya, ketika diasingkan oleh raja, sang permaisuri sedang mengandung tujuh hari. Ketika itu, jangankan sang raja, ia sendiri baru mengetahui hal itu setelah berada di tempat pengasingan. Setelah melahirkan, ia pun merawat putra semata wayangnya itu dengan penuh kasih sayang. Putra Mayang pun tumbuh menjadi pemuda yang sakti mandraguna karena sejak kecil ia berguru ilmu kesaktian kepada seorang kakek di tempat pengasingan itu. <br />
<br />
Pada suatu hari, sang permaisuri bercerita kepada Putra Mayang bahwa ayahandanya adalah seorang raja yang sangat terkenal. Mendengar cerita itu, Putra Mayang berpamitan kepada ibundanya untuk mencari sang ayah. Setelah berhari-hari berjalan menyusuri hutan belantara, tibalah ia di kota kerajaan. Putra Mayang tidak ingin terburu-buru menemui ayahandanya karena khawatir tidak diakui sebagai anak. Oleh karena itu, ia menyamar sebagai juru masak istana untuk mengetahui suasana istana dan ayahandanya. <br />
<br />
Pada suatu malam, ketika Putra Mayang sedang beristirahat tiba-tiba seisi istana menjadi gempar. Seorang bayi hilang diculik oleh seseorang yang misterius. Setelah diusut ternyata peristiwa itu bukan kali pertama terjadi di istana. Beberapa malam yang lalu, bayi seorang menteri juga menjadi korban penculikan. Mengetahui situasi tersebut, Putra Mayang mulai melakukan pengintaian secara diam-diam. Alhasil, pada malam berikutnya ia berhasil memergoki penculik tersebut dan kemudian mengejarnya hingga terpojok di sudut benteng istana.<br />
“Hai keparat, berhenti!” seru Putra Mayang.<br />
<br />
Penculik itu pun terpaksa berhenti karena terpojok. Sambil menggendong seorang bayi, penculik itu balik menantang Putra Mayang untuk mengadu kesaktian.<br />
“Hai, anak muda! Ambillah bayi ini jika kamu berani!” tantang penculik itu.<br />
“Hai, Penculik! Siapa kamu dan kenapa kamu menculik bayi yang tidak berdosa itu?” tanya Putra Mayang.<br />
“Ketahuilah, aku ini adalah anak Putri Siluman dan raja negeri ini! Ha… ha… ha…!!!” jawab penculik itu seraya tertawa terbahak-bahak. <br />
<br />
Rupanya, beberapa hari sebelum kedatangan Putra Mayang ke istana, anak Putri Siluman itu terlebih dahulu tiba di istana untuk mencari ayahandanya dan ternyata sang raja mengakuinya sebagai putra. Namun, tanpa sepengetahuan sang Raja, anak Putri Siluman itu menuruni tabiat ibunya sebagai siluman yang suka memangsa manusia. <br />
<br />
Mendengar pengakuan tersebut, Putra Mayang menjadi tidak sabar ingin melenyapkan manusia siluman itu. Pertarungan antara kedua pemuda yang bersaudara seayah itu tidak terelakkan lagi. Dalam pertarungan tersebut, Putra Mayang berhasil mengalahkan anak Putri Siluman. <br />
<br />
Sementara itu, Putri Siluman yang mengetahui hal tersebut menjadi murka. Ia pun mendatangi Putra Mayang di istana untuk membalaskan dendam anaknya sehingga terjadilah pertarungan sengit di antara keduanya. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Putra Mayang berhasil membinasakan Putri Siluman. Kematian wanita siluman dan putranya itu disambut gembira oleh sang raja dan seluruh rakyatnya. Negeri itu pun kembali aman dan damai.<br />
<br />
Sementara itu, Putra Mayang segera menghadap sang raja untuk menyampaikan maksud kedatangannya ke istana.<br />
“Ampun, Baginda! Apakah Baginda masih ingat dengan permaisuri yang pernah Baginda ansingkan dua puluh tahun lalu?” tanya Putra Mayang.<br />
<br />
Mendengar pertanyaan itu, sang raja langsung tersentak kaget.<br />
“Hai, anak muda! Apakah kamu mengenalnya? Apakah permaisuriku itu masih hidup?” tanya sang Raja secara bertubi-tubi.<br />
<br />
Betapa terkejutnya sang raja ketika pemuda itu mengaku bahwa dia adalah putra dari permaisuri yang malang itu.<br />
“Apa katamu? Kamu jangan mengada-ada, wahai anak muda! Bukankah permaisuriku itu mandul?” tanya sang raja.<br />
<br />
Putra Mayang pun menceritakan semua peristiwa yang dialami bersama ibundanya di tempat pengasingan hingga ia bisa sampai ke istana. Mendengar cerita itu, sang raja menjadi terharu dan kemudian lansung merangkul Putra Mayang.<br />
“Oh Putraku, maafkan ayah nak! Ayah sangat menyesal karena telah menyia-nyiakan kalian,” ucap sang Raja sambil meneteskan air mata dalam pelukan putranya.<br />
“Sudahlah, Ayahanda! Lupakanlah semua yang sudah terjadi,” ujar Putra Mayang dengan penuh bijaksana.<br />
“Terima kasih Putraku karena kalian sudah memaafkan kesalahan ayah,” kata sang raja.<br />
“Baiklah, ayahanda! Sebaiknya kita segera menjemput ibunda. Beliau sudah lama sekali merindukan ayahanda,” kata Putra Mayang.<br />
<br />
Setelah menyiapkan segala perlengkapan dan sejumlah pengawal istana, berangkatlah sang raja bersama Putra Mayang untuk menjemput permaisurinya di tempat pengasingan untuk diboyong ke istana. Akhirnya, sang raja dapat berkumpul kembali bersama permaisuri dan putranya. Mereka pun hidup rukun dan bahagia.<br />
<br />
<b>Baca Juga :</b> <a href="http://bit.ly/1IaBwsj" style="color: blue;" target="_blank" title="7 Tips Membeli Batu Akik Yang Asli"><b>7 Tips Membeli Batu Akik Yang Asli</b></a><br />
<br />
Demikian cerita Putri Siluman dari daerah Lampung, Indonesia. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita di atas adalah bahwa sebaiknya kita jangan terlalu cepat berputus asa seperti sang raja. Oleh karena putus asa tidak dikaruniai seorang putra, ia rela menceraikan permaisurinya dan menikah dengan wanita siluman. Akibatnya, banyak orang yang menjadi korban atas tindakannya tersebut. Selain keluarganya tersia-siakan, banyak pula rakyatnya yang menjadi korban dari keberingasan Putri Siluman dan putranya yang suka memangsa manusia. Selain itu, sifat pemaaf seperti yang dimiliki oleh Putra Mayang dan ibundanya merupakan sifat yang terpuji. Sebesar-besar kesalahan sang Raja, mereka masih bersedia memaafkannya sehingga mereka pun dapat berkumpul kembali dan hidup bahagia.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-743340129445843937.post-2839572515241818852015-04-14T11:41:00.000-07:002015-04-14T12:11:41.630-07:00Batu Berwajah Manusia Yang Dapat Menangis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://goo.gl/4H7RUZ" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="BATU MENANGGIS" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8SndVzqu-43T7x4961PjfQP0osEcbXc1L5xuDy67jJzQKq90NtXU3PaqEOzwhJaLO3GSmmge5RrF9Nq92LqL4qQcXlsjYVFfOcYlBnfMTjICpFNQBIXU1j714SVhFaslPJYwsp6iNmQk/s1600/BATU+MENANGGIS.JPG" /></a></div><br />
<a href="http://5antri.blogspot.com/2015/04/batu-berwajah-manusia-yang-dapat.html"><b>Batu Berwajah Manusia Yang Dapat Menangis</b></a> <b>- Warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, dihebohkan dengan sebuah batu berbentuk wajah manusia. Warga di sekitar lokasi mengaku kerap mendengar suara tangisan dari batu tersebut. Air juga keluar dari celah batu yang mirip dengan wajah anak kecil itu. Batu Menanggis unik dan aneh.</b><br />
<br />
Tak seorang pun warga yang mengetahui misteri benda yang dinamai batu menangis tersebut.<br />
<br />
Jumhur, warga sekitar, Kamis (11/10/2012), mengatakan, benda tersebut merupakan satu dari ratusan batu yang terlempar dalam letusan Gunung Guntur pada 1980-an.<br />
<br />
Batu tersebut terletak di Kampung/Desa Pananjung, Kecamatan Tarogong Kaler, atau hanya berjarak puluhan meter dari objek wisata pemandian air panas Cipanas.<br />
<br />
<b>Baca juga :</b> <a href="http://goo.gl/HOCyxt" style="color: blue;" target="_blank" title="Cerita Habib Hasan bin Ja’far Assegaf"><b>Cerita Habib Hasan bin Ja’far Assegaf</b></a><br />
<br />
Bila dilihat dari jarak satu meter akan terlihat jelas bahwa batu besar yang berada di tengah lahan bekas situ itu sangat menyerupai wajah anak kecil.<br />
<br />
Celah kecil di batu tersebut membentuk kedua mata, hidung, dan mulut. Terlihat juga ekspresi wajah yang menunjukkan kesedihan.<br />
<br />
Sebelumnya, batu tersebut terendam air di situ. Namun, saat air kering dan <b>batu</b> berubah menjadi lahan pertanian, baru terlihat jelas kemiripan batu itu dengan wajah manusia.<br />
<br />
Jumhur menambahkan, suara tangisan biasanya terdengar pada malam Jumat. Tak hanya suara tangisan, batu itu juga mengeluarkan air layaknya manusia saat menangis. Berita tentang batu aneh itu menyebar cepat dan menjadi buah bibir di Garut.<br />
<br />
Jumhur dan warga lainnya berharap batu tersebut tidak dipindah sehingga bisa menjadi objek wisata. <b>Baca juga</b> <a href="http://bit.ly/1FGbpXy" style="color: blue;" target="_blank" title="Museum Masjid Agung Demak"><b>Museum Masjid Agung Demak</b></a>Unknownnoreply@blogger.com0